Astaga, pakaiannya! Andrea menatap pakaiannya dari atas hingga bawah.. Dan terlebih lagi, makeup yang ia pakai. Ah, seberapa hancurnya wajah ia sekarang?

"Andrea!"

Kini Ibunya ada di hadapannya, Andrea menoleh sekilas pada Ayahnya yang terlihat malu, sementara Arya dengan jumawanya memamerkan senyuman.

"I...ibu.." cicit Andrea takut.

Zoya Kinara Chandra berjalan penuh percaya diri mendekati putrinya yang selama enam bulan terakhir ini tidak ia pedulikan.

Tapi setelah Matteo Lubis datang menemuinya di Bandung, pria itu meminta maaf dengan cara yang paling tidak pernah Zoya pikirkan sebelumnya membuat Zoya ingin menjemput Andrea kali ini juga.

"Pulang!" seret Zoya kali ini.

"Ibu.. Aku—"

Matteo menahan lengan kiri Andrea, kini posisi Andrea berada di tengah-tengah Zoya dan Matteo.

"Zoya, aku Ayahnya." ujar Matteo kini.

Kedua mata Zoya berkilat penuh amarah. "Dan aku Ibunya, lepaskan tanganmu dari tangan anakku!"

"Tidak," ujar Matteo lebih tegas. "Aku mencari kalian berdua selama ini dan aku tidak akan mudah melepaskan kalian."

Zoya menarik lengan Andrea lagi dan membuat Andrea meringis. "Enak saja! Aku memang memaafkan kamu! Tapi bukan berarti aku menerima kamu kembali!"

"Kalau begitu hak asuh Andrea ada pada tanganku!" kali ini Matteo menarik lengan Andrea cukup kuat.

Arya yang melihat perdebatan menjijikkan di depannya buru-buru memisahkan tangan mereka dan menyeret Andrea ke dalam pelukannya.

"Tolong untuk kalian berdua!" teriaknya pada Matteo dan Zoya. "Putri kalian sudah besar, dan Andrea berhak untuk menentukan hidupnya sendiri.

Kedua mata Matteo maupun Zoya membulat ketika melihat Andrea yang kini berada di dalam pelukan Arya.

"Siapa kamu?!" bentak Zoya di depan wajahnya. "Seenaknya kamu menarik putri saya ke dalam pelukan kamu!"

Arya tersenyum pada Zoya, sementara Andrea memeluk Arya lebih erat. "Pertama-tama, maafkan saya karena sudah lancang. Saya kekasih Andrea." jawab Arya percaya diri.

"Kekasih?!" teriak Matteo dan Zoya bersamaan, lalu setelahnya mereka berdua saling membuang pandangan mereka satu sama lain.

"Ya betul, saya adalah kekasih Andrea putri kalian. Jadi, tolong berhenti ribut dan memperebutkan Andrea, karena sebentar lagi Andrea akan jadi milik saya."

Andrea tersenyum di dalam pelukan Arya. Entah kenapa ia senang mendengarkan penuturan Arya.

"Arya, don't be ridiculous," kata Matteo dengan tegas dan suara dalamnya. "Berikan Andrea pada Om."

Alis Arya terangkat sebelah. "Memang Andrea ini barang? Cukup, jika kalian ingin membereskan masalah kalian, silakan. Tapi Andrea akan bersama saya."

Arya kini menarik Andrea masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan dua manusia dewasa itu yang tengah menatapnya tercengang.

Arya menutup pintu kamarnya, membiarkan Matteo dan Zoya agar membereskan masalah mereka sendiri.

Andrea yang merasa malu, buru-buru mengusap wajahnya yang terasa panas. Karena Arya baru saja melakukan aksi paling keren yang Andrea kagumi lagi.

"Terima kasih," kata Andrea pelan.

"Don't worry, asalkan kamu mau jadi kekasihku, aku tidak akan meminta imbalan lain lagi." kata Arya.

The Player VS The Playing | TAMAT✔Onde histórias criam vida. Descubra agora