"Lepaskan aku, aku sudah mengurus perceraian kita, dan aku kembali hanya untuk mengemasi barang barang ku"

"Aku tidak mau cerai"

Taeyong tidak menghiraukan Jaehyun, Langkah Taeyong terhenti, saat suaminya itu memeluknya dari belakang

"Kenapa ? Kenapa Tuhan tidak adil padaku ?" Bisik Jaehyun

"Ini semua karena Jeno, dia menghancurkan hidupku, tapi sekarang malah dia yang hidup bahagia" lanjutnya

"Jangan salahkan Tuhan, jika kau bersabar, Jeno punya balasannya sendiri nanti, tapi kau, kau tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukannya dulu. Tapi bedanya sekarang dia sudah berubah. Lalu apakah aku juga merasa adil ? Aku tidak melakukan apapun, dan kau melampiaskan semuanya padaku. Aku tidak tahan lagi, kita akan tetap cerai"

Taeyong melepaskan Jaehyun yang menangis dalam wajah tertunduknya, sungguhnya Jaehyun hanya menginginkan Jaeminnya kembali

"AAAAAAARRRRGGGGHHHHHHH !!!!!! Kenapa ?? Aku hanya mau dia, Tuhan pun tau aku sangat mencintainya, kenapa Tuhan memisahkan aku dan dia dengan mendatangkan Jeno"

Seluruh sesak dihatinya ia keluarkan bersama air mata, meski walaupun begitu, Jaeminnya tidak akan kembali ke pelukannya.

Jika saja Jaehyun menyadari hati tulus Taeyong, mungkin ia juga akan bahagia dengan Taeyong, seseorang yang dikirim Tuhan untuk melengkapi sebagian hatinya yang hilang bersama Jaemin

Tapi sayang, Jaehyun hanya memikirkan cinta butanya, kebutaan akan cintanya pada Jaemin yang membuat ia tidak bisa melihat ada seseorang yang selalu merentangkan tangan untuk memeluknya disetiap kesusahan hidupnya.

Semua belum terlambat jika Jaehyun mau membuka mata hatinya, dan menyadari semua.
Kepergian Jaemin, kedatangan Taeyong merupakan rencana Tuhan, yang tidak ia sadari ada tujuan baik dibalik itu semua.

"Tanda tangan ini"

Jaehyun terdiam saat ia memegang sebuah surat yang bertuliskan gugatan cerai yang diajukan Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun terdiam saat ia memegang sebuah surat yang bertuliskan gugatan cerai yang diajukan Taeyong.

"Aku tau kau tidak mencintaiku, setidaknya tolong lepaskan aku, aku harap kau masih memiliki hati nurani Tuan Jung Jaehyun"

Dengan berat hati Jaehyun menggerakkan ujung pena nya, menarik garis yang membentuk coretan khasnya

"Terima kasih, aku belum merubah marga ku sampai keluarnya putusan sidang, dan aku tidak mengajukan mediasi jadi kita hanya menunggu sidang bulan depan, aku permisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih, aku belum merubah marga ku sampai keluarnya putusan sidang, dan aku tidak mengajukan mediasi jadi kita hanya menunggu sidang bulan depan, aku permisi. Terima kasih untuk segalanya"

Jaehyun masih terdiam bahkan setelah Taeyong pergi.
Kini ia benar benar sendiri,

Seberapa buruk kau mengutuk dirimu sendiri, dunia tidak akan membantumu

>>>>><<<<<

"Nana sayang...." Sahut sang suami dari arah pintu, yang langsung disambut dengan kecupan manis dari sang istri

"Bagaimana harimu ?" Tanya Jaemin

"Seperti biasa, aku selalu merindukanmu" Jeno mendudukkan dirinya diatas sofa

Saat Jaemin hendak ke dapur membuatkan secangkir teh, Jeno langsung menariknya pelan hinga si manis duduk di pangkuannya

"Jeno... hati hati" keluh Jaemin

"Aku selalu hati hati sayang, tidak perlu secangkir teh, aku hanya ingin memelukmu" ucap Jeno

"Halo jagoan daddy... daddy sangat merindukanmu, cepatlah keluar nak" Jeno mengusap perut Jaemin

"Ia akan segera lahir, kemungkinan 3 minggu lagi sayang" ucap Jaemin yang membuat senyum Jeno mengembang

"S-sayang ?" Ucap Jeno bingung

"Jeno suami ku sayang" Jaemin memeluk manja suaminya yang sudah kepalang senang

"Lelah ku sudah hilang sayang" ucap Jeno sembari memeluk sang istri yang ada dipangkuannya

















































"Rasa lelah ku setelah pulang kerja seakan hilang semuanya, saat Nana-ku memanggilku 'sayang', terlebih anak kami yang akan segera lahir, jika ia lahir nanti, aku akan menceritakan betapa aku mencintai buna nya, kami menikah karena cinta, meski kenyataannya tidak begitu. Aku akan menceritakan kemampuanku dalam dunia bisnis, bukan untuk pamer, setidaknya ia bisa dengan bangga menceritakan betapa hebat orang tuanya.

Cepatlah keluar sayang...
banyak yang ingin daddy ceritakan"





𝓣𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮...

Yes Boss ! [NoMin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang