53. Kamu berhak bahagia

894 107 40
                                    

"Bunda janji untuk jemput Chetta sekolah dan berkunjung ke sini." Alle mengerti dan tak dapat menentang keputusan Genta.

Chetta mendekat untuk memeluk Alle dan menangis di dalam pelukan bundanya. Dia benar-benar merindukan bundanya, ingin berada di dekat bundanya setiap hari.

"Chett takut bunda pergi lagi." ungkapnya dengan tatapan yang mengisyaratkan ketakutan.

"Engga, bunda gak akan pergi lagi. Bunda di sini terus jagain Chetta." katanya sambil melempar senyum.

Introvert 2•

Genta hanya menatap Alle dari tempatnya bahkan ia masih tak percaya bahwa hubungan mereka benar-benar berakhir. Namun ia masih bersyukur Alle kembali kesini meski tujuannya hanya untuk Chetta.

"Kamu beneran nolak Hanaga?" tanya Genta yang kini mendekat ke arah Alle.

Sedangkan Alle tak menganggapi ucapan Genta, ia hanya mengusap kepala putranya hingga anak itu kembali tidur.

"Rencana kamu selanjutnya apa?" tanya Genta lagi.

"Kamu beneran gak ada niat untuk punya pasangan?" tanya Genta lagi yang masih berusaha.

Alle hanya melirik sekilas dan berpura-pura tak mendengar.

"Al.." panggil Genta yang kini makin lamat menatap Alle.

Alle masih tak menghiraukan ucapan Genta, namun Genta tak menyerah. Ia masih terus menerus memancing Alle untuk bicara padanya.

"Apa Gentala? Kenapa? Apa yang mau kamu tau, hm?" jengah Alle yang kini menatap Genta dengan wajah sebal.

"Kamu sampai segitunya gak mau ngomong sama aku? Tujuan kamu beneran cuma buat Chetta? Gak ada niat untuk jelasin apapun ke aku?" cerca nya yang kini mulai kehabisan kesabaran.

Alle menatap dalam mata cokelat milik Genta, tangannya menyentuh pipi pria itu.

"Kamu berhak bahagia, kisah kita biar jadi masa lalu. Yang harus kamu tau adalah semua salah aku.. Kamu gak salah. Baik-baik sama Namira, dia gadis baik dan jangan sampai sakitin dia ya?" ucap Alle yang mengusap lembut pipi Genta.

Sedangkan Genta hanya menatap mata Alle dengan perasaan kesal namun juga sedih. Perasaan nya seperti kembali membulat saat menatap dan berbicara Alle seperti ini.

Kepala Genta kini menunduk untuk memutus kontak mata dengan Alle.

"Gaada yang perlu kamu tau lagi tentang aku, aku punya pasangan atau enggaknya nanti.. itu juga bukan urusan kamu. Yang harus kamu urus adalah kebahagiaan kamu dan Chetta, karena aku bukan urusan kamu lagi."

"Al.. Kamu kenapa tumbuh jadi wanita jahat kayak gini?" tanya Genta yang kini menatap Alle penuh dengan emosi.

"Jahat? Aku membiarkan kamu bahagia kok, aku juga gak minta kamu buat urus aku." jawab Alle seadanya.

"Kamu tau tatapan aku, kamu tau apa isi yang ada di kepala aku, kamu tau apa isi hati aku sekarang. Kenapa kamu pura-pura gatau Al?" Genta benar-benar lepas kendali, iya mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran nya.

Alle hanya diam lalu menatap pintu kamar Chetta yang terbuka, disana terdapat gadis yang sedang menahan air matanya.

Alle berdiri lalu berjalan mendekat ke arah gadis itu. "Genta butuh kamu, aku pulang ya.." bisiknya pada gadis cantik dengan bola mata indahnya yang sedang sedang menahan beratnya air mata di pelupuk mata.

Introvert 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang