Gerard meliriknya. "Ada Jakey yang mengurus itu untukku. Aku sibuk, nak. Mengawasimu membuang waktu dan uang."

V mengernyit. "Kau melakukannya kalau itu si anak bodoh. Kenapa tidak denganku?"

Gerard melepas lengan V, mendesah sekalian berjalan jauh lebih cepat.

"Kau lebih cerdas dan sigap darinya. Jangan manja, baby boy. Kau sudah punya yang lebih menarik dariku, bukan?"

V segera menarik lengan Gerard sampai berhenti jalan. "Apa kau cemburu, daddy?" tanyanya penuh harap.

Gerard menatap lurus. "Kau boleh bersama siapa pun. Aku tidak melarang. Beda halnya jika Taehyung. Aku tidak mau kepolosannya dimanfaatkan orang lain lagi. Dia hanya boleh untukku. Apa aku harus mengulang ini lagi, baby boy? Ayolah."

V tidak merasakan niat tulus dari kalimat Gerard, seperti biasa. Itu membuatnya kesal. "Kami satu tubuh. Pilih kasihmu ini sungguh menyebalkan, bangkotan."

Gerard melirik lengannya yang dilepas ketus. "Lihat? Mulutmu saja belum bisa beradaptasi dengan apa yang sudah dipelajari Taehyung."

"Tata kramaku berlaku hanya untuk orang yang pantas. Kau, sejak menolakku untuk pertukaran sepadan yang sampai sekarang belum kau lakukan, sudah membuatku kesal."

"Ho?"

"Aku sudah setuju menjalani segala pelatihan, yang sepertinya tidak memuaskanmu entah kenapa. Kau bahkan tidak memberikan perhatian setelah tubuhku babak belur di minggu-minggu awal. Omonganmu soal memberikan apa pun yang kumau, hanya bualan belaka."

Gerard tidak tampak terusik, dia masih menatap tenang. "Untuk yang satu itu, aku tidak mengabulkannya karena aku tahu kau tidak akan suka."

V melangkah lebih dekat. Tengadah penuh tekad. "Kau memang membeliku, tapi suka atau tidaknya, aku bisa menentukan sendiri. Atau, ... kau memang sengaja menahannya seperti yang kulakukan sekarang pada anak emasmu, daddy?"

"Aku punya hak untuk itu. Sekarang pergilah."

V yang sadar Gerard tidak lagi berjalan dan hanya memerintah, menarik diri. Kalau memang pria itu suka pada kepatuhan, V akan menjadi dirinya hari itu. Dan, lihat hasilnya nanti. Apakah sikap tenang Gerard masih dipasang baik?

"You're a pussy, daddy," ejeknya dengan senyum miring, lalu berpaling pergi.

Namun, lengannya dicekal keras. V mengernyit. Cengkeraman itu tidak main-main. Apalagi melihat Gerard yang menatapnya tajam. Alarm waspada dengan sendirinya menyala di benak V.

"Aku masih ingat tubuhmu satu dengan Taehyung dan ini di luar pelatihan. Jadi, jaga mulut indah itu atau akan kurobek kapan saja kau memutuskan mengumpat padaku. Paham, baby boy?"

V mengepalkan tangan. Rahangnya mengeras dan amat benci, tapi ada sesuatu dari cara Gerard memperingatinya. Itu cukup membuat V diam, tapi tidak pada perlakuannya. Terdorong rasa kesal yang memuncak, V menarik kasar lengannya dan berpaling pergi. Menggerutu pada Taehyung karena masih memihak pria itu.

Mereka seperti punya batas untuk tidak saling menyakiti, dan alasannya sama. Hanya demi Taehyung.

.

Pelatihan seni lukis dengan Edward tidak berjalan mulus. Pria itu dibuat kesal oleh sikap V yang memang sudah kehilangan minat sejak adu mulut dengan Gerard. Beruntung Jakey yang menangani itu. Membawa Edward keluar sementara V melemparkan semua peralatan lukis. Merusaknya.

Ketika Jakey kembali, ruangan itu sudah sangat kotor oleh cat air yang memenuhi tembok, berbagai warna. Patung-patung torso hancur berserakan di lantai. Kanvas-kanvas robek. Penyangganya patah dan terburai asal. Kursi-kursi terbalik. Di tengah kekacauan itu, V berdiri membelakangi. Tubuhnya pun kotor dengan warna-warni. Dia berpaling dengan menyisir rambut menggunakan tangan, membuatnya berwarna hijau sebagian. Wajahnya berkeringat, tapi tetap tampak menarik.

to die for | vottom ✔Where stories live. Discover now