29

26.2K 2.4K 420
                                    

Yes Boss !
••••••••••••••••••
•••••••••••••••
•••••••••••
••••••••
•••••
•••
••




#Jaemin POV#

Sudah seminggu sejak kepergian suami ku, bahkan aku belum berani masuk ke kamar kami, aku belum berani masuk ke dalam ruang kerjanya walaupun aku tau pasti disana berantakan sejak terakhir kali ia tinggalkan.

Dari rumah sakit aku memang tidak sendirian, ada Kak Mark dan Haechan, juga ayah ku yang beberapa hari menemaniku.
Namun setelahnya, Mansion besar ini tidak ada bedanya seperti tempurung kosong.

Jeno pergi meninggalkan aku dan si kecil yang bahkan belum bisa melihat ayahnya atau merasakan pelukan ayahnya.

"Maaf nak"

Hanya itu yang bisa ku ucap untuk anak ku, aku merasa gagal menjaga ayahnya. Aku memutuskan untuk bangkit, aku tau Jeno tidak suka jika melihat sesuatu yang berantakan, jadi aku masuk ke dalam ruang kerjanya, hatiku sesak, melihat sisa sisa aktifitas terakhirnya, dokumen masih berserakan diatas meja.

Mataku teralih pada Jas kerjanya yang tergantung disebelah kursi itu. Mata ku memanas saat ku dekati Jas kesayangannya itu.

"Jeno... kapan kau pulang ?"

Ucap ku saat ku raih jas itu, wangi suamiku masih terasa, lalu ku pakai karena aku merindukan pelukannya, aku rindu kehangatannya.

Lagi, air mata ku jatuh...

Perhatian ku teralih pada 2 amplop putih diatas meja

Nana - ku

Jagoan ku

Begitu tulisan di kedua amplop tersebut, ku buka satu yang bertuliskan nama ku










_________________________________________

Dear Nana...

Nana... terima kasih karena sudah mencintaiku, aku harap kau mau memaafkanku atas semua dosa ku dulu, kau adalah hal terindah yang pernah ku miliki. Aku sangat mencintaimu, Na.

Aku minta maaf jika nanti aku tidak bisa menemanimu dihari lahir putra kita

Aku titip dia, aku akan cemburu karena kau mungkin lebih mencintai si kecil daripada aku. Apa kau sudah memberinya nama ?, aku yakin belum.

Lee Jisung

Itu nama yang ingin ku berikan untuknya, Jisung putra Jeno. Na, hiduplah dengan bahagia sayang, untuk anak kita, ia membutuhkan seluruh perhatianmu.

Ibarat mawar, kini aku layu, dan kini aku hanya bayangan, aku tidak bisa memelukmu walau aku ingin. Tapi untuk mu, tetaplah jadi mawar yang indah untuk anak kita.

Aku menuliskan surat untuk jagoan kecil ku, berikan padanya saat ia sudah mengerti. Aku mencintaimu, kini aku pamit untuk pergi

Love
Tuan Lee

_______________________________________

"Hah, Tuan Lee. Aku berjanji akan menjadi mawar indah untuk Lee Jisung anak kita"

Aku ingin membuka surat untuk anak ku, tapi amanat suamiku untuk tidak ku buka sampai ia sudah mengerti.

>>>>><<<<<

Waktu terus berlalu, membesarkan anak ku tanpa Jeno. Aku tidak ingin anak ku kehilangan sosok ayah, aku sering membeli parfum yang biasa dipakai Jeno, ketika Jisung menangis, aku akan memakaikan baju Jeno ditubuh kecilnya.

Setiap aku merindukannya, aku akan datang ke makamnya, lalu aku pergi ke restoran favoritnya

"Jeno, aku pesan lasagna, kesukaanmu"

"Jeno, aku bisa main Golf"

"Jeno, aku baru pulang dari villa tempat pertama kita bertemu"

"Jeno, aku baru saja melewati hotel tempat awal kisah kita dulu"

Atau aku akan pergi ke tempat lain yang sering ia datangi.

"Jaemin, aku sudah bertemu dengan notaris, Jeno meninggalkan seluruh hartanya untuk Jisung dan dirimu. Dan aku akan mengurus perusahaan Jeno sampai Jisung dewasa dan bisa bertanggung jawab untuk memegang perusahaan itu"

"Bisakah ku tukar semua harta itu dengan dirinya saja kak ?"

"Walaupun kau menyerahkan seluruh semesta, ia tidak akan kembali, aku dan Haechan akan selalu menemanimu, jangan pernah merasa sendirian"

Jeno... aku mohon kembali...

>>>>><<<<<

Jisung sudah berusia dua tahun, ia semakin aktif dan ceria, matanya benar benar mirip dengan mata Jeno, ketika senyum, matanya akan menyempit seperti Jeno, anak ku persis dengan ayahnya.

Hal yang selalu membuatku bingung ketika Jisung sering menanyakan dimana ayahnya, aku hanya jawab kalau ayahnya sedang pergi.

Jeno memang sudah pergi.

"Jisung... sarapan dulu nak"

Seperti itu pagiku, saat Jisung sangat asik bermain sampai lupa makan, tapi aku bersyukur ia anak yang penurut

Untuk menyambung hidup, aku membuka usaha kedai kopi, karena aku sadar, hidup terus berlanjut, walaupun aku merindukan dia setiap hari dan meraung memintanya kembali.

Ia tidak akan kembali.

Jisung... maafkan buna sayang, kau harus tumbuh tanpa daddy.

"Buna..."

"Iya sayang..."

"Thenapa daddy pelgi telus ? Ichung mau beltemu daddy" (kenapa daddy pergi terus ? Jisung mau bertemu daddy)

Inilah pertanyaan anak ku yang sering membuat ku terenyuh dan bingung harus bilang apa

"Jisung mau ketemu daddy ? Baiklah... besok kita ke tempat daddy, sekarang ayo tidur"

Tempat yang buna maksud adalah tempat peristirahatan daddy-mu sayang, buna harap kamu kuat nak.

Jeno... besok kami akan datang, Jisung kita sudah besar, kau akan bangga melihatnya tumbuh sehat dan pintar.

Tunggu kami datang....




























Dan tunggu kami di Surga.....























































_________________________________________

"Ku memintal rindu,
menyesali waktu
Mengapa dahulu...
Tak ku ucapkan aku mencintaimu
Sejuta kali sehari"

(Maudy Ayunda
dalam lagu 'Kamu dan Kenangan' )
_________________________________________















𝓣𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮.......

Yes Boss ! [NoMin] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora