Chapter 14

4K 793 99
                                    

[Song : Sia - Fire Meet Gasoline]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Song : Sia - Fire Meet Gasoline]

***

Pukul tujuh malam, Jihwan berdiri di balkon dan memandangi langit malam berbintang. Sebentar lagi Jungkook akan pergi bekerja seperti malam-malam biasanya. Pria itu nampaknya tak terlalu menanggapi luka serta sakit di tubuhnya dengan serius namun di sisi lain Jihwan juga tak memiliki hak untuk menahan Jungkook agar tak beraktivitas berlebihan dahulu.

Tak berselang lama Jihwan berada di balkon, Jungkook datang dan berdiri di samping wanita itu, sukses membuat Jihwan mengalihkan pandangannya. Jungkook sudah terlihat rapi dalam balutan jaket kulit berwarna hitam dan juga topi dengan warna senada.

"Aku ingin menawarkan sesuatu," kata Jungkook tanpa menatap ke arah lawannya. Jihwan menyipitkan matanya penasaran ketika mendengar penuturan tersebut. "Kau bisa ikut denganku malam ini. Asal kau bisa menjaga kepercayaanku untuk tidak kabur atau jauh dariku."

"Ke mana?" tanya Jihwan kedengaran tak yakin bersedia ikut.

"Ke rumah bordil."

"Tidak. Akan ada banyak laki-laki bajingan di sana. Aku tidak bisa." Raut wajah Jihwan berubah masam seketika. Bibirnya mengerucut dan sepersekon kemudian berniat kembali ke kamar, akan tetapi Jungkook menahan lengannya sehingga manik mereka bertemu di satu titik. Jungkook bisa menangkap ketakutan yang dirasakan oleh lawannya, lantas Jihwan menyingkir dan menggeleng sebagai bentuk penolakan tegas.

"Ada aku dan Sean. Aku tahu kau merasa suntuk."

"Tidak, Jun Jungkook. Persetan dengan rasa suntuk, aku mau tidur saja."

Jungkook melipat bibirnya rapat sambil mencari opsi lain. "Kau bisa menunggu di mobil."

"Aku tidak mau, Jun! Demi Tuhan tak mau. Kenapa kau terus memaksaku?!" maki Jihwan sambil berharap ia bisa menahan diri agar tak melayangkan tinju ke tubuh Jungkook. Matanya menatap nyalang ke arah pria itu, terlihat seperti akan menangis lalu mendengus dan pergi meninggalkan balkon. Jungkook yakin ia baru saja melihat kilat kemarahan di mata Jihwan dan ketika masuk ke kamar, dia tak lagi menemukan Jihwan.

Jungkook mendapati pintu kamar terbuka kemudian memutuskan untuk keluar dan mencari tahu ke mana Jihwan akan pergi. Dia melihat wanita itu menuruni anak tangga terburu-buru, lantas menyusulnya dengan langkah yang sama cepat.

"Hwan, kau mau ke mana?" tanya Jungkook ketika hampir menyamai langkah Jihwan. Wanita itu menoleh dengan raut wajah tak bersahabat. Bola matanya berbinar-binar karena tergenang air mata.

"Aku mau tidur dengan Yuki." Jihwan memandang lekat sebelum pergi dari hadapan Jungkook. Dia merasa sedikit khawatir, namun memilih untuk tak menunjukkannya. Jihwan tidak ingin melihat Jungkook kembali dalam keadaan terluka lagi malam ini. "Terima kasih atas tawarannya. Tapi aku sungguh tidak suka rumah bordil."

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang