BWB 2

3.2K 351 24
                                    

Alesha tengah sibuk memperbaiki mobil, ada enam pekerja yang bekerja di bengkelnya. Berhubung banyak mobil yang harus di perbaiki, Alesha harus berada di bengkel, biasanya jam siang-siang ia ada di pasar, menjaga keamanan, tapi ada anak buahnya yang menjaganya, ia dipercayakan oleh banyak orang untuk menjaga keamanan, agar tidak ada preman dan pencopet yang berkeliaran, jika ada, mereka akan mengejar ke lubang cacing sekalipun.

Alesha mengusap wajahnya yang berkeringat menggunakan handuk kecil. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Alesha dan tanpa Alesha sadari, dari tadi pria itu mengambil gambar Alesha menggunakan kamera yang menggantung di lehernya.

Setelah selesai memperbaiki, Alesha berdiri, ia terkejut melihat seorang pria yang berdiri di belakangnya.

"I-ini mobil Mas ya?" tanya Alesha dengan nada gugup.

"Iya, sudah ya?"

"Iya, sudah."

"Berapa?"

"Mas bayar sama dia, bilang apa saja yang saya gantikan."

"Baik," ucapnya pergi meninggalkan Alesha.

Alesha terdiam menatap kepergian pria yang bertubuh tinggi itu. Alesha tersenyum, ia bisa berhadapan langsung dengan pria yang sudah sejak lama ia kagumi. Alesha juga wanita biasa, yang bisa jatuh Cinta, ini pertama kalinya ia mengagumi seseorang, sebelumnya tidak ada pria yang mampu membuatnya kagum, hingga akhirnya ia bertemu dengan pria itu, dan membuat Alesha jatuh hati.

Waktu itu, ia bertemu dengannya di Masjid, Alesha tak sengaja melihat pria itu yang setelah berwudhu, rambut basah karena air wudhu membuat Alesha luluh, tampannya bertambah 200% dari hari itu Alesha mulai suka, tidak hanya ketampanan pria itu yang Alesha suka, tapi sifatnya yang murah senyum dan Soleh. Alesha pernah mendengar ia membaca Al-quran setelah ia selesai sholat dzuhur di mesjid itu, itu yang membuat Alesha semakin kagum, ia juga seperti wanita lain, yang menginginkan pria Soleh menjadi suaminya, ia juga mendambakan hal itu.

"Sudah Mas?"

"Sudah, makasih ya."

"Sama-sama," jawab Alesha tersenyum lebar menampakan gigi ratanya.

"Gak nyangka bisa berhadapan dia langsung, kalau gue tau dia ada di sini, sudah pagi tadi datang. Salah gak ya mengharapkan pria sebaik dia?" ucap Alesha yang masih Setia menatap mobilnya yang mulai menjauh.

Setelah puas melihatnya pergi, Alesha duduk di kursi, beristirahat sebentar, sebelum ada mobil yang datang lagi.

"Bos mau minum?"

"Iya gue haus, teh es ada?"

"Ada, sebentar aku bikinkan."

"Sip" Alesha menyenderkan kepalanya, lalu memejamkan matanya, melepaskan rasa lelahnya

"Kalau mau tidur jangan di sini."

Alesha membuka matanya, lalu mengubah posisi duduknya.

"Kak Luna ngapain? Gak puas ketemu di rumah? Kangen ya?"

"Ge'er, kakak ke sini bukan mau ketemu kamu, tuh mobil sakit "

"Syukur Alhamdulillah ... akhirnya, ini yang Lesha tunggu, biar Kak Luna servis mobil di sini."

"Adik gak ada akhlak, masa menunggu-nunggu mobil kakak rusak, bersyukur lagi. Tau gak? kakak gak tau harus gimana waktu mobil tiba-tiba mogok, syukur ada teman yang narik mobil sampai sini."

"Mana dia? Temannya laki-laki?"

Luna mengangguk. "Iya"

"Siapa? Dia di mana?"

Bukan wanita biasa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang