Pelajaran Olahraga

25 8 6
                                    

"hah, padahal masih penasaran"ucap Lisa

"Kepo aja Lo, sama urusan orang" aku memilih minuman yang berada di jejeran jajanan Bi Lina, Penjual di kantin

"Ya, aneh aja gitu. Dari kita ber-4. Cuma Mina yang kelihatan nggak ada nyali buat ngomong tentang cinta!"

"Itukan, kelihatanya doang"

Kami berjalan menuju sebuah bangku di kantin, untuk duduk dan menikmati semangkok bakso. Aku mulai menyendok bakso itu kedalam mulutku. Berbeda dengan Lisa yang masih nampak berfikir dengan raut muka membuat orang yang melihatnya kehilangan nafsu makannya. Jadi, aku memilih mengalihkan pandanganku ke arah mangkuk bakso saja.

"Iya juga sih. Mungkin emang udah jodoh kali mereka"

"Hmm. Ya, ya" aku hanya mengunyah bakso sambil mengangguk-angguk seakan-akan mengerti

"Eh iya. Si Jimin kapan pulang?"

"Ekhem, kangen?"

"Yeuh! Bukan gitu!"

"Lalu? Maksudnya apa Mbak Lisa?"

"Mbak lagi!. Tabok nih?"

"Ya, jangan. Kan nanya doang"

"Masa nggak ingat? Kemarin dia janji mau beliin pempek, kalo udah pulang!"

"Oh iya! Aduh! Kok bisa lupa?!"

"Nah, kan emang dasarnya pikun!"

"Pokoknya! Kita harus nagih!"

"Hahaha. Ashiap!"

"Eh, nanti kita pelajaran olahraga kan?" Tanyaku

"Ya. Tentang basket"

"Tidak!" Mataku melotot. Seketika mukaku berubah menjadi masam

"Kenapa?"

"Hah, gue pendek!"

"Akhirnya. Miyeon sadar kalo dia pendek!"

"Yah, mulai ngeselin nih!"

"Hahahaha" tawa kami menghiasi obrolan kami sampai bel masuk berbunyi.

Kringg!!

"Udah masuk nih!" Tanya Lisa

"Balik ke kelas yuk?"

"Hayuk!"

"Eh, bakso Lo?" Aku melihat mangkuk Lisa yang masih penuh

"Hah, nggak nafsu!"

"Buat gue ya?"

"Ambil aja"

"Bu Lina! Bungkus baksonya ya! Pulang Miyeon ambil!" Teriakku

"Siap non!" Ucap Bi Lina

"Hah, dasar!"

"Hehe daripada mubazir!"

"Iya-iya"

Kamipun berjalan menuju kelas. Kadang ada beberapa anak-anak lain yang menyapa kami. Lisa lebih tepatnya. Karena maklum saja, Lisa adalah salah satu anggota paduan suara yang sangat terkenal di sekolah.
Anak-anak mengganti pakaian olahraganya di toilet.

"Loh! Baju gue?!" Aku kaget saat mencari baju olahraga di tasku tidak ada

"Kenapa?" Lisa menghampiriku

"Baju gue! Hilang!"

"Loh, kok bisa?"

"Nggak tau. Tadi pagi, gue taroh sini!"

"Ada apa. Miyeon?" Mina menghampiri kami

"Baju olahraga gue! Hueeee!!!" Aku cemberut dan panik

"Hah, Lo itu ya! Tadi pagikan Lo taruh di loker! Bukan di tas!" Ucap Mina

"Ha?" Aku mengingat-ingat lagi perkataan Mina

"Nih!" Mina memberiku sebuah tas berisi baju olahragaku

"Oh iya, lupa. Hehe"

"Mina. Kalo dia bukan temen kita nih ya. Gue tabok sekarang sumpah!" Bisik Lisa

"Hush! Jangan gitu Napa!"

"Ngeselin dia Min!"

"Ah, mending kita ganti baju dulu!"

"Nah, bener tuh! Jangan marah-marah terus!" Ucapku

"Lo yang bikin gue naek darah!"

"Ya maap"

Kami berganti seragam menjadi pakaian olahraga. Setelah itu kami berkumpul di lapangan dan sudah di tunggu oleh Pak Chen.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi pak!"

"Baiklah, kalian sekarang akan belajar tentang materi bola basket. Kalian akan memperhatikan dahulu, baru nanti kalian akan mencoba satu persatu!" Jelas Pak Chen.

"Ya pak!"

Setelah pak Chen memperagakan materi bola basket. Kamipun satu persatu mencoba untuk melakukan sama seperti pak Chen. Mina dan Lisa lancar saja mencobanya. Sekarang giliranku.

"Hah, harus tenang"ucapku pelan

"Ayo, Miyeon"

"Baik pak!"

Satu....

Dua....

Tiga....

Aku berlari ke arah ring dengan mendribel bola basket di tanganku. Tapi saat aku ingin loncat dan melemparnya.

"Oh tidak!"

I wanna resetWhere stories live. Discover now