🍂 26 🍂

238 49 147
                                    

Jae Hyun mengedarkan pandangannya ke dalam seisi kelas, semua kursi telah terisi oleh murid-murid kelasnya. Tampaknya tidak ada yang terlambat hari ini, hingga maniknya melihat meja di samping.

"Ke mana anak ini? Bukannya tadi dia sudah datang?"

Jae Hyun menatap heran kursi Min Ho. Pasalnya pemuda itu sudah berada di sampingnya sejak tadi, dan tiba-tiba dia menghilang begitu saja.

"Apa dia sedang ke toilet?"

"ADA SESEORANG YANG JATUH!" teriak Lee Hae Chan.

Jae Hyun spontan berlari ke arah jendela sebelum ramai oleh kerumunan siswa. Ketika dia menengok ke bawah, benar saja, ada tubuh seorang laki-laki yang bersimbah darah di bawah sana.

"Hei, bukannya itu Seo Chang Bin?" bisik seseorang di antara kerumunan itu.

"Iya, sepertinya dia."

"Tunggu, tapi untuk apa dia meloncat dari atas sana?"

Jae Hyun menajamkan telinganya, dia harus tahu informasi penting ini.

"Entahlah, kudengar hidupnya memang tidak seindah yang dibayangkan."

"Itu semua orang juga tahu, bodoh." Jae Hyun membatin.

"Apa mungkin ... dia didorong seseorang?"

Jae Hyun membelalakkan matanya, dia buru-buru menengok ke arah meja Min Ho, dia belum juga kembali. Insting Jae Hyun menyuruhnya untuk pergi ke rooftop saat ini juga.

"Jung Jae, kau mau ke mana?" tanya Yuta.

"Ada sesuatu yang harus kuurus."

Jae Hyun berlari secepat yang dia bisa menuju rooftop. Untungnya jarang kelas mereka dengan rooftop tidak terlalu jauh.

Ketika dia sampai di sana, pintunya terkunci.

"Sial!"

Jae Hyun mencoba mendobraknya. Namun, sia-sia karena pintu itu terbuat dari besi.

Tap! Tap! Tap!

Seorang cleaning service kebetulan sedang melintas. Jae Hyun tidak kehabisan akal, dihampirinya pria paruh baya itu.

"Pak, saya pinjam kunci ke rooftop sebentar."

"Kuncinya sudah dipinjam oleh anak laki-laki yang suaranya berat tadi."

Jae Hyun mengernyitkan dahinya, memangnya seberat apa suara laki-laki itu? Jae Hyun tidak terlalu peduli dengan orang-orang sekitarnya, sehingga ciri-ciri yang baru saja disebutkan Si Bapak menjadi rancu baginya.

"Apa tidak ada jalan lain? Aku harus ke sana sekarang."

"Ada, tapi lewat jendela kamar mandi pria."

"Baiklah, terima kasih."

Jae Hyun bergegas menuju kamar mandi pria tanpa menghiraukan tatapan aneh dari cleaning service itu.

Jae Hyun membuka pintu kamar mandi pria. Matanya menyelidik tiap sudut ruangan, benar yang dikatakan bapak tadi, memang ada jendela yang menembus rooftop, tapi ukurannya sangat kecil.

"Aku harap, aku muat." Jae Hyun menarik napas dalam dan mulai memasukan tubuh bagian atasnya.

Kepala berhasil, pundak berhasil, ketika sampai di bagian perut, dia sedikit tersangkut.

"Ayolah ... aku tidak gemuk, ini abs," keluh Jae Hyun. Jae Hyun menarik napas dalam dan menahannya. Dengan begitu dia dapat melewati jendela dengan mudahnya.

Phobia || Lee Minho {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang