Hari yang Jauh dari Kata Indah

52 11 6
                                    

Pagi hari bukanya di awali dengan sarapan atau dengan perasaan yang senang. Tapi ini jauh dari itu, sekarang aku sedang berlari menuju sekolah sambil memakan sepotong roti di mulutku. Sayang sekali, biasanya Jimin menjemputku untuk berangkat bersama ke sekolah, tapi baruku ingat bahwa ia sedang pergi ke rumah kakeknya sejak dua hari lalu.

"Swudah jwam swuegini"ucapku dengan mulut penuh roti sambil berjalan

Setelah habis kumakan, langkah kaki ku percepat agar segera sampai ke sekolah sebelum bel berbunyi.

"Ini merepotkan, bagaimana aku bisa lupa? Bahwa Jimin sedang pergi??"batinku

Kemalangan ternyata terus membuntutiku, belakang sepatu kananku terlepas karena kaki kiriku tidak sengaja menginjaknya

"Ah, ini merepotkan!" Ucapku lalu berjongkok

Tin!!...

Suara klakson motor membuatku tetiak, dan akupun refleks menutup mataku dengan tanganku.

"Aaaaaa!"

"Mati! Sudah mati!, Pasti sudah mati!"Ocehku

"Oi" ucap seseorang yang membuatku heran

"Tunggu, sejak kapan? Malaikat berbicara 'oi'?, Apakah tidak ada yang lebih estetik?"batinku

Akupun heran dan menoleh ke sumber suara itu. Dan itu membuat ekspresi mukaku berubah, dari yang heran menjadi kesal. Ternyata, ada Taehyung yang sedang terkikik di atas motornya.

"Oi! Malah ketawa!"

"Salah sendiri, ngapain jongkok di jalan?"

"Terserah gue dong, mau gue mandi di jalan juga suka-suka gue" ucapku jengkel

Deg!

Aku baru ingat bahwa aku hampir telat masuk sekolah, karena terlalu sibuk dengan Taehyung, aku Jai berhenti dan bukanya segera berangkat ke sekolah.

"Ah, sudahlah! Jadi makin telat kan!"

"Heh?" Taehyung masih menyimak perkataanku

"Dahlah,bye!" Aku berlari dengan cepat menuju sekolah.

"Oi, tunggu!" Teriak Taehyung dari belakang, tapi aku tidak menggubrisnya

Setelah berlarian dengan keringat bercucuran, akhirnya aku telah sampai di depan gerbang sekolah.

Kring!!

Dan sangat tepat saat bel sekolah berbunyi nyaring.

"Akhirnya hah, nyampe jugah" ucapku ngos-ngosan

Tin..

"Ya ampun! Untung gue nggak jantungan!" Ucapku jengkel saat melihat lagi-lagi Taehyung mengagetkanku dari belakang.

"Aneh" ucapnya pelan lalu pergi ke parkiran

"Maksudnya?" Tanyaku dari jauh

Setelah memarkirkan motornya, ia menghampiriku dengan ekspresi heran.

"Lo pikun?" Tanyanya

"Hah?"

"Kita satu kelas oy! Kenapa nggak bareng aja tadi?, Malah ngacir duluan"

Jeng

Jeng

"Eh?"

"Aneh!" Ucapnya pelan lalu pergi dan meninggalkanku yang masih terpatung.

Namaku Miyeon. Choi Miyeon lebih tepatnya, aku memiliki tiga sahabat. Yaitu Jeon Jimin, Kang Lisa dan satu lagi yaitu Go Mina. Semuanya selalu ada untukku. Apalagi... Saat aku sedang mengalami masalah. Salahsatunya saat ku lupa akan sesuatu.

"Hah, ini melelahkan!" Ucapku

Aku berjalan ke arah bangku miliku dan segera membenamkan kepalaku dalam meja.

"Eh Miyeon" Mina mendatangiku

"Hm?"

"Ya ampun, Lo kenapa? Rambutmu berantakan" ucap Mina

"Tidak ada apa-apa, hanya kelelahan. Berlari dari rumah"

"Lagi?"

"Ya" ucapku singkat

"Ini sudah yang ke dua kalinya, dari tiga hari setelah Jimin pergi!" Ucap Mina

"Ya, begitulah"

"Lo ini ya!, sebabnya kenapa lagi kali ini?"

"Lupa" ucapku

"Lupa terus. Jangan bicara seperti itu! Nanti bisa-bisa kau amnesia bagaimana?"

"Mina! Jangan begitu, ah!" Ucap Lisa saat datang

"Hei, Lisa" ucapku pelan

"Kenapa dia?" Tanya Lisa pada Mina

"Biasalah..." Ucap Mina

"Hah? Lupa. Lagi?"

"Yap betul!" Ucap Mina

"Gue kan hanya... Lupa doang"

"Lupa doang?!" Ucap mereka kompak

"Santai kawan... Sabar-sabar...." Ucapku

BRUKK!"

"Heh? Apa itu!??" Ucap kami kompak saat mendengar sesuatu terjatuh.




I wanna resetOnde as histórias ganham vida. Descobre agora