" Kage ! Terima kasih ya '' Kage menatap Memi, setelah ia berhasil menjauhkan usapannya dari kepala Yurina. Ia tersenyum tulus kepada Memi dan kini tangannya beralih memberikan usapan di kepala Memi.

" Kamu itu ya, kamu sudah sangat sering mengatakan ini.. Apa kamu tidak bosa mengatakannya terus-terusan? "

Memi menggelengkan kepalanya. Memi merasa bahwa, rasa terima kasihpun belum cukup untuk membalas semua kebaikan Kage terhadap dirinya dan juga kepada sang anak.

" Aku hanya merasa sangat beryukur, jika saja tidak ada kamu waktu itu, aku tidak tau yang akan terjadi. Dan jika bukan karena kamu, mungkin Yurina ak- ''

" Sshhhttt..! Kamu gak boleh bicara apapun tentang hal itu. Dan bagaimanapun juga Yurina tidak salah apa-apa. Aku sudah menganggap Yurina sebagai anak aku sendiri ''

Memi tidak bisa lagi membendung air matanya mendengar ucapan dari Kage.

" Hei.. kok nangis sih? Udah dong malu kalau Yurina lihat mamanya cengeng gini.. ''
Kage mulai mengusap cairan bening itu.

" Kalau kamu masih nangis gini.. apa perlu aku cium nih.. '' Goda Kage, namun reaksi Memi malah memberikan Kage sebuah delikan tajam dan juga kepalan tangan. Kage malah tertawa dengan reaksi yang di berikan oleh Memi.

" Udah ihh.. jalan ''

" Siap nona.. ''

***

" Paman ! Itu milik Yurina ''

" Oh, milik kamu ''

" Terima kasih paman ''

" Yu-Ri-Na ! "

" Hah... ''

Techi menubrukkan badannya kearah sofa, entah sejak pulang dari taman Techi terus kepikiran tentq sosok gadis kecil yang di temuinya bernama Yurina.

Ting !

Suara notifikasi yang menandakan adanya sebuah pesan masuk kenomornya. Dengan rasa malas Techi meraih ponsel miliknya yang sebelumnya ia taruk di meja di depannya.

From : Hono
Sub : -

Apa kamu ada waktu?
Aku ingin bertemu denganmu

Techi menghela nafas, ia sudah lelah dan tidak ingin pergi kemanapun dan tidak ingin bertemu dengan siapapun.

Maafkan aku Hono, tapi aku sedang malas pergi kemanapun, atau bertemu denganmu

Techi meletakkan ponselnya kembali, kemudian menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa. Menutup mata dengan lengannya, tidak lama kemudian suara balasan pesan dari Hono datang kembali.

From : Hono
Sub : -

Kenapa? Tidak biasanya? Apa kamu mulai bosan bermain denganku? Apa kamu sudah mendapatkan mainan baru hmm?

Techi mendecih membaca balasan dari Hono, Techipun sama sekali tidak berniat membalas pesan tersebut, di taruhnya ponsel itu kedalam saku celananya kemudian menaiki tangga munuju kamar miliknya.

Sesampainya dikamar Techi segera meraih handuknya kemudian menuju kamar mandi. Mengisi bathtub dengan air hangat setelah penuh Techi masuk kedalam bathtub, merilikskan pikirannya.

"

Memi...- ''

" Apa kamu tidak akan pernah memaafkanku? "

" Apa aku tidak punya satu kesempatan lagi? "

" Memi..! "

" Aku mencintaimu ! "

Tidak ada yang tau, bahwa setiap malam Techi terus berharap, berharap, dan selalu berharap, bahwa dia bisa mengulang semuanya. Ia selalu membiarkan matanya mengalirkan cairan bening itu, bahkan tanpa rasa malu sedikitpun. Membiarkannya jatuh bersama dengan rasa penyesalan yang tidak pernah ada ujungnya.

" Kumohon kembalilah ! "

" Aku merindukanmu- ''

***

" Terima kasih ya sudah nganterin aku ''
Kage hanya tersenyum menanggapi ucapan Memi.

" Ya sudah, sekarang kamu masuk, kamu juga butuh istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri. Jika memang kamu butuh sesuatu kam- ''
Memi menggeleng dengan cepat dan memotong ucapan Kage.

" Aku tidak ingin terus-terusan bergantung sama kamu. Kamu sudah banyak membantuku selama ini. Aku takut, aku takut jika aku tidak bisa membalasnya ''

" Memi. Aku melakukan hal ini karena kamu adalah sahabatku. Aku tidak mungkin membiarkanmu kesusahan dan menanggung semuanya sendirian. Dan perlu kamu ingat, hal yang selama ini aku lakukan ke kamu, kamu tidak perlu membalas dengannya apapun. Hanya dengan kamu baik-baik saha itu sudah cukup buat aku bahagia ''

Sudah tidak terhitung kebaikan seperti apa yang telah Kage lakukan untuknya.

" Jadi diri ya. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu hubungin aku saja ''
Kage mendekatkan dirinya kearah Memi, mengusap kepala Yurina yang tertidur didalam gendongan Memi.

" Istirahat yang cukup ''
Memi lagi-lagi hanya menganggukkan kepala, Kage mulai berlalu dari apartment Memi. Memi melangkah masuk kedalam apartmentnya, membawa Yurina kedalam kamar. Memi meletakkan Yurina dengan hati-hati, takut jika tidur sang anak akan terganggu.

Wajah damai Yurina ketika tidur mengingatkan Memi dari papa biologis Yurina, siapa lagi jika bukan Techi.

Seminggu setelah kejadian dimana ia melakukan hal tersebut dengan Techi, Memi menjadi sering merasa mual. Awalnya Memi hanya mengira jika dia masuk angin, namun semakin hari rasa mual dipagi hari benar-benar menyiksa Memi. Dengan perasaan ragu, Memi mencoba membeli sebuah tespack, dan benar saja, hasilnya adalah positive.

Jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya, bisa saja hari itu Memi langsung meminta pertanggung jawaban dari Techi. Tapi Memi tidak menginginkan hal tersebut. Memi tidak ingin Techi memaksadiri untuk bersama dengannya. Karena itu, Memi ingin mencoba pergi dari kehidupan seorang Hirate.

" Maafin mama ya sayang. " Memi mengusp pelan kepala Yurina.

" Maafin mama, karena menjauhkanmu dari papa kamu yang sebenarnya ''

***

______________________________

Jadwal upnya aku ubah jadi Malam Minggu😂😂😂😂.

Jadi bakal up setiap malam minggu 😌

「TechiMemi」Love Story [ Complete ✔ ]Where stories live. Discover now