[S2] Bagian 52 : Mimpi

Start from the beginning
                                    

Tutur kata Ayah benar benar menenangkanku. Sekali lagi, Ayah kembali memelukku dan menidurkanku. Menciumi telapak tanganku dan mematikan lampu kamarku. Ayah bilang kalau Ayah sayang banget sama anak-anaknya. Aku percaya. Ayah aku itu Ayah paling hebat sedunia.

Pagi - pagi buta, Mima muntah muntah di dalam kamar mandi. Suaranya terdengar sampai kamarku. Kamar mandi lantai dua tidak jauh dari kamarku. Ada di sebelahnya.

"Mima .." lirihku ke Mima. Kemudian Mima mengusap perutnya.

"Mima sakit lagi ya?"

Aku lihat wajah Mima pucat lagi. Aku bantu Mima membopong tubuhnya ke kamar sementara itu Ayah lagi sibuk menyiapkan obat dan air hangat buat Mima.

"Jingga mau sekolah kan? Ayok sana bangunin Mas Daffin, Mima udah gapapa."

Bibir kaku Mima menutupi segala rasa sakitnya lewat senyum. Aku nggak mau ninggalin Mima. Tapi Mima nyuruh aku buat siap siap dan berangkat ke sekolah.

Kak Reza sudah siap di depan. Mas Daffin lagi sarapan. Aku sarapan di sekolah aja, karena aku mau temenin Mima sebelum berangkat.

"Mima mau apa? Mau tambah air hangat? Atau mau bubur?"

Mima menggeleng lemah.

"Tadi Ayah bikin bubur sayang, nanti Mima makan ya."

Aku mengangguk, Mima menyuruhku agar cepat berangkat ke sekolah. Sebentar lagi bel berbunyi, Mas Daffin juga sudah memanggilku dari depan agar aku segera naik ke mobil.

Aku menyalimi Mima dan Ayah. Ayah bilang jangan suka kepikiran sama Mima, karena katanya Mima pasti sembuh, Mima bisa sehat. Aku menarik napas berat. Walaupun nggak bisa sehat total seperti semula, tapi aku nggak putus harapan buat doain Mima agar cepet sembuh.

Matematika pelajaran pertama. Aku jadi inget lagu ..

"Matematika.. ilmu yang meny-"

"MEMATIKAN!!!"

Kesel banget sama si Haidar! Nyanyi belom selesai udah di samber aja. Haidar ini orangnya nyebelin, tapi kadang lucu juga. Suka ngehidupin suasana kelas. Kadang kalo liat Haidar, kelakuannya ini persis banget kayak Om Haechan. Aduh jadi kangen kan.

"Jingga. Lihat catetannya dong. Nggak kelihatan nih."

Ini lagi si kutu buku, Rendi. Dia sering minjam buku catatanku di sekolah. Kadang dibalikin kadang enggak. Kalo inget doang dia mah.

Mas Daffin lagi kecanduan main Kart Rider, dia udah dua kali kena tegur guru gara gara gak fokus sama pelajarannya. Biarin aja nanti aku aduin sama Mima biar dimarahin!

Jam istirahat tiba. Hari ini aku dan Wina, teman sebangkuku memesan Mie ayam masing masing satu porsi untuk kami berdua. Wina bercerita, kalau dia suka dengan Kak Mingyu, ketua Osis di sekolah kita. Emang sih.. Kak Mingyu tuh hitam manis, peribahasanya kan gitu. Padahal ga item item kok. Agak sawo matang. Terus kalo lagi tebar senyum tuh rasanya kayak disenyumin balik. Gemes deh kalo dengerin cerita Wina tentang Kak Mingyu.

Wina sekarang yang menagih ceritaku. Dia mau tau kating yang mana yang bikin aku kesemsem dan selalu nengok ke jendela tiap anak kelas sebelas MIA 2 lewat. Kentara banget emang ya kalo aku suka sama Kak Zidane?

 Kentara banget emang ya kalo aku suka sama Kak Zidane?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now