9. Helo, Diary

2 0 0
                                    

Happy Reading

---

Ini udah 2 hari Dilla dirawat, sekarang dirinya diperbolehkan pulang.

"Huah akhirnya, badan gua sakit semua tiduran di rs terus" ucapnya mengeluh.

Cardigan berwarna pink sudah bertengger di tubuhnya. Tas yang berisikan baju Dilla dibawa oleh Dika.

"Bang" panggil Dilla .

Dika mengangkat satu alis nya, seolah bertanya "apa?" .

"Rizki gak kesini?"

"Lah, lo ko nanya gua? Kan lo yang pacar nya dil. Bukan abang" mereka berjalan menuju parkiran. Ya, hanya mereka berdua. Mama sama papa Dilla sibuk. Untung saja Dika ikutan sibuk.

"Bang"

"Apa lagi?"

"Kenapa lo mau jemput gua? Lo gak ikutan sibuk juga kaya mereka?" yang Dilla maksud mereka adalah orang tuanya.

"Kalo gua sibuk terus yang jemput adik kesayangan gua siapa?"

"Hm" ia masuk kedalam mobil yang sudah ada di depannya. Seatbelt nya ia pasangkan lalu menyandarkan tubuhnya di jok mobil. Diko menjalankan mobilnya, Sedangkan Dilla pandangannya melihat kearah luar.

Sampai dirumah Dilla segera masuk kamar dan merebahkan tubuhnya. Di rogoh nya benda pipih, mencari nomor yang biasa ia hubungi.

Tuttt... Tuttt... Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi

"His Rizki kemana sih" gerutunya, ia bangun dari tidurnya mencari sebuah diary miliknya di laci. Di buka nya lembaran pertama menampakan fotonya bersama Rizki yang sedang duduk di taman habis joging.

Dilla mengambil pena yang tergeletak di atas meja belajar nya. Ia menuliskan sesuatu disana.

Engh , Hai .

Udah berapa hari nih aku gak nulis diary? Udah cukup lama ya? Ya mungkin karena selalu di memo nulis nya jadi tinggal tempel doang di buku. Eh iya jadi aku mau cerita , beberapa hari lalu aku di rawat di rumah sakit and aku di jenguk sama temen-temen SMA aku yang baru. Oh iya aku juga lupa nyantumin nama temen-temen aku ada Diko, Alif, Zay, Rohman, Yuan sama Rena. Jadi mereka ber-6 ini ngejenguk. Tapi pas aku bangun dari tidur, aku cuman liat Diko aja. Aku ngobrol sama Diko layaknya teman biasa, kalian tau? Apa yang terjadi selanjutnya? Tiba-tiba Rizki datang langsung menarik kerah baju Diko , aku sempat kaget. Aku tidak bisa melerai mereka berdua . Rizki menuduh ku berselingkuh dengan Diko. Pikiran Rizki terlalu sempit, padahal aku ini tidak ada niatan selingkuh. Untung nya saja bang dika dan kak ririn datang . Mereka berdua pun stop. Bang dika marah, lagian mereka tonjok-tonjokan gatau tempat. Setelah aku membantu Rizki membersihkan luka. Diko dibantu bang dika.

Terus hari ini aku tuh baru keluar rumah sakit, tapi cuman bang dika yang jemput. Entahlah Rizki kemana. Tapi yaudah lah ya, pasti dia ada hal yang lebih penting.

Oke udah dulu deh cape hehe

Dilla menutup Diary nya dan menaruhnya kembali ketempat asal.

---

Setelah beberapa hari Dilla tidak masuk sekolah dan sekarang sudah rapih mengenakan seragam . Hari senin, hari yang sangat menyebalkan bagi Dilla, bagaimana tidak? Bukan upacaranya yang ia tidak suka, tapi amanat yang di berikan pembina nya sering bertele-tele .

"Pagi bang" sapa Dilla cuma kepada abang nya, karena tiba-tiba pas malam papa mama nya ke luar kota.

"Pagi" jawab Dika, tangannya sibuk mengoleskan selai pada roti.

"Bang,"

"Hmm"

"Bang,"

"Hmm"

"Bang ih"

"Apa dah, kagak jelas banget lo"

"Mana roti gua"

"Ambil sendiri lah"

"Cih" Dilla memerhatikan Dika yang selesai mengoles selai.

Ahah punya edi - Batin Dilla

Ia merampas roti yang ada di tangan abang nya langsung memakan roti tersebut hingga tandas dan minum susu yang tinggal setengah.

"Heh sialan lo, DILLAAAAAAA" Dilla sudah kabur lebih dulu. Ia ingat bahwa dirinya tidak akan di jemput Rizki. Dilla segera memesan ojek online.

---

Sampai depan gerbang Dilla berlari menuju kelas dan menaruh tas nya dan langsung bergegas pergi ke lapangan. Para anggota OSIS sedang mengchek tiap kelas nya , takutnya ada murid yang gak ikut upacara.  Bukan hanya kelas tapi kantin, perpustakaan dan segala sudut sekolah. Karena sudah pasti ada yang membolos.

Dilla melihat Yuan dan Rena yang sudah berbaris di barisan belakang.

"Dilla sini" Yuan melambaikan tangan nya, seharusnya dipinggir Yuan sudah ada yang isi namun Yuan memesan kalo itu bagian Dilla. Jadilah mereka bertiga sebaris.

Cuaca pagi ini cukup sedang, ya tidak terlalu panas, tidak juga ujan. Ya mendung. Angin menerpa wajah-wajah mereka.

"Ah mantap, kalo tiap upacara suasana nya kaya gini" kata Dilla.

"Iya bener banget" timpal Rena.

Usai upacara selesai semua murid dibubarkan kecuali yang telat dan yang ketahuan membolos. Ck, masih ada saja yang membolos padahal cuaca nya lagi bisa di ajak kompromi.

Ketika hendak keluar barisan seseorang memanggil Dilla.

"Kenapa?"

"Di panggil Bu Tia"

"Oke, makasih"

"Guys, gua mau ke kantor dulu ye" ucap Dilla, Yuan dan Rena mengangguk . Mereka berdua langsung menuju kelas, sedangkan Dilla ke kantor.

Tok... Tok... Tok

Guru-guru yang ada di ruangan pun menoleh dan untung nya saja Bu Tia ada di situ.

"Assalamualaikum, Maaf . Bu Tia panggil saya?"

"Iya Dilla, Silahkan masuk" Dilla di persilahkan duduk oleh Bu Tia.

"Jadi ada apa Bu?" tanya nya to the point.

"Jadi begini Dill... "

---

21 Januari 2021

Eh ko tanggal nya cantik banget xixi

Diary Varadilla [On Going]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant