"Kecelakaan Kek?"

"Iya, tapi Alhamdulillah sudah mendapatkan penanganan dari dokter dan sempat di rawat di rumah sakit"

"Keluarga Alesha sedang sibuk mencari keberadaannya Kek, Hanif sendiri juga ikut nyari. Hanif gak nyangka ternyata dia ada di sini"

"Alesha ingin menenangkan dirinya di sini, tidak mudah bagi Alesha menerima kenyataan yang ia hadapi saat ini, dia lumpuh Nif"

"Ya Allah" Hanif terkejut mendengar ucapan Muis.

"Nanti kalau saya sudah siap pulang saya pulang kok, Mas jangan kasih tau Kak Luna ya, pliss ... Saya masih ingin di sini" ucap Alesha memohon pada Hanif.

Hanif menatap Alesha dengan sorot mata berkaca-kaca melihat kondisi Alesha sekarang, dengan cepat Hanif mengalihkan tatapannya. "Baiklah jika itu yang kamu mau" ucap Hanif memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"Eh ada Nak Hanif, Zara baru kemarin balik kota"

"Iya Bu, baru sempat pulang"

"Rupanya Zara dan Mas Hanif satu kampung" gumam Alesha.

"Neng waktunya masuk, gak baik senja di luar, sudah mau malam" ucap Asri

"Biar saya aja Bu yang dorong" ucap Hanif

"Baguslah Nif, bawa Alesha masuk" ucap Muis

"Ibu kalau mau pulang, pulang aja ya Bu, sudah mau malam" ucap Alesha

"Iya Neng. Kalau gitu ibu pulang ya Neng"

"Iya Bu. Makasih untuk hari ini"

"Iya Neng"

"Ayo masuk" ucap Hanif mendorong kursi roda Alesha, sungguh hal itu membuat Alesha bahagia, sangat bahagia, namun ia kembali di ingatkan tentang siapa Hanif, Hanif yang sebentar lagi akan jadi kakak iparnya.

Penyakit Alesha kembali kambuh, setiap bertemu Hanif, jantung yang selalu berdebar-debar, jantungnya kembali tidak normal, hal itu meresahkan Alesha karena debaran jantung yang cepat.

"Mas kapan balik ke kota?"

"Kamu ngusir saya? Gak sabar saya balik?"

"Eh, bukan seperti itu, saya cuma nanya, Mas ini, kok mikir gitu"

"Mungkin Minggu"

"Eh, di dorong cucu nenek rupanya"

"Ternyata mereka sudah saling kenal, Alesha adik bos Hanif di kantor" jelas Muis.

"Wah ... beneran Nif?"

"Iya Nek, gak nyangka kan Nek? Pantesan Hanif tiba-tiba mau ke kampung, rupanya ada dia di sini"

"Eh" ucap Alesha salting mendengar ucapan Hanif.

"Alesha cucu ke enam nenek Nif"

"Wah, sudah di anggap cucu lagi" ucap Hanif

"Siapa lah yang tidak ingin mempunyai cucu secantik dan sebaik Alesha" ucap Munah.

"Gapapa kan Mas, Nenek dan Kakek Mas saya ambil"

"Gapapa, asal jangan beralih sayang ke kamu, nanti saya cemburu, nenek dan kakek sendiri sayang cucu angkat daripada cucu sendiri"

Semakin ke sini Alesha merasa sangat nyaman bicara dengan Hanif, seakan lupa dengan keadaannya. Mudahnya perasaannya kembali, hanya dengan berbicara seperti itu, perasaan yang mati-matian ia lupakan dan hilangkan.

"Sadar Alesha! Dia calon kakak ipar kamu!"

"Sha mau ke kamar dulu ya" ucapnya.

"Saya bantu"

"Gak usah Mas, bisa sendiri" jawab Alesha lalu menjalankan kursi rodanya dibantu dengan tangannya.

"Alesha mau ke atas kasur?"

"Gak kok Kek, cuma mau ke kamar aja"

"Kalau mau ke kasur, kasih tau nenek"

"Iya Nek" jawab Alesha tersenyum.

Sebelum masuk ke kamar, Alesha terdiam mendengar obrolan mereka.

"Mohon doanya Nek, kek" hanya itu yang mampu Alesha dengar.

"Apakah Mas Hanif ke sini ingin memberi tahu bahwa ia akan segera menikah?" pikir Alesha.

Alesha kembali menjalankan kursi rodanya masuk ke dalam kamar. Sampai di kamar, Alesha menutup pintu kamarnya.

Kehadiran Hanif di rumah itu masih sulit ia percaya. Takdir mempertemukannya dalam rumah yang sama, Alesha merasa takdir sedang mempermainkannya, saat ia belajar melupakan Hanif, malah ia dipertemukan di tempat yang tidak terduga, seakan takdir ingin mereka lebih dekat.

"Bagaimana bisa move on dari perasaan ini, kalau dianya ada di rumah ini"

"Melupakan dia adalah hal yang harus kamu lakukan Alesha, sebentar lagi dia akan menjadi milik kakak mu dan menjadi kakak iparmu" ucap Alesha pada dirinya sendiri

"Apa rencana Mu ya Allah, kenapa harus dia yang ada di sini? Kenapa tidak pria lain saja? Aku hanya takut ya Allah, takut perasaan ini semakin dalam dan akhirnya kecewa, aku tau perasaan ini salah, tidak seharusnya perasaan ini ada" Alesha memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.

Komentar di buka, silakan komentar sebanyak-banyaknya 😄 don't forget Vote nya!
.
.
.
Next gak nih?

Ig : @yuyun_erlinna

Bukan wanita biasa (TAMAT)Where stories live. Discover now