03 : Susu Kotak

2.7K 319 1
                                    

"Apa yang kau rasakan sekarang?"

"Dada ku sakit sangat sangat sakit, apakah aku akan mati?"

-

-

-

"LELE!" panggil Daehwi antusias.

Sedangkan yang di panggil hanya bisa berdeham, enggan membalas moodnya cukup buruk pagi hari ini tolong dimengerti ya.

"Yak berhenti berteriak teriak seperti gorila daehwi! Lihatlah muka lele terlihat ingin menelanmu mentah - mentah kau tahu" sahut Dongpyo dari arah bangkunya.

"Ah benarkah?! Lele jangan makan Daehwi, lele jangan jadi kanibal ya? Daging sapi masih jauh lebih enak dibanding daging Daehwi tau" jawab Beomgyu menanggapi.

"Jangan bersikap bodoh gyu, mana mungkin Chenle mau memakan orang kau ini sungguh seperti bocah 5 tahun tau?"

"Ihh Jeongin! Kata buna gyu nda bodoh, gyu kan hanya memastikan saja Daehwi tidak akan di makan lele..."

"Aishh sudahlah kalian berdua jangan berisik! Sungguh, bila kalian berucap yang tidak penting sepertinya aku yang akan berubah menjadi kanibal" lerai Jeongwoo.

Setelah mendengar kata kata Jeongwoo, Jeongin dan Beomgyu langsung diam dan bergidik ngeri. Bagaimana kalau Jeongwoo benar benar akan memakan mereka?!

"Chenle mau susu huh? Ini susu dari buna untuk taro katanya agar taro jadi semangat terus tapi sepertinya Chenle yang harus minum deh" tawar Shotaro sembari menyodorkan sekotak susu rasa stoberi ke tangan Chenle.

"Ah manis sekali, terimakasih Shotaro atas susu nya lele akan minum sesuai kata taro hehe."

Setelah selesai meminum sekotak susu stoberi pemberian Shotaro, Chenle terlihat lebih bersemangat mungkin moodnya sudah lebih baik dibanding sebelumnya.

Kalau ditanya kenapa Chenle diam pagi hari ini sebenarnya banyak alasan sih...

Karena lelah? Ah itu salah satunya tapi kali ini lebih dominan karena dia tidak sarapan, meskipun dia bisa beli tapi Chenle benar - benar tidak mood rasanya.

Yah mungkin papa nya masih terpukul akan kejadian beberapa hari yang lalu, kejadian di depan rumah. Chenle cukup bersyukur kalau kompleknya cukup sepi dan berisi orang - orang yang bersifat individual enggan menggunjing tetangga tetangganya.

Hari ini papanya tidak menyiapkan sarapan untuk Chenle, bahkan segelas susu pun tak ada. Jangankan segelas susu, keluar kamar pun papanya masih enggan mungkin kejadian saat itu cukup membekas di ingatan papa nya? Chenle sendiri merasa tak mengerti.

Jujur ia cukup kecewa dengan sikap papanya, terlepas dari kejadian yang membuat papanya menjadi lebih mengurung diri tapi Chenle hanya ingin sebuah sarapan pagi buatan papa tersayangnya, setidaknya sarapan buatan papa cukup membuat suatu kesan di hati bukan?

Kalau kalian jawab bukan berarti kalian belum pernah merasakan nikmatnya sarapan buatan papa di pagi hari sebelum berangkat sekolah.

Sungguh Chenle lelah berpura - pura ia tidak mengetahui semua kejadian ini, ayolah kalau saat itu ia tidak dengar apa pun mungkin ia juga sekarang akan merasakan ke ganjilan dalam keluarganya.

Semenjak retaknya hubungan kedua orang tua Chenle, Mark brengsek Lee lebih memilih untuk tidur di ruangan pribadinya di kantor dari pada menginjakkan kaki di rumah hangat bersama keluarganya,

Lee Chenle - Chenji/JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang