01 - Paralell Univers

197 7 2
                                    

D U M L E Y

Present

The universe once ignored me before

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The universe once ignored me before.

The future comes, pulling to the vortex of destiny.

Asking, make a choice between you and fate.

Then i say to the future, I choose you.

And then, I know the reason I live just for you.

*

Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Boro-boro merayakan, bahagia saja masih jauh dari ekspetasi Carmelina. Entah karena dia jarang beribadah akhir-akhir ini, atau memang Tuhan saja yang sering iseng mengerjainya. Pokoknya kalau ada yang memukul Elina pakai teflon penggorengan sekarang kayaknya dia tak akan protes, bagusnya lagi kalau habis dipukul ia langsung mati. Biar nanti berita sakratul mautnya bisa menutupi segunung berita negatif tentang ia yang akhir-akhir ini sering sekali seliweran di media.

"Fireball Cinnamon Whiskey, lady." Seorang pelayan datang membawakan pesanan alkohol ke meja Elina, sejauh ini Elina sudah minum lima botol dan karena ia rasa gelas tak lagi membantu, Elina sengaja meraih botol yang baru dibawa pelayan dan langsung meminumnya dari botol dengan kondisi sangat bar-bar.

Sang pelayan tentunya langsung melotot tak menyangka, Elina bisa meminum tandas botol yang baru ia bawa hanya dengan beberapa teguk. Seolah Elina adalah makhluk dari dunia Kameha-meha, pelayan itu menatapnya ngeri barulah berjalan meninggalkan meja.

Elina membenturkan kepalanya ke atas meja, ternyata lima botol belum bisa bikin dia mati kah? Tahu begitu dia tiduran saja di jalan raya sambil menunggu dicipok BMW. "ISSSHH!! GUE MAU MATI AJA!!! CAPEK JADI ORANG CAKEPPP!!!!!!!"

Teriakan Elina sukses bikin satu cafe terkejut bahkan ada pelayan yang karena kaget tak sengaja menjatuhkan gelas hingga pecah berserakan di lantai, diikuti setelahnya ada juga Bapak-bapak yang tersedak sehabis minum hingga Menejer cafe harus keluar untuk membantu sang Bapak memukul-mukul punggungnya. Elina mana peduli, seolah tak berdosa, cewek berambut panjang itu meninggalkan tagihan di atas meja lantas berjalan keluar dengan gaya sempoyongan.

Di atas high heels dua belas sentimeter, Elina berjalan menyusuri jalanan Inggris yang sepi, bersamaan dengan hal itu ponsel dari tasnya bergetar menandakan ada panggilan masuk, Elina mendengus meski begitu dia merogoh ponsel dan melihat layar ponsel yang menyala, menampilkan sederatan nama, 'ASISTEN MULUT EMBER.'

Elina berdecak, tapi ia menerima panggilan. "APA LAGIII?!!!"

"Halo Nonaaaaa!!! Nona jangan gini dong, Nona dimana? Agensi bisa marah besar nanti, semua orang lagi cari Nona."

CarmelinaWhere stories live. Discover now