Chapter 32 ~ Pembuktian

Start from the beginning
                                    

"Kita harus mencari bukti supaya kau percaya jika pelakunya bukan Ochie. Kita tidak bisa hanya melihat dari satu sisi saja," ujar Minho berusaha lebih meyakinkan Bryan lagi.

Bryan memijat pelipisnya karena pusing dengan masalah ini. Kenapa semua ini harus terjadi disaat Kevin mulai menemukan kebahagiaannya? Tidak adil rasanya jika Kevin harus merasakan sakit batin juga disaat fisiknya sedang sakit. "Aku akan coba memikirkannya. Lebih baik sekarang kita fokus pada Kevin dulu. Aku tidak ingin kondisinya drop lagi." putus Bryan sambil mengambil posisi duduk di sofa tepat di samping ranjang Kevin. Ruang rawat VIP tersebut entah mengapa mendadak terasa panas bagi Bryan yang pikirannya juga sedang panas.

Minho mengangguk paham. Ia menatap sedih raut wajah lelah Bryan. Sungguh, ia tidak akan melepaskan Luhan jika terbukti pria itu yang menyebabkan semua kekacauan ini. "Arraseo. Gomawo, hyung. Kau sudah mau mempertimbangkan lagi masalah ini." ucap Minho terharu. Bryan tersenyum tipis.

"Ochie-ya, aku akan menunggumu," igau Kevin di alam bawah sadarnya, "tolong jangan jauhi aku." perhatian Bryan dan Minho tertuju pada Kevin yang mengigau dengan suaranya yang parau. Minho tidak sanggup melihatnya. Kevin jelas sekali sangat menderita jauh dari Ochie. Begitu pula Ochie juga merasakan hal yang sama. Mereka berdua itu satu kesatuan dan tidak akan bisa dipisahkan.

"Hyung lihat sendiri kan? Kevin sangat membutuhkan Ochie." Bryan semakin merasa bersalah pada Kevin dan Ochie.

"Ochie-ya..."

"Kevin-ah, kau bisa mendengarku?" tanya Bryan begitu melihat sang adik membuka mata dan menatapnya sayu. Kevin meraih tangan Bryan dan menggenggamnya erat.

"Jangan salahkan Ochie, Hyung. Aku mohon percaya lah padanya." mohon Kevin yang membuat Bryan tidak dapat berkutik lagi. Sungguh ia sangat frustasi rasanya. Tidak tahu harus bagaimana lagi menyikapi masalah ini.

"Jangan pikirkan itu dulu. Kau harus banyak istirahat." nasihat Bryan lembut sambil mengelus rambut Kevin.

"Kau tenang saja. Aku berjanji akan membawa Ochie kembali padamu," ujar Minho menanggapi, "sekarang istirahatlah dulu. Kondisimu masih lemah."

"Aku mau menemui Jungsoo. Tolong kau jaga Kevin dulu." ujar Bryan sambil menepuk pundak Minho. Pria bermata bulat itu mengangguk mantap.    

"Tanpa kau suruh aku pasti akan menjaga Kevin." jawab Minho sambil tersenyum menenangkan Bryan supaya jangan terlalu mengkhawatirkan masalah ini. Bryan ikut tersenyum karena bangga dan salut dengan kesetiaan Minho selama menjadi sahabat sang adik. Minho tidak pernah menyerah apa pun kondisi Kevin. Pria itu juga selalu ada untuk Kevin dalam suka maupun duka.

"Kau memang sahabat terbaik Kevin,"  ujar Bryan tulus. Ia tidak dapat berkata-kata lagi saking terharunya dengan sikap Minho. Tanpa Minho mungkin ia juga tidak akan sanggup menghadapi masalah ini sendirian. 

"Karena Kevin juga sahabat terbaikku."

***

#Cafe Un.Forget Seoul

Ochie terduduk merenung dengan pikiran yang berkeliaran ke mana-mana. Termasuk  berkeliaran memikirkan kondisi Kevin. Ia sangat khawatir dengan kondisi kekasihnya itu karena kemarin ia sudah mengusir Kevin begitu saja tanpa memikirkan bagaimana akibatnya. Sungguh wanita itu merasa sangat jahat karena membiarkan Kevin  menderita sendirian. 

"Aish! Neo jeongmal paboya Ochie Shin! Bagaimana bisa kau mengusir Kevin begitu saja? Bukannya menyelesaikan masalah ini tapi kau justru menambah masalah." wanita itu mengusap wajahnya kasar karena merasa bodoh dan tidak berguna. Kenapa ia menjadi lembek dan putus asa seperti ini? Benar-benar tidak bisa dibiarkan. Ia harus tegas dalam menghadapi masalah seberat apa pun masalahnya.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now