lima

1K 130 5
                                    

"Lo kemaren dapet apa dari Kak Mira?" Tanya Fiony sambil menggigit roti bantalnya. Chika yang lagi asik nonton, bukannya jawab malah ketawa ngakak. Tuhkan, dia jadi inget lagi kado absurd dari Mira kemaren. "Malah ketawa."

"Absurd banget soalnya."

Fiony malah makin antusias. "Apaan emang?" Tanyanya lagi.

Chika langsung berdiri dari kasur dan mengambil satu kotak persegi panjang berwarna pink dengan sticky note bergambar dora bertuliskan, 'Duh harusnya nih upin-ipin tapi gak ada, jadi gapapa ya Chik, kalo Dora.'

Fiony tertawa lebar. Astaga kakak kelasnya ini benar-benar ya. Kadang Mira tuh pikirannya terlalu absurd, bikin Chika ataupun yang kenal sama dia secara langsung, gak nyangka karena dibalik wajah juteknya, tersimpan banyak hal yang bisa bikin geleng-geleng kepala.

Dan salah satunya hadiah ulang tahun untuk Chika ini.

Pas kotaknya dibuka, tawa Fiony bukannya mereda malah makin bertambah. "Freshcare?!" Kagetnya sambil tertawa. "Bisa-bisanya ngasih freshcare. Lo sering bilang kalo badan lo suka sakit kan belakangan ini? Nah karena gue ga bisa mijit, jadi gue kasihin ini aja, pereda sakit badan. Ajaib beneran pacar lo, Chik."

Chika yang masih tertawa itu mengangguk keras. "Lo harus baca yang ini sih," gadis itu mengambil satu buku catatan kecil yang diatasnya ada tulisan, "gue beliin lo buku, biar lo rajin nyatet, ingat gue gak suka nyatet pelajaran, masa iya lo ikutan gak suka juga. Mau jadi apa masa depan kita?"

"Ini juga nih, gue males banget kalo lo udah insecure bilang muka lo jerawatanlah bruntusanlah, jadi gue mutusin buat beli masker. Tapi karena gue gaktau muka lo jenis yang gimana, akhirnya gue beli semua. Gila romantis banget sih yaampun, gemes!"

Chika mengangguk kemudian tersenyum bangga. "Tapi hadiah yang benerannya tuh ini, jam tangan sama boneka." Ucapnya sambil ngasih liat ke Fiony. "Nih ada jam tangan, biar tiap waktu inget aku terus-terusan. Astaga! Gemes. Ini boneka anjing, karena lo pengen pelihara anjing tapi gak dibolehin, akhirnya gue kepikiran buat beliin lo ini. Dijaga ya!"

Chika langsung peluk boneka anjing itu sambil bilang, "Sayang Kak Mira."

Ngebuat Fiony yang ngeliatin itu langsung gemes sendiri. "Ya Tuhan, Kak Mira mau gak ya sama gue, gapapa deh jadi yang kedua."

Dengan gak pake perasaan Chika ngelempar itu boneka ke mukanya Fiony. "Awas aja ya lo, gue udah capek banget jagain kak Mira dari ular-ular diluaran sana, lo jangan ikut-ikutan dong!"

Fiony tertawa renyah. "Enggaklah becanda, ini urusan kak Zahran satu aja gak kelar-kelar." Ucapnya pelan.

Chika memukul pelan lengan Fiony. "Ohiya, gue mau nanya tentang lo sama kak Zahran dah, kok temenan mulu sih, padahal kalian cocok loh, nunggu apalagi?" Tanyanya yang dibalas helaan napas kasar Fiony.

"Nyokap gue gak setuju." Jawabnya lirih. "Kemaren pas ada Jasson, tau kan lo? Yang kelas IPA 3, kan satu gereja tuh sama keluarga gue. Trus nyokap gue nyeletuk pas lagi ngumpul di rumah, arisan. Tuh Fio, kalo cari pacar tuh kayak Jasson. Udah ganteng, pinter, nurut dan yang terpenting, seiman."

Chika terdiam, tak lama baru bertanya. "Trus respon lo gimana?"

"Gue diem aja, kalo ngebales juga gak mungkin, lagi rame." Ujar gadis bertahi lalat dibawah mata itu. "Tapi yang paling nyess, nyokap gue bilang gitu, pas beliau udah tau kalo gue deket sama kak Zahran."

Kedua gadis itu terdiam, kemudian menghela napas berat dan Chika berinisiatif langsung memeluk sahabatnya itu. "Sabar ya."

Fiony terkekeh miris, kemudian menganggukkan kepalanya pelan. "Santai aja, tapi yang gue takut kak Zahrannya capek nunggu dan milih buat nyari cewek lain yang mungkin bisa dijadiin pacar sama dia." Ucapnya bergerat, "gue tau gue egois, tapi gue gak bisa ikhlas Chik kalo ngeliat dia sama yang lain, gue maunya dia sama gue."

"Gue tau rasanya, Fio."

Fiony mengerjabkan matanya dan melepaskan pelukan. "Ohiya, lo juga sama ya."

Chika tersenyum miris. "Lebih parah." Jawabnya. "Bukan cuma agama yang beda, tapi gendernya juga sama."

Lagi, keduanya terdiam, tenggelam dalam keheningan yang menyesakkan. Sebelum akhirnya Fiony buka suara dan bertanya. "Tapi bukannya orang tua lo ngebebasin ya Chik?"

"Iya orangtua gue bisa-bisa aja terima, tapi orangtuanya kak Mira?"

Dan keduanya kembali menghela napas, mencoba untuk mencari solusi untuk masalah yang sebenarnya sudah buntu.

Dan keduanya kembali menghela napas, mencoba untuk mencari solusi untuk masalah yang sebenarnya sudah buntu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang nungguin?

CHIMI | ENDWhere stories live. Discover now