M.T.F || 14

269 50 6
                                    

Pagi hari datang menggantikan lara dan kelamnya kemarin. Langit yang cerah menuruti kegelapan yang mendera.

Langit cerah, hari pun cerah. Semua orang menjalani hari ini dengan semangat yang penuh. Namun tidak untuk Aqeela.

Inginnya ia tak mau pergi ke kampus, namun karena paksaan Sarah sang ibunya ia akhirnya menyetujui untuk mendatangi kampus hari ini.

Pikirannya masih terpaut pada kejadian kemarin. Samar suara menggema di telinganya.

Samar juga, ia mengingat bagaimana proposi tubuh lelaki yang tak sengaja ia temui kemarin.

Ia hembuskan nafasnya dengan pelan dan lelah. Semua menganggapnya sedang halusinasi, namun ia yakin 100% jikalau dia yang sedang ia rindukan masih ada di dunia ini.

"Qeela, Qeelaaa!!"

Teriakan yang memanggil namanya membuatnya berhenti berjalan.

Perlahan tapi pasti ia menoleh kebelakang dan mendapatkan Fadil yang tengah berlari menujunya.

"Fadil?"

"Qeela tunggu sebentar!"

Saat Fadil sudah berada tepat di depan Aqeela, ia mengatur nafasnya kembali agar normal.

"Kenapa?"

Fadil mengacungkan tangannya ke depan wajah Aqeela, tanda harus diam dulu agar ia bisa mengambil seluruh O2 yang ada.

"Mba Aqeela harus bersiap siap hari ini, saya gatau kapan pastinya, tapi kamu harus siap"

Perkataan Fadil membuat Aqeela bingung. Bersiap? Untuk apa? Setelah ia ingat ingat, tak ada ujian apa pun untuk hari ini. Skripsi pun masih lama.

"Maksud lo apa sih?"

"Mba Aqeela bakal ngerti nanti, siapin diri aja. Bye!"

Fadil kembali berlari masuk ke dalam kampus. Waktunya untuk masuk ke kelas sudah tinggal lima menit lagi. Kalau ia telat, mungkin akan dimarahi oleh dosen nya.

Aqeela menatap kepergian Fadil dengan perlahan. Ah ia tak paham apa yang dibicarakan Fadil.

Ia gidikkan bahunya, tanda tak tau dan tak mau memikirkan perkataan Fadil. Ia kemudian berjalan masuk ke dalam kampus guna mengikuti kelas di pagi hari ini.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Gema dan Clara yang nampak jalan ber iringan. Ia iri, melihat temannya bisa akrab begitu.

Ia memutuskan untuk menyapa mereka berdua dan ikut berjalan agar tidak diklaim jomblo.

"Hai kalian, akrab banget sih~" goda Aqeela

"Eh Qeela, sendiri aja?" Tanya Clara ketika melihat Aqeela di sebelahnya

"Iya nih ehehehe. Btw kalian ga ada hubungan apa apa? Deket banget loh"

Clara dan Gema saling bertatapan. Mereka berdua menganggukkan kepala, entah apa itu, Aqeela hanya bisa melihatnya.

"Kita udah jadian"

"What?!"

Pernyataan dari Gema membuatnya terkejut setengah mati. Mereka berdua perasaan tak pernah Aqeela lihat berdekatan sedikit pun, namun sekalinya ketahuan kenapa malah sudah jadian?

"Oh my God, selamat ya! Moga langgeng" ujar Aqeela dengan senang

"Makasi Qeela, kita baru jadian dua hari sih ahahaha" sahut Clara dengan tawa yang garing.

"Bener tuh, masih fresh kita"

Mereka bertiga akhirnya berpisah ketika berjumpa dengan anak tangga. Aqeela pamit lebih dulu agar ia tak tertinggal kelas. Gema juga ikut pamit pada Clara karena harus berjalan kembali, karena kelasnya masih lumayan jauh.

More Than Friend✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang