Andrea hanya mengangguk sambil menatap Nathalia.

"Dan ya, Andrea. Jelas script ini hanya formalitas, Arya akan melamar saya di acara Menajam Langit ini. Kamu tahu? Saya lah yang bisa membuat program ini semakin berkembang ratingnya. Bukan konten yang kamu siapkan, Andrea."

Itu terdengar jahat bagi Andrea. Tapi, ia harus bersabar, bukan? Memang seperti ini bekerja di perusahan orang lain. Pasti akan ada orang yang tidak menyukai dirinya.

"Baik, Mbak. Maafkan saya kalau saya sudah keterlaluan pada Mbak. Sekali lagi, saya minta maaf. Saya baru tahu kalau Mbak tunangan Pak Arya."

Nathalia menyunggingkan senyumnya. "Saya maafkan, lain kali.. Cari informasi terlebih dahulu ya, Andrea."

Nathalia pergi keluar, sementara Andrea meremas script daftar pertanyaan yang sudah ia siapkan. Ia menarik napasnya dan sekali lagi, para orang-orang yang bekerja dengan Nathalia seolah ikut mengejek kebodohannya.

Selama satu bulan ini, ia belajar pada Kaia. Tidak semua orang dalam perusahaan ini akan ramah padanya. Hanya Bagus, dan Kaia yang selalu menyapanya dan mengajaknya berbincang. Selebihnya, para divisi lain akan sibuk bersama teman satu grupnya.

Kaia banyak mengajarkan hal-hal berupa tentang kewanitaan. Semenjak Kaia meringis melihat betapa mirisnya penampilan dirinya, Andrea sedikit berubah. Ia mengganti kacamatanya dengan bentuk kotak dan batang yang tidak terlalu besar, membeli beberapa potong skinny jeans dan blouse yang harganya luar biasa.

Mungkin karena Andrea belum pandai menggunakan uangnya, tapi Ibunya tetap akan mengirimkan uang untuk tambahan bagi Andrea.

Kini, Andrea hanya sudah biasa memakai kaus besar dengan lengan yang sampai siku, lalu mengikat rambutnya dengan rapi dan menggunakan celana jeans yang cukup ketat. Ibunya tidak ada di sini, dan artinya tidak bisa melihat.

Di depan sana, semua orang tengah memerhatikan interaksi Nathalia yang tengah menginterview seorang Arya yang ternyata CEO dan founder FGM, perusahaan industri perfilman dan rumah produksi.

"Jadi, Pak Arya bagaimana dengan progres tahun ini? Saya lihat, Anda masuk lima belas besar pria yang memiliki karir paling terbaik di dunia." kata Nathalia pada tunangannya, Arya.

Andrea memerhatikan Arya, pria itu tampan dengan wajah yang tidak biasa. Kedua bola matanya berwarna abu-abu, sang Produser tersenyum senang ketika mengarahkan kamera pada wajah Arya.

Arya adalah definisi dari eligible bachelor begitu lah yang Rani katakan padanya. Dimana seorang bujang sukses, terkenal dan pandai menghasilkan uang. Rani dan segala spekulasinya tentang pria adalah suatu keajaiban.

"Oh, jadi kamu juga ternyata baca?" jawab Arya pada Nathalia.

Nathalia tersenyum malu. "Siapa yang mungkin tidak akan membaca artikel tentang Anda, Pak?"

Kedua insan itu saling melemparkan godaan satu sama lain. Andrea lebih banyak diam daripada merespon, tidak seperti Kaia yang berdiri di sebelahnya.

"Sumpah, gue nggak pernah bisa nge-ship dua manusia itu, An." celetuk Kaia.

Andrea hanya menoleh dan berbisik. "Memang apa yang salah? Mbak Nathalia cantik."

"Ya buat lo yang nggak tahu apa-apa." jawab Kaia dengan malas.

"Hm, katanya Pak Arya mau lamar Mbak Nathalia, Kai."

Kaia memutarkan bola matanya dengan malas. "Gue juga tahu itu, An."

"Oh, ya sudah kita tonton." jawab Andrea.

Kaia berdecak kembali. "Acara lo jadi acara yang nggak berguna kalau gini caranya."

The Player VS The Playing | TAMAT✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora