_____________

Valter menyisir rambutnya dengan jeraminya, ia baru saja turun dari motor Kawasakinya di ikuti dengan para teman-temannya.

"Ih, padahal gue mau KFC yang di pinggir jalan tadi,"ujar Rafa kesal, ia meletakkan helmnya dengan keras ke motornya. "Kalian sih gak mau berhenti tadi" ujarnya lagi sambil menatap sengit Aiden

"Lah, napa gue yang lo tatap sih, anjing. Salah gue apa goblok," ujar Aiden sengit sambil membalas sengit tatapan Rafa. Sedikit informasi untuk kalian, Rafa suka sekali akan makanan, bahkan cemilan. Bahkan di markas saja, Rafa menyediakan satu kulkas pribadi untuk dirinya sendiri.

Alasannya klasik, agar makanannya tidak di makan orang lain, yah walau nyatanya jika ada niat untuk memakan makanan Rafa sangatlah mudah, inilah kepolosan Rafa !

"Elo yang belakang, bareng gue, seharusnya temenin gue, Aiden Anjing"balas Rafa murka

Darren yang melihat Rafa murka langsung mengeluarkan satu kotak susu indomilk rasa coklat dari jaketnya dan menyerahkannya kepada Rafa, Rafa menerima susu indomilk itu dengan senyum sumigrah.

"Emang ya, cuma Darren sama Valter yang baik sama Rafa," ujar Rafa sambil menyeruput susu indomilk yang telah ia buka. "Bodo ! Gak betah gue mah liat sifat lo yang kayak anak TK," ujar Agam

"Lah ? apa lagi gue yang selalu kena amuk, asu" sahut Aiden dengan mengelus dadanya dramatis

"Sabar bro, semoga nasib buruk selalu menimpa lo," ucap Dhanu sambil menepuk-nepuk pundak Aiden, "Yah, Dhanu anjing," ujar Aiden lagi

"Udah lah, gue mulu perasaan yang salah, gue yang selalu ternista. Kenapa harus gue hah ? Kenapa ?" ujar Aiden lagi sambil menatap sinis teman-temannya.

"Udah woe, mau sampai kapan kita debat di parkiran ?" tanya Farel sambil memegang pingganya yang terasa nyeri, "Jingan, mana sakit banget pinggang gue" keluh Farel

"Masuk," ujar Valter singkat, kemudian mereka berjalan memasuki koridor, banyak pasang mata yang menatap kagum atas ketampanan anak Outlaws.

Oh, ayolah ! siapa yang tidak terpikat akan ketampanan anak Outlaws ?!.

"Hay sayang," ujar Dhanu genit menggoda anak kelas sepuluh, gadis itu tersipu malu atas godaan yang Dhanu lontatkan, Dhanu menyisir rambutnya dengan jeraminya.

"Gak usah sok ganteng, asu" cerca Agam sinis, "Masalahnya, gue emang ganteng"balas Dhanu dengan cengir konyolnya.

Setibanya di kelas 12 IPS 1, Farel langsung menaruh tasnya asal dan menghampiri Aiden yang berada di belakangnya,"Den, urutin pinggang gue, encok nih" ucap Farel sambil meringis

Aiden menatap Farel datar, sudah ia duga, pasti karna semalam. "Ya udah sini, untung lo ada temen sebaik gue," ujar Aiden sambil mengurut pinggang Farel,

"Lawan sepuluh orang aja mampu, lah ini ? gempur dua cewek aja udah encok" ujar Dhanu sambil terkikik geli di ikuti Agam, "Diem lo, bangsat" sinis Farel

Valter hanya manatap temannnya dengan senyum tipis, sangat tipis hingga tak ada seorang pun yang melihat ia tersenyum, berbeda dengan Darren yang menggelengkan kepalanya. Rafa ? Pria manis itu tengah tertidur dengan tiga kursi yang di jajarkan sebagai tempat tidur.

Para siswa maupun siswi kelas IPS 1 sudah tidak heran dengan pemandangan yang mereka lihat ini, para siswi IPS 1 mengaku sangat beruntung bisa satu kelas bersama inti Outlaws, oh.. siapa yang bisa menolak ketampanan anak Outlaws ?

_______________________

"Ini pokoknya gara-gara lo ya !! god, baru aja kemarin itu mobil di kembalikan ke gue, ck"oceh Avita kepada Davi yang sedang mewarnai bibir ranumnya, "Davi ! lo dengerin gue gak sih ?!" kesal Avita karna Davi sama sekali tak merespons ucapannya.

"Avita, lo berisik tau gak ? nanti tu mobil juga di pulangin bokap lo lagi, makannya, kalau pulang sekolah tu pulang, jangan keluyuran !"nasihat Davi kepada Avita.

Avita menganga dengan tatapan tak percaya, hey ! bukankah kemarin ia pulang terlambat karna mengikuti anak Outlaws ? dan itu ide Davi, kenapa sekarang seolah-olah Avita yang bersalah ?, berikan Avita stok kesabaran sekarang !!,

"Sabar gue mah sama modelan kayak lo," pasrah Avita sambil memejamkan matanya menaruh kepalanya di atas meja, saat ini mereka telah berada di kelasnya, Davi terbahak melihat Avita yang kalah berdebat dengannya,kalah ? tidak ! tepatnya mengalah.

Davi memandang Avita yang terpejam dengan tatapan sayu, Avita, cuma Avita yang masih bertahan dengan dirinya, ah.. jangan lupakan Xynerva juga. Saat di mana orang tua Davi berlomba-lomba mencaci, mengumpat, bahkan mengasingkannya tetapi tidak dengan sahabatnya yang selalu ada untuk dirinya.

Davi tertawa miris, sekejam itukah semesta pada dirinya ? apa lagi yang mau ia harapkan di dunia ini ?

"DORRRRR"

Davi terlonjak kaget saat ada seseorang yang mengagetinya dari belakang, Davi memegang dadanya dramatis lalu menoleh ke sang pelaku, "XYNERVA ANJING, JANTUNG GUE MAU JATUHH OGEB," teriak Davi nyaring, Avita yang berada di sebelah Davi langsung menutup telinganya karna jeritan Davi.

"Panas telinga gue, goblok" cerca Avita kepada Davi, Davi hanya membalas dengan cengiran konyolnya. Davi memandang Xynerva dengan tak percaya, apakah benar ini Xynerva ?

"Kenapa liatin gue kayak gitu ? gue tau, gue cantik" tutur Xynerva santai. Avita tak kalah terkejut dengan apa yang ia lihat. "Va, lo jangan jadi kayak Davi, please. Satu aja kepala gue pusing" tutur Avita sambil memijit pangkal hidungnya

Berubah !! penampilan Xynerva berubah, bibir ranumnya di olesi warna pink, rambut yang lurus di buat bergelombang tak lupa di cat warna pirang, walau samar, tetapi Avita tahu bahwa Xynerva mengecat rambutnya.

"Astaga Xynerva ! gue akui lo cantik banget" seru Davi sambil menatap Xynerva takjub. "Anak didikan Davi pasti cantik, yakan Va ?" ujar Davi lagi

"Kenapa tampil kayak gini ? natural aja lo semua itu udah cantik, tau gak ?"ujar Avita kepada Xynerva terutama Davi.

"Avita, kita udah SMA, wajar aja sih kalau pakai make up atau dandan, lagian ini juga cara merawat diri, btw" jawab Xynerva, Davi bersorak bahagia saat mendengar ucapan Xynerva, ia merasa ada yang membela. Benar bukan ?

"Terserah kalian deh, pusing gue" ucap Avita sambil menghela nafas berat, Xynerva dan Davi yang menyadari itu bertos ria,"Nanti gue kasih tau pelembab yang bagus ya, ?" ucap Davi kepada Xynerva, Xynerva membalas ucapan Davi dengan anggukan, Avita hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya ini.

Xynerva tersenyum sumigrah, ia disini hanya tiga bulan, apa salahnya ia memberi kesan pada sekolah ini ? agar kepindahannya kelak menjadi kenangan ?ahh....kita akan mulai dari menarik perhatian kaum hawa, ide bagus ! menjadi primadona sekolahan tidak begitu buruk.

___________________

Bagai mana kesan kalian baca ini ?

gak jelas ? wkwkwkwk

kenapa tertarik sama cerita ini ?

udah kalian tambahkan ke perpustakaan belum ? yuk tambahkan !!.

OUTLAWSWhere stories live. Discover now