Chap 05 : Sebuah Ungkapan

1.2K 97 15
                                    

Baru saja Alana masuk ke rumah sakit, tetapi dirinya sudah meminta pulang. "Pa, aku mau pulang, besok kan aku harus sekolah," ucap Alana merajuk.

"Tidak Princess, kamu belum sepenuhnya sembuh," timpal Arka.

"Tapi bang aku pengin pulang, lagian ini cuman sakit perut biasa, malahan sekarang udah sembuh," kata Alana sambil cemberut.

"Sembuh? Wajah kamu aja masih keliatan pucat," ujar Gavin.

Alana mendengus kesal karena mereka tidak mengizinkan nya pulang. Memangnya mereka siapa berani ngatur-ngatur? Pikir Alana.

"Yaudah, aku pulang sendiri aja!" ketus Alana sambil beranjak dari tempat tidurnya dan melepas infusnya secara paksa.

"Princess, kamu mau kemana Nak? Tangan kamu berdarah sayang," tanya Reza.

"Pulang, aku gak peduli!" jawab Alana sambil melangkahkan kakinya menuju pintu. Baru saja dirinya akan membuka pintu, tetapi berhasil di tahan oleh Gavin.

"Minggir bang. Aku mau pulang sendiri aja!" ketus Alana sambil berusaha menyingkirkan tangan Gavin dari pintu.

"Ini udah malam dek," kata Gavin berusaha menenangkan Alana.

"Aku gak peduli. Pokoknya aku mau pulang sekarang!"

Reza berdiri dari duduk nya, kemudian berjalan menghampiri Alana. "Oke, kita akan pulang sekarang. Tapi sebelum itu, kita obati dulu tangan kamu. Gavin, tolong panggilkan dokter Nak," ucap Reza yang diangguki oleh Gavin. "sekarang kamu duduk dulu ya sayang, biar dokter obati tangan kamu dulu," kata Reza sambil membawa Alana duduk.

Tak berselang lama, dokter pun telah datang, diikuti Gavin di belakangnya.

"Kenapa bisa jadi seperti ini?" tanya dokter itu di sela-sela mengobati tangan Alana. Alana yang di tanya pun hanya tersenyum kikuk.

"Aku bisa pulang sekarang kan dok?" tanya Alana.

"Iya, tapi ingat jangan lupa minum obatnya biar cepat sembuh ya," kata dokter itu sambil menasehati Alana.

Alana mengangguk senang. "Makasih dokter cantik, tapi masih cantikkan aku sih," ucap Alana sambil terkekeh. Begitupun juga dengan sang dokter yang ikut terkekeh. "Sama-sama," ucap dokter itu sambil berlalu pergi.

"Yaudah, yuk Pa kita pulang sekarang," kata Alana.

"Ganti baju dulu sayang," kata Reza.

"Siap Pa," balas Alana seraya hormat kepada Reza, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

* * *

Mobil yang di tumpangi keluarga Adhitama sudah sampai di pekarangan rumah. Baru saja Alana akan turun dari mobil, tetapi Reynand memegang pergelangan tangan nya.

"Ada apa abang?" tanya Alana.

"Biar abang gendong ya," kata Reynand.

"Eh, gak usah bang. Aku bisa jalan sendiri kok," tolak Alana sambil berusaha menjauh dari Reynand.

"Abang gak suka di bantah sayang," ucap Reynand lembut tapi terdengar sedikit tegas.

Alana pun pasrah membiarkan Reynand menggendong dirinya menuju kamar.

Sesampainya di dalam kamar Alana, Reynand pun membaringkan Alana secara perlahan, dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil Alana.

Alana pun heran sekaligus panik saat Reynand ikut membaringkan dirinya di sebelah Alana. "A-abang mau apa? Pasti abang mau apa-apain aku kan? Please, jangan bang, kita kan saudara," ucap Alana yang ketakutan.

My Possessive Stepbrothers [HIATUS]Where stories live. Discover now