Kemudian aku teringat tentang surat yang harus ditanda tangani oleh wali murid, aku mendongak—menatap matanya.

"Cedric, seperti apa Hogsmeade itu?" Tanyaku padanya, karna ia pasti sudah pernah mengunjungi tempat itu.

Wajah tampan itu sedikit terkejut dengan pertanyaanku, lalu memasang wajah berpikir.

"Aku bisa mengatakan bahwa tempat itu menyenangkan, kau bisa mampir di setiap toko, menyicipi makanan yang mereka buat. Makanan di sana sangat enak!" Ia tersenyum lebar ke arahku, lalu aku dapat melihat wajahnya yang sedikit merona.

"K-Kalau kau ingin, kita bisa pergi kesana, nanti.. Maksudku, aku dapat menemanimu."

Wajahku memanas, tanpa sadar aku menangkup kedua pipiku. Aku mencoba menyembunyikan wajah merahku yang sepertinya saat ini sudah sangat mirip sekali dengan tomat. Bagaimana aku tidak merona? Orang yang kau suka mengajakmu.. Keluar. Bersama. Berdua.

"Apa kau mau?" Tanyanya sekali lagi, menatapku—wajahnya masih merona.

Dengan cepat aku menganggukkan kepalaku, hingga sebuah suara batuk yang disengaja datang dari arah belakang tubuh Cedric. Menghancurkan semua kesan romantis yang tadi mengelilingi kami. Ruel diikuti dengan Louis serta Draco yang berdiri di belakangnya, menghampiriku karna aku tidak kunjung datang dan bergabung bersama mereka.

Aku menghela napas panjang, lalu menatap wajah Cedric dengan tatapan menyesal, mengisyaratkan bahwa aku sungguh meminta maaf kepadanya, dan sepertinya Cedric mengetahui apa yang berada di dalam pikiranku, dengan cepat ia merogoh saku kemeja flannel yang ia pakai, mengeluarkan secarik kertas yang dilipat dengan rapi, lalu memberikannya kepadaku.

"Sampai bertemu kembali, Winter."

Ia tersenyum kecil kepadaku sebelum tubuhnya berbalik, menatap ketiga anak laki-laki yang berdiri di belakangnya, "Senang bertemu dengan kalian lagi."

[ Flashback : OFF ]


Ingin sekali aku membaca surat itu sekarang, namun aku menyimpannya kembali karna Hogwarts Express telah sampai di tempat tujuannya, London. Aku segera mengemas barang-barangku, ketiga anak laki-laki lainnya juga melakukan hal yang sama, mengemasi barang mereka.

Setelah kereta yang aku tumpangi berhenti dengan sempurna, aku lantas berjalan keluar, mencari dua orang hebat yang sudah membesarkanku; Mom dan Dad.

Itu mereka! Namun Dad terlihat sibuk dengan koran yang baca, sembari membahas sesuatu yang sepertinya sangat penting bersama Mom.

Pembicaraan mereka berhenti setelah Mom melihatku telah turun dari kereta, aku tersenyum dan segera berlari menuju keduanya, diikuti oleh keempat orang lainnya, karna Sarah sudah bergabung bersama kami.

"Mom! Dad!" Panggilku senang, kemudian memeluk mereka setelah sampai di hadapan mereka.

Mom memelukku erat, sedangkan Dad melipat koran itu terlebih dahulu baru ikut memelukku, mereka memelukku dengan sangat erat. Pelukan tersebut terpaksa terlepas karna empat orang yang tadi berada di belakan menyapa kedua orang tua tersebut.

"Hi Mom! Hi Dad!" Sapa Draco ramah.

"Hello uncle Alder, hello aunt Thea." Ucap ketiga anak Daniel secara bersamaan.

Mom dan Dad yang mendengar hal tersebut lantas tersenyum kepada empat anak lainnya.

"Ruel, Louis, Sarah, kalian semakin dewasa. Maaf karna kami yang menjemput kalian, Daniel sedang ada urusan bersama dengan Grace di kementerian." Jelas Dad kepada anak dari saudaranya tersebut, ketiga anak tersebut hanya mengangguk paham.

"Juga Draco, Cissa dan Lucius memintaku untuk menjemputmu." Kini Mom kembali menjelaskan kepada temanku.

Tidak banyak bahasan yang berada di sana, kami semua dengan cepat keluar dari stasiun tersebut dan masuk ke dalam mobil. Mobil hitam yang terlihat kecil tapi mewah. Namun siapa sangka bahwa saat kau memasukinya, mobil tersebut terdapat meja dan kursi yang sangat panjang.

"Nikmati waktu kalian." Itu Dad, menatap kursi belakang lalu mulai menyalakan mesin mobil tersebut.


----------------------------



Kami kini berada di White Manor yang lainnya, tempat yang sudah lama tidak ditinggali itu kembali berpenghuni karna paman Daniel sekeluarga telah pulang dari Russia.

"Sampai bertemu lagi!" Ucapku riang, melambaikan tanganku dari dalam mobil, bersamaan dengan Dad yang menjalankan mobilnya.

Dad ternyata mengantarkan ketiga anak tersebut terlebih dahulu, karna paman Daniel meminta adiknya untuk mengantarkan ketiga anaknya ke Manor miliknya, agar mereka tidak repot-repot datang ke White Manor milik Alder untuk menjemput anaknya.

Kini hanya tinggal dua anak yang berada di dalam mobil, aku dan Daco, anak laki-laki yang kini tengah tertidur pulas di tempatnya.


----------------------------



Kini semuanya telah kembali ke rumah masing-masing setelah Mother Cissa menjemput anak kesayangannya di White Manor, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dua orang yang telah menjemput anaknya.

Kemudian aku ikut bergabung dan duduk di sebelah Dad, "Dad, apa yang kau baca saat di stasiun?"

Dad menyenderkan tubuhnya dan memijat pelipisnya, "Satu tawanan Azkaban telah kabur."

"Siapa, Dad?"

"Sirius Black."

Aku melipat kedua tanganku di depan dada, mengingat siapa itu Sirius Black—Bagaimana rupa pria itu dan bagaimana pria tersebut bisa masuk ke dalam penjara paling menakutkan, Azkaban. Lalu Mom datang dengan nampan yang berisikan tiga gelas dengan isi yang berbeda, Coklat panas, Teh, dan Kopi untuk ayahku.

"Minumlah, kau pasti lelah karna perjalanan jauh." Mom kemudian mendudukkan dirinya setelah menata tigas gelas tadi di atas meja. Mengelus lembut rambut hitamku.

"Thank you, Mom."

Saat aku ingin menyicipi minuman yang telah Mom buat, aku teringat dengan surat yang harus ditanda tangani oleh Dad, lalu aku merogoh tas yang berada di pangkuanku.

"Dad, kau harus menandatangani ini."

Aku menyerahkan surat tersebut kepada Dad, ia nampak bingung, dapat dilihat dengan alisnya yang terangkat satu.

"Apa ini, sayang?" Tanyanya lembut, ia masih menggenggam surat yang aku berikan.

"Perizinan untuk berkunjung ke Hogsmeade! Aku ingin sekali kesana." Jelasku dengan semangat, dan menunjuk logo yang tercetak di surat tersebut, logo Hogwarts.

Dad yang mendengar penjelasanku lantas segera tersenyum dan mengangguk, ia paham betul mengapa anaknya begitu bersemangat, "Oh! Kau harus mengatakannya sedari awal, sayang. Tentu saja Dad akan menandatangani ini."

Kemudian Dad melakukan sihirnya, sebuah pena bulu muncul setelah Dad menjentikkan jari kanannya. Tidak berhenti sampai di sana, pena bulu tersebut bahkan melakukan pekerjaannya sendiri tanpa disuruh, menanda tangani surat yang Professor McGonagall berikan.

"Nikmati waktumu di sana, little snowflake."

OUR FATE [ Draco Malfoy x Reader ]Where stories live. Discover now