TechiMemi Story

309 12 8
                                    

Techi mengerang ketika ia berusaha untuk bangun dari tidurnya. Rasa pusing yang dirasakannya membuat Techi terus memijit keningnya.

Suara isak tangis terdengar membuat Techi dengan cepat bangun dari tidurnya. Ia tersentak kaget saat melihat kondisi tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai pakaian.

" Me-memi!? "

Techi terlihat terkejut saat melihat sahabatnya memeluk kedua lututnya dengan melilitkan selimut untuk menutup seluruh tubuhnya. Techi mengumpat ketika mengingat sesuatu hal yang membuat ia melecehkan sahabatnya ini.

Flashback

" Techi sudah cukup ! " Memi berusaha menahan tangan Techi yang terus menuangkan botol yang berisi wine itu kedalam gelas. Namun Techi tidak mengindahkan semua larangan Memi.

" Techi ! Jangan siksa dirimu seperti ini ''

Techi tetap tidak mengindahkan semua ucapan Memi. Rasa kecewa terhadap Ayahnya yang selama ini dia banggakan membuat Techi kehilangan akal.

Semua kebohongan yang selama ini disembunyikan oleh sang Ayah membuat Techi tidak bisa menerima kenyataannya.

" Memi... Laki-laki itu yang membunuh Ibuku... Laki-laki yang selaku aku banggakan.. dan selalu mengatakan bahwa aku ingin menjadi seperti dia.. hahaha.. ''

Memi merasa kasihan dengan keadaan sahabatnya ini. Techi yang sedari tadi meracau dan tidak lama akan tertawa sendiri.

" Neru.... menolakku.... Karena dia lebih menyukai Risao... Tidak ada lagi yang menyukaiku.. ''

Memi menggigit bibir bawahnya. Ia ingin jujur, bahwa ia selalu menyukai Techi atau bahkan lebih dari itu. Kata yang tepat mungkin adalah Memi mencintai Techi. Tapi selama ia tau perasaan Techi hanya untuk Neru. Memi berusaha sekuat tenaga untuk tidak merusak hubungan persahabatan yang sudah terjalanin sejak mereka kecil.

" Kita pulang ya.. ! "

Techi menoleh kearah Memi dengan kekehan. Bau alkohol sudah sangat menyengat di mulut Techi. Tangan kanan Techi terangkat memegangi pipi Memi.

" Neru..? Kau disini? "

Memi menoleh kesana kemari melihat apakah ada Neru di sini. Tapi Memi tidak melihat adanya tanda-tanda keberadaan Neru.

" Te- ''

Techi memajukan wajahnya untuk memberikan kecupan di bibir Memi. Memi berusaha memberontak dan mencoba mendorong tubuh Techi. Tapi ketika Techi mulai menahan tengkuk Memi dan memperdalam kecuapannya membuat Memi menjadi lemas. Kecupan yang berubah menjadi lumatan itu kian semakin meliar.

Memi sudah lemas dibuatnya. Pasokan udara yang kian menipis membuat Memi memukul-mukul dada Techi. Seolah sadar akan lawan mainnya memerlukan pasokan oksigen. Techi melepas lumatan liarnya. Kedua mata yang tampak sayu dengan kondisi yang sudah mabuk berat. Bahkan effect itu membuat Techi menyangka bahwa di depannya saat ini adalah Neru.

" Neru..! "

" Kita pulang ''

Memi membopong tubuh berat Techi dengan susah payah. Selama menuju parkiran Techi terus meracau tentang Neru.. Neru.. Neru.. dan Neru..

Sakit.

Tentu saja.

Yang sekarang berada disini adalah seorang Kakizaki Memi. Bukan Nagahama Neru.

Karena jalan yang lenggang membuat perjalanan pulang menuju rumah yang di tempati Techi dilalui tampa hambatan dan kemacetan jalan.  Dengan susah payah Memi membawa Techi ke dalam kamar dan membantu Techi merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

「TechiMemi」Love Story [ Complete ✔ ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن