" Mah Vanda pergi jalan ya, sumpek dirumah mulu " kata Deva sambil memasang wajah bete yang dibuat-buat.

" Baru kemarin pulang dari Kota XX masa udah sumpek, Nda? " tanya Maya seraya menggelengkan kepala. " Pergi sama siapa kamu? " tanya Maya.

" Sama temen, boleh ya mah? " rengek Deva dan memasang wajah puppy eyesnya.

" Yaudah, jangan lupa beli makan nanti! Kamu belum sarapan loh "

" Siap mah " kata Deva bersemangat kemudian mencium punggung tangan Maya.

Ketika menutup pintu Deva melihat motor sport berwarna hitam sedang nangkring disamping gerbang rumahnya.

' Ah pasti itu kak Rama! '

Senyumnya semakin mengembang. Ia sangat merindukan pujaan hatinya. Rasanya ia ingin segera lari dan memeluk erat lelikanya.

Dugaan Deva benar. Motor yang sedang nangkring santai disamping gerbang rumahnya ternyata motor milik Rama.

Deva melambaikan tangan sambil memberikan senyum termanisnya. Sedangkan Rama hanya memandang Deva dengan pandangan tak terbaca

Deva sudah berdiri tepat didepan motor Rama. Namun Rama masih enggan untuk mengalihkan pandangannya dari Deva.

Deva yang ditatap begitu menjadi salah tingkah dan bingung.

' Apa ada yang salah sama gue ya? '

Karena gemas, akhirnya Deva menarik hidung mancung milik Rama.

" Eh! Eh! " kagetnya.

" Hahaha!! Lagian ngeliatin akunya sampe kaya gitu, kaya orang yang udah aku tinggalin bertahun-tahun tau nggak? pfftt!! " canda Deva.

Tanpa menjawab perkataan Deva, Rama langsung menstater motornya, membuat Deva langsung menaiki motornya.

' Aneh banget si ni orang! '

Diperjalanan hanya terdengar deru motor Rama yang bersautan dengan kendaraan lainnya.

Rama yang sedang berperang dengan pikirannya pun enggan untuk bicara.

Dan Deva sedang memikirkan kenapa Rama sangat aneh. Dadanya pun berdegub kencang memikirkan hal-hal aneh yang akan terjadi pada hubungan mereka berdua.

' Aduuh ini kenapa jantung gue  maratonan gini sih? Kak Rama juga! Kenapa sikapnya aneh, nggak seperti biasanya? Duuh! '

Pikiran-pikiran buruk mulai menghampiri Deva.

Karena bosan dengan keheningan Deva pun menyandarkan kepalanya dipunggung Rama yang sangat membuatnya nyaman.

Setelah sampai ke tempat yang di tujunya, Rama menghentikkan motornya diparkiran yang sudah tersedia.

Tanpa disuruh Deva langsung turun dari motor Rama. Deva memandangi ekspresi wajah Rama.

' Iih kenapa sih dia? '

Setelah melepas helmnya, Rama turun dan menggenggam tangan mungil Deva, menautkan jari-jari tangannya yang besar dengan jari tangan mungil Deva.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata Rama menarik Deva untuk menuju tempat yang biasa mereka tempati.

Jika ada yang mengatakan bahwa mereka berada dipantai XX. Pantai favoritnya Deva, maka kalian benar. Sangat benar.

Setelah duduk Rama menyandarkan punggungnya pada salah satu pohon yang tidak terlalu besar, namun cukup kuat untuk ia jadikan sandaran.

Te Amo RamaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum