Mira itu tau betul jika hidupnya sudah sangat bergantung pada Chika, si gadis sederhana yang sudah persis rumah makan padang.
Enak, Nyaman dan Ramah di kantong.
Udah hampir dua hari Chika gak berangkat ke sekolah. Bukan karena sakit, bukan juga karena males. Tapi, karena ada keluarga dari papinya Chika yang nikah di Bogor sana. Jadilah, Chika sekeluarga dari hari rabu sudah berada di kota hujan itu.
Selain menghadapi tugas yang teman-temannya kirimkan lewat email, Chika juga diharuskan menghadapi Mira yang lagi rewel-rewelnya. Iya, anak satu-satunya bapak Laksani itu sedang kangen-kangennya sama Chika. Jadilah, dari tadi pagi kerjaan gadis berponi itu cuma spam chat ke Chika. Padahal, dia lagi ada kelas.
Jangan ditiru ya!
Amirah Chik, lo kapan pulang sih betah banget di bogor
Chika Minggu baru pulang Woiya jelas, mau jadi teteh bogor
Amirah Cih, biasa teh sisri segala teteh bogor lo Cepet pulang kek, kangen nih
Chika B-U-C-I-N
Amirah Biarin sama lo ini Asli pengen pegang tangan lo:(
Chika Trus apalagi nona Amirah?
Amirah Pengen peluk juga
Chika Apalagi?
Amirah Ehehehe cium
Chika Keknya ada yang lebih spesifik deh
Amirah Bibir lo Chik, pengen cium bibir lo😤
Chika WKWKWK Mau dicium juga, ke bogor kek lo sekarang.
Amirah Lagi kelas dodol Gimana caranya ke bogor
Chika Tapi katanya kangen, Kongan kangen nyamperin kagak.
Dan disinilah Amirah Fatin sekarang berada. Di depan rumah saudaranya Chika yang bentar lagi mau nikah.
Iya, dia beneran mutusin buat nyusulin Chika selepas sekolah tadi. Dengan masih pake seragam sekolah, dia lajuin motornya ke arah Bogor buat nemuin nona Yessica Tamara seorang.
Beneran bucin yang mendarah daging ini mah.
Dan ini akan jadi kejutan untuk pacarnya itu, karena Chika gak tau kalo Mira nekat nyusulin ke Bogor. Dengan berbekal alamat yang dikirim sama Chika pas pertama kali berangkat, hari Rabu lalu, akhirnya Mira berhasil sampai dengan selamat.
"Halo Chik, lo dimana?"
Terdengar suara grasak grusuk dari sana, membuat Mira mengernyitkan dahinya heran. Tapi gak lama setelah itu, terdengar suara cempreng milik Chika. "Halo kak, kenapa?"
Mira menggeleng pelan. "Lo dimana?" Tanyanya lagi.
"Ya di rumah sodara gue kak, emang dimana lagi." Jawabnya yang membuat Mira mengangguk-anggukan kepalanya. "Lo kok baru ngabarin gue sih? Abis darimana? Udah sore gini."
"Ke Bogor."
"Ohh ke Bog— Haa?! Kemana?"
Mira tertawa riang. "Gue di sebrang rumah sodara lo nih, keluar dong."
Tak terdengar suara Chika lagi, sampai akhirnya sosok yang dirindukan itu terlihat dipandangan Mira. Membuat gadis itu tersenyum lebar dengan lambaian tangan antusias, sedangkan Chika dia mematung beberapa saat, hingga gadis cantik itu berlari menuju Mira dan memeluknya erat.
Astaga, baru dua hari gak ketemu aja pelukannya udah erat banget kayak dikasih lem perekat.
"Ish, kok nekat sih?!" Omel Chika saat pelukan mereka terlepas.
Mira tersenyum bodoh kemudian memeluk Chika lagi, kali ini lebih erat. "Kangen gue tuh sama lo."
Chika mendengus tapi tetap membalas pelukan Mira sambil sesekali mengelus puncak kepala adis yang lebih tau satu tahun darinya itu. "Lo nginep ya?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Mira.
"Bisa disembelih sama bunda kalo nginep."
Chika mencibir. "Ini udah mau maghrib tapi, masa lo pulang lagi. Bogor-Jakarta tuh jauh loh."
"Yang bilang deket siapa?"
Chika menarik bibir Mira dengan gemas. "Ngejawab mulu ya lo tuh."
Mira terkekeh. "Kan mulut diciptain emang buat ngejawab. Gimana sih."
"Serah lu dah. Masuk dulu sini, makan dulu." Ucap Chika menarik tangan Mira.
Tapi, gadis berbehel itu menggelengkan kepalanya. "Gue kesini cuma pengen ngeliat lo, kangen soalnya. Jadi, karena sekarang udah ketemu, gue mau balik."
"Cepet banget sih, masih kangen."
"Kalo kangen samperin dong ke Jakarta."
Chika mendengus, ngeselin banget. Ngebuat Mira ketawa renyah trus ngacakin rambut pacarnya itu karena gemas. "Gue udah makan kok, lo masuk lagi gih, gak enak lagi rame gini." Ucap Mira sambil melihat ke dalam rumah yang memang lagi rame banget orang yang keluar masuk.
Chika merengut. "Yaudah, tapi lo hati-hati. Inget jangan ngebut. Awas aja lo." Omelnya yang dibalas ringisan oleh Mira.
"Iya iya, enggak ngebut." Jawabnya sambil mengacak rambut Chika lagi dan menarik gadis itu kedalam pelukannya. "Bakal kangen lagi nih."
Chika menghirup dalam aroma parfum yang sudah bercampur dengan keringat gadis itu. "Gue sayang lo." Bisiknya yang menbuat senyum Mira terbit.
"Gue lebih sayang sama lo." Balasnya.
"Gue cinta lo." Bisik Chika lagi. "Makasih ya."
Mira mengangguk sambil berbisik pelan. "Sama." Setelah itu dia mengecup puncak kepala Chika. "Gue juga cinta sama diri gue sendiri."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.