Kedua, Hari Pertama Sekolah (2)

233 127 11
                                    


Naya terlalu terlarut dalam lamunan-nya.

Sampai-sampai,,

"dek mau kemana?" Tanya supir angkot kepada Naya.

"ke SMP Bintang Negara mang." Jawab Naya.

"Lah dek udah kelewat dari tadi itu, jangan bengong ya, adek tau jalan nya kan?" Ucap salah satu penumpang.

"Iya tau kak, terimakasih ya kak. Mang saya turun disini." Jawab Naya

Supir itu menghentikan mobilnya di sebelah kiri sambil menunggu Naya keluar.

Naya membayar jasa angkot itu sesuai  harga yang diberikan supir.

Karena sangat jarang angkot yang lewat di arah sebaliknya.

Naya harus berjalan kaki menuju sekolah nya karena jika ia menunggu angkot atau ojol akan memakan waktu lebih lama.

jaraknya lumayan jauh, yaitu sekitar 1,5 kilometer.

20 menit sudah berlalu

Jam menunjukkan pukul 06.50, tetapi Naya baru berjalan 400 meter.
Sementara gerbang sekolah akan ditutup pukul 07.15.

Muka Naya sudah berubah, ia terlihat sangat pucat.

"Lari engga ya? tapi nanti bajuku berantakan,, telpon kakek? ehh jangan, aku engga mau temen-temen tau aku itu orang yang sangat terpandang. Ya sudahlah aku berjalan saja, telat sekali seumur hidup tidak apa-apa kan, lagi pula hidupku sudah engga lama lagi." Ucap Naya dalam hati sambil cekikikan.

Seseorang yang mengendarai motor dari belakang tau kalau Naya sudah lelah berjalan dan memutuskan untuk menghampirinya.

Ia datang dan berbicara basa-basi kepada Naya agar tidak terlihat kalau dia mengkhawatirkan Naya "heh lu kenapa? ketawa sendiri serem amat, merinding gue."

Wajah polos Naya terlihat linglung melihat orang itu.

"Eh cil,, seragam lo sama kayak gue, tapi lo masih baru tuh kelihatan-nya." Orang itu berbicara lagi dengan nada meledek Naya.

"Nama kakak siapa? Kakak sekolah di SMP Bintang Negara?" Tanya Naya.

"Elah,, nama gue Rafael Ardhinata, iya gw sekolah disana juga. Udah buruan naik motor gue, keburu ditutup gerbangnya." Jawab Rafael sambil menarik tangan Naya agar cepat naik ke motor beat merah miliknya.

Jalan menuju SMP Bintang Negara memang tidak melewati jalan raya. Tetapi Naya tetap saja bingung, "mengapa seorang murid SMP boleh mengendarai motor?" Ucap Naya dalam hati.

Rafael langsung memberikan sebuah helm coklat kepada Naya agar tetap aman saat berkendara.

Lalu Naya memakai helm yang diberikan Rafael dengan terburu-buru.

Tanpa sepatah kata pun Naya menaiki motor itu karena waktunya memang sudah mepet.

Naya tidak tahu dia harus berpegangan dengan apa, sementara motor itu terus melaju cepat.

Rafael yang menyadari hal itu langsung berkata "Cil,, lo pengangan pundak gue aja gapapa." dengan nada suara yang keras agar terdengar oleh Naya.

Naya menuruti perintah Rafael, meski Naya merasa canggung ia tetap menuruti perintah Rafael agar bisa duduk dengan nyaman.

Tak lama mereka sampai di sekolah dan Rafael langsung memarkirkan motornya di parkiran siswa.

Saat Naya turun dari motor, Rafael langsung mengucap "Iya sama-sama."

"Makasih kak,, nanti uang bensin nya aku ganti, nama aku-" Belum selesai Naya berbicara Rafael langsung memotong pembicaraan Naya.

"Ngga usah." Ucap Rafael singkat.

Padahal bisa saja Naya membelikan motor baru sebagai ganti telah menyelamatkan-nya dari keterlambatan.

"Oke kak makasih banyak yaaa!" Ucap Naya sambil tersenyum manis kepada Rafael.

"lucu juga, ehh sadar woy selera lo eunha noona." Ucap Rafael dalam hati.

Skip parkiran

Naya duduk di bangku depan sebelah kanan.

5 menit kemudian

2 orang masuk ke dalam kelas Naya. Tampaknya itu adalah kakak osis yang ditugaskan menjadi pemandu MOS (Masa Orientasi Siswa).

Salah satu dari mereka memulai perkenalan diri.

"Halo, nama gue Laila Calestia, panggil aja kak Laila." Ucap Laila.

"Gue Jeffrey Jung, panggil aja kak Jepri." Ucap si blasteran tampan itu.

"Ayo sekarang kalian yang kenalan, dimulai dari,, depan paling kanan deh, Ayo kamu berdiri, kenalan sama temen-temen baru!" Jelas Laila.

"Halo semuanya,, nama aku Nayara Friska Alexander, kalian bisa panggil aku Naya, Salam kenal semuanya." Ucap Naya saat perkenalan diri.

Tiba-tiba Jeffrey menunjuk seseorang yang duduk dibelakang dan berkata "Eh lo yang belakang, cantik haha, Kenalan dong."

"Halo,, nama saya Nadira Shaka, bisa dipanggil Dira." Ucap Dira.

Dira benar-benar polos, dia langsung memperkenalkan dirinya. Padahal Jeffrey hanya ingin merayunya.

"Halo guys, welcome back to my channel." Rafael datang menyambut dirinya sendiri seakan ia sedang membuat opening vlog layaknya seorang youtuber.

Rafael menyadari ada seseorang yang menebeng dia tadi di dalam kelas itu.

"Ka Rafael ya?" Tanya Naya.

"Apa cil?" Jawab Rafael singkat.

"Eh anjir udah ngegebet aja lo." Ucap Jeffrey meledek Rafael.

Rafael tidak menjawab apa pun, ia hanya melirik Laila dengan tatapan yang tajam.

Tidak ada percakapan lagi antara Rafael dan Naya.

Perkenalan dilanjutkan kepada siswa-siswa lain yang ditunjuk Laila satu persatu.





olaaaa maapin ceritanya ngebosenin huhu😭😭😭
ramein dong😗
jan lupa vote juga😗🥰
bakalan update tiap hari kalo gasibuk ngejar deadline tugas sekolah
btw makasi yang udah baca

Jangan Membenci Hujan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang