Destiny [ Bagian 17 ]

Start from the beginning
                                    

Saat Jungwon ingin melewati lapangan basket, dia melihat seseorang dengan celana bahan berwarna biru navy dan juga kemeja putih sedang bermain basket sendirian. Dan orang itu adalah Jay. Jungwon langsung saja mendekat.

"eh? udah selesai?" tanya Jay saat menyadari jika Jungwon sudah berada di belakangnya.

Jungwon mengangguk.

"yaudah ayo pulang" ajak Jay.

Jungwon diam. Dia membuka tas nya dan mengambil sekotak tissue dari dalam tas nya. Lalu memberikannya pada Jay.

"muka apa sungai? banjir amat" ujar Jungwon sebelum pergi.

Jay melirik tissue yang di lemparkan Jungwon tadi. Lalu menoleh pada kekasihnya yang sudah meninggalkannya lebih dulu. Jay tersenyum. Senang jika Jungwon memperhatikannya. Walaupun anak itu masih tsundere.

Jay berlari menyusul Jungwon. Belum jauh. Maka dari itu Jay bisa mengejarnya.

Jay dan Jungwon berjalan melewati perpustakaan serta uks. Lalu barulah mereka berada di parkiran yang dekat dengan pintu pagar sekolah. Kebetulan Jay tidak menaruh mobilnya di parkiran sekolah. Tapi di depan pagar sekolah. Takut ada guru yang menemuinya katanya.

Jungwon membuka pintu mobil tempat dia duduk, di samping kursi pengemudi. Dan dahinya langsung berkerut saat melihat seorang gadis tengah duduk di sana sambil memeluk Jas milik Jay.

"halo? adeknya Jay ya?" tanya gadis itu.

Adek? Ah, bahkan wajah Jungwon sama sekali tidak mirip dengan wajah suaminya itu. Tak bisakah gadis aneh membandingkan wajah Jungwon dan juga wajah Jay?

Jungwon menatap ke arah Jay yang kini juga menatapnya dengan tatapan permohonan. Supaya Jungwon tidak marah tentunya.

"keluar" ujar Jungwon datar.

"loh dek, gak boleh gitu. kamu harus sopan sama yang lebih tua." Lia berkata lembut.

Oh ayolah, Jungwon lelah dan ingin segera istirahat. Kenapa dia harus berhadapan dengan manusia seperti ini sekarang sih?!

"apalagi, saya calon kakak ipar kamu" lanjut Lia berbisik.

Jay yang melihat hawa permusuhan di antara keduanya langsung saja membuka suara. "Lia, lu mending pindah ke belakang deh. yang lo tempatin kursi Jungwon soalnya" ujar Jay.

"aduh Jay, aku gak bisa duduk di belakang. kenapa gak adek kamu aja yang duduk di belakang?" bujuk Lia.

"lu norak gak bisa duduk di belakang?" tanya Jungwon. Santay, namun terkesan menusuk.

"Jay! ko adik kamu gak sopan sama aku?" Lia mengadu.

"won jangan gitu dong, dia lebih tua dari kamu loh. mana sopan santun kamu? kalo sama Lia aja kamu kaya gini apalagi sama mama aku?" ㅡJay.

"ya terus? gue harus nurut gitu sama cewe macem dia? gini gini gue masih mandang orang yang harus gue lawan apa kagak." ㅡJungwon.

"ya tapi gak gini juga won. kamu udah keterlaluan"

"terus gue harus gimana? pergi gitu? milih buat ngalah terus naik taxi?"

"won, jangan kekanak kanakan gini dong!"

"eh, gue masih anak anak kalo lupa. salahin diri lo sendiri nikah sama anak anak kaya gue"

"wonn"

"siniin kunci mobilnya!"

Jay hari ini memang sedang mamakai mobil milik Jungwon. Mobil miliknya masih di perbaiki di bengkel dan baru akan selesai besok sore.

"won, please lah. ntar aku pulang naik apa?"

Jungwon tak menjawab. Dia lebih memilih menghampiri Jay dan mengambil kunci mobilnya yang sedang di pegang oleh Jay. Lalu kembali ke tempatnya berdiri tadi.

"lo, keluar dari mobil gue!" Jungwon menarik kerah kemeja Lia dengan tidak santay. Bahkan satu kancing kemejanya terlepas.

Usaha Jungwon untuk mengeluarkan Lia dari mobilnya berhasil. Karna sekarang gadis itu sudah berdiri sambil menatapnya tak percaya. Jungwon mengambil Jas milik Jay yang masih di peluk oleh gadis itu dengan kasar. Lalu berjalan ke arah pintu kemudi.

"masuk!" perintahnya pada Jay.

Jay mengangguk sekilas. Lalu dengan segera berjalan ke arah pintu mobil yang tadi Jungwon buka. Masuk dan duduk di tempat Jungwon. Sedangkan Jungwon masuk dan duduk di kursi kemudi.

Mobil itu di jalankan langsung dengan kecepatan yang tak bisa di bilang lamban. Meninggalkan Lia yang sedang menatap mobil Jungwon kesal. Ia kira akan gampang membuat Jay menjadi miliknya. Ternyata Jungwon tak selemah yang Lia kira.

Iya, Lia tau jika Jay sudah menikah dengan Jungwon. 'Adek Jay' hanya alibinya saja untuk membuat Jungwon menjadi kesal. Dengan rasa kesalnya, Lia berjalan mencari Taxi untuk dirinya pulang.

●●●

Jungwon berjalan mendahului Jay setelah memberikan kunci mobilnya pada satpam. Dia tentunya sedang menghindari Jay. Oh ayolah, dia masih kesal

Saat ingin menaiki tangga, tangan kekar milik Jay memeluk pinggangnya. "maafin aku ya? aku tadinya gak mau ngajak Lia. tapi dia maksa, dia bilang dia gak bawa uang buat naik Taxi" kata Jay.

"kamu itu bego? itu cuma alesannya buat bareng kamu"

"iya iya maafin aku deh. yayaya?"

"iya yaudah! awas ah!"

Jungwon melepaskan pelukan Jay lalu pergi. Jay hanya tersenyum di belakang sana. Dia tau Jungwon tidak marah. Hanya terlampau kesal karna dia bersama Lia tadi.






















[ TO BE CONTINUE ]

60 Vote, saya publish chapt berikutnya.

Destiny [ JayWon ] || ENHYPEN ✔Where stories live. Discover now