44. In Front of You

Start from the beginning
                                    

Di dalam apartemen, Juliet menonton televisi namun dia merasa janggal saluran televisinya tidak tersambung dengan koneksi. Dia merasa semua sosial media dan koneksinya untuk melihat berita di luar sana terhambat, apakah ini memang ulah ayahnya?

Dengan bosan dia menghempaskan diri ke sofa dan cemilannya. Dia tidak bisa berdiam diri di sini, dia ingin sekali berjalan-jalan. Jika dia terus bermalas-malasan membuatnya menjadi tidak produktif dan tentunya akan menambah berat badan.

Dia tidak ingin menambah pekerjaan menurunkan berat badan dengan tenaga ekstra.

Dia mengganti bajunya memakai dress dengan tali yang tipis dibahunya, dia tutupi dengan menggunakan cardigan rajut berwarna hitam.

Melihat pantulannya di cermin membuatnya tersenyum, mengusap perutnya yang membuncit. Dia merasa beruntung memiliki sesuatu yang akan menjadi harta berharganya nanti, bayi yang di dalam perutnya.

Walaupun dia akan hidup bersama bayinya kelak berdua dia tidak masalah, dia ingin menjadi seorang ibu yang baik. Kasih sayang yang diberikan seorang ibu tidak pernah dia rasakan dan dia tidak ingin anaknya merasakan yang sama.

"Sehat-sehat honey di dalam perut Mommy," lirih Juliet sendu.

Dia bahkan masih memikirkan pria tersebut dalam keadaan seperti ini. Juliet tidak mampu membencinya, dia sudah pasrah dan menerima keadaan, jika pria pemilik benih ini menerimanya dia tidak akan masalah, tetapi tidak ingin pun bukan suatu masalah bagi Juliet.

Perlahan waktu mengikis bencinya kepada Victor, tersisa hanya rasa kecewa yang mendalam saja.

Juliet bukan orang pendendam dia wanita yang memiliki hati terlembut dan sangat baik hati. Baginya membenci dalam keadaan sesulit apapun tidak pantas dilakukan, dia hanya mampu kecewa.

Malam ini Juliet kembali untuk merindukan prianya, pria dingin yang ternyata memperdulikan dirinya, mungkin saat ini dia sedang menyesal atau mungkin bersama wanita lain. Juliet berharap jika Victor sama-sama memikirkan dirinya terutama bayi mereka, Juliet hanya ingin bayinya diakui dan diberikan tanggung jawab.

Dia tidak masalah jika hubungan keduanya tidak kembali membaik, karena mementingkan anaknya lebih dari segalanya bagi Juliet ketimbang perasaannya.

Dia sudah merasakan bagaimana menjadi ibu, menahan perih untuk kebahagiaan anaknya.

Tanpa Juliet duga, di sisi lain. Ada seorang pria dengan pakaian kantornya.

Kemeja yang tidak dikancingkan atasnya, menyisakan dua kancing terlepas. Rambutnya yang sedikit berantakan akibat gila kerja, dia menyentuh pintu apartemen yang dulunya sering dia kunjungi untuk menemui seorang gadis pujaannya. Bahkan kenangan itu sudah menumpuk, membuat rindu ditanggung Victor sangat berat.

Dia tidak pernah serapuh ini, bahkan Victor merasa dunianya sudah jatuh di atas kepalanya hingga membuat dia pening.

Dia berusaha memegang tombol yang dia ingat untuk membuka pintu apartemennya ini, dia menyentuh beberapa dijit dan akhirnya terbuka.

Jantung Victor berdetak dengan kencang, dia merasa ada yang janggal. Jika apartemen ini ditempati oleh orang lain kenapa sandi apartemen ini belum diubah, bahkan pihak apartemen pun tidak akan mengetahui privasi para penghuninya.

Dia langsung membuka pintu tersebut dengan jantungnya yang sejak tadi berdebar tidak menentu, dia melihat ada alas kaki seorang wanita dan juga jaket tentunya milik perempuan bukan seorang pria.

Sudah lama tidak menginjakan kaki ke sini, Victor merasakan aura dan suasananya masih sama, tidak ada yang berubah dari letak barang dan hal apapun itu.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now