Namun, hubungan persahabatan mereka mulai renggang semenjak Moa dengan Galaksi putus. Setelah putus, Galaksi menarik diri. Ia tidak pernah datang ke tempat nongkrong dan menjadi lebih diam. Katanya sih, biar bisa move on.
Tidak sampai di situ, Galaksi bahkan sempat berpacaran dengan Wanda—anak kelas sebelah—tapi hanya bertahan selama tiga bulan. Hati Galaksi masih milik Moa. Ia memang brengsek, hanya menjadikan Wanda sebagai pelampiasan, padahal gadis itu sangat perhatian dengannya.
Ibaratnya, Galaksi sudah dapat malaikat tapi maunya justru sama setan. Wanda itu ketua OSIS, dia cantik, lemah lembut, dan penyayang. Beda sekali dengan Moa! Sayangnya, gadis sebaik Wanda harus disia-siakan. Tapi mau bagaimana lagi, kita kan tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta.
Sama juga dengan Moa, sudah ada cowok normal yang jelas-jelas ngejar dia, tapi dia justru lebih memilih cowok sakit mental. Moa tinggal bilang 'iya', pasti sudah bisa balikan dengan Galaksi.
"Moa!" Panggil Galaksi.
"Apa?" Moa mendekatkan kepalanya ke pundak Galaksi.
Kalau di atas motor begini, suara Galaksi menjadi samar-samar terdengar.
"Gue ragu, lo itu sebenarnya beneran suka sama Cakrawala atau cuma sekedar kasihan dan ingin tanggung jawab?" tanya Galaksi.
Galaksi sudah lama mengenal Moa, ia juga paham Moa itu orangnya seperti apa. Mau seburuk apapun sikap Moa, ia adalah gadis yang bertanggung jawab. Jika ia merasa perbuatannya salah, maka ia akan memperbaiki dan menebus kesalahannya. Begitu juga sebaliknya. Prinsip hidup Moa, 'Kalo lo baik sama gue, gue juga bakalan baik sama lo. Tapi kalo lo jahat sama gue, gue bisa lebih jahat daripada lo.'
"Nggak usah tanya-tanya. Ntar kalo gue jawab jujur, lo sakit hatiiii..." Sindir Moa.
"Sialan!"
"Gue itu lebih segalanya dari Cakrawala, tapi kenapa lo nggak milih gue sih?!"
"Wanda juga lebih segalanya dari gue, tapi kenapa lo nggak milih dia sih?!" Moa balik bertanya.
"Ya karena gue maunya sama lo," jawab Galaksi.
"Yaudah sama. Gue maunya sama Cakra, bukan elo."
"Susah ya ngomong sama batu kayak lo, Mo."
"Salah siapa ngajakin gue omong."
"Iya-iya cowok itu emang selalu salah!"
"Nah, itu sadar."
Mata Moa menangkap seorang cowok yang mengayuh sepeda kuning di depan sana. Melihat dari punggungnya pun, Moa sudah tahu kalo itu Cakrawala.
"Ala, turunin gue!" Seru Moa.
"Bentar lagi sampe, elah!"
"Ada Cakrawala!"
"Ya biarin!"
YOU ARE READING
2. NOT ME ✔️
Teen FictionCakrawala Agnibrata, dia selalu menebar senyum ke semua orang meskipun dunianya sedang hancur berantakan. Sampai pada akhirnya kepura-puraannya untuk bahagia justru merenggut kewarasannya. Ia sakit mental. "Setelah sekian bulan saya mengamati peril...
| CHAPTER 39 | PERJANJIAN DENGAN BUNDA
Start from the beginning