"Lagi pengen aja, nggak biasanya juga saya pakai lift untuk karyawan." jawab Arya dengan senyuman.

Pria itu menatap Andrea dari atas hingga bawah, membuat Andrea risih tentunya karena di tatap seperti itu. "Kalian turun untuk cari makan?" tanya Arya pada Kaia pastinya.

Kaia mengangguk. "Iya, Pak. Kita berdua mau turun ke kantin bawah saja."

"Kenapa harus kantin bawah?" tanya pria itu lagi.

Andrea berharap kafetaria karyawan lebih dekat dari yang ia pikirkan. Dan kenapa lift ini terasa lambat?

"Mau cari yang praktis dan dekat saja, Pak." jawab Kaia dengan cengirannya yang khas.

"Kalau gitu, ikut saja. Saya dan Bagus sudah memesan meja di Hanamasa." katanya pada Kaia.

Kaia menyikut lengan Andrea, Andrea hanya menatap Kaia dengan bingung. "Saya ikut Andrea saja maunya bagaimana." ujar Kaia kini meminta pendapat.

"Eh, kok aku?" tanya Andrea dengan wajah seperti anak kecil yang ketahuan bolos dari sekolahnya.

"Ya, itu mumpung Pak Arya nawarin. Kapan lagi coba, An?" kata Kaia dengan semangat.

Andrea meringis lalu ia menoleh melihat wajah pria bermata abu-abu itu seolah menunggu jawaban darinya. "Hmm, bebas deh."

Kaia menatap Andrea dengan kesal karena jawaban yang gadis itu berikan. Sementara Arya sudah tersenyum simpul dan berkata. "Itu memang jawaban khas setiap perempuan, ya? Ketika di ajak makan atau diberi pilihan jawabannya tidak akan jauh dari kata bebas dan terserah."

Andrea buru-buru membulatkan matanya. "Bu-bukan seperti itu maksud saya. Saya kan, tadi dengan Kaia hanya akan—"

"Kalau begitu kenapa kamu seakan ingin menolak ajakan saya?"

"Hah?" raut wajah Andrea kini sudah berubah total alias mupeng.

Sementara Kaia hanya bisa terkekeh pelan. "Kami menerima tawaran Bapak untuk makan siang bersama di Hanamasa. Makasih ya Pak." jawab Kaia dengan cepat.

Andrea merasa sesak kembali, entah untuk alasan apa ia tidak memiliki mood bagus jika berada di dekat Arya Atmodjo.

Tapi tadi Pak Arya bilang ada Bagus, kan?

Seketika senyum simpulnya terbit. Andrea tidak akan menyia-nyiakan pemandangan baik milik Bagus dari sisi manapun.

...

...

Memasuki Hanamasa dan lagi-lagi Andrea harus menghirup aroma makanan Jepang yang khas. Andrea suka, tapi ia tidak pernah keterlaluan ketika menyukai sesuatu. Makanan yang Andrea lebih sukai adalah Padang, dan masakan Melayu lainnya. Neneknya adalah orang Malaysia, dan Andrea sangat mencintai masakan Melayu.

Andrea bisa melihat Bagus yang sudah menempati tempat duduk terlebih dahulu. Tampaknya pria itu sudah mulai memesan shabu-shabu terlebih dahulu.

"Lho? Kok lo sama.. Mereka?" tanya Bagus dengan heran.

Andrea tersenyum tipis sebelum mengambil tempat duduk di sisi Bagus, sementara Kaia berada di sisi Arya.

Catat! Andrea tidak mau duduk berada di sisi Arya lagi, pria itu memiliki kekuatan magis yang bisa membuat tubuhnya merinding, dan Andrea tidak suka itu.

"Kebetulan, daripada mereka makan di kantin." kata Arya menjawab Bagus.

Kaia menatap menu dengan antusias, sementara Andrea hanya berharap Kaia bisa satu selera dengannya. "An? Kita pesan shabu-shabu juga, yuk? Satu buat berdua aja." kata Kaia.

The Player VS The Playing | TAMAT✔Where stories live. Discover now