10 Minutes - Romance [ 🔞 ]

Mulai dari awal
                                    

"Jangan berisik, sayang." Seongwu mengingatkan. "Ingat, siapapun bisa tau apa yang sedang kita lakukan."

Daniel akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah, membiarkan Seongwu bergerak sesukanya. Pemuda itu mulai menghentakan pinggulnya, dalam dan kencang. Daniel menutup mulutnya dengan tangannya, kedua matanya terpejam kencang. Nafasnya tersengal, dan Seongwu benar-benar menyukai pemandangan yang sedang ia saksikan saat ini.

Seongwu menghujam rektum Daniel dengan lihai, pergerakannya membuat yahg lebih tua mabuk kepayang. Mata Daniel terbuka dan tertutup kembali, lubangnya mengetat setiap kali matanya bertemu pandang dengan Seongwu. Seongwu menggeram dengan nada suara rendah, menikmati setiap inchi wajah cantik di hadapannya.

"So pretty, you are taking this so well... lubangmu nikmat sekali, little one. Take me more, bisa?"

Daniel merengek lagi. Kata-kata Seongwu membuatnya kacau. Ia menengadahkan kepalanya, menahan sensasi yang diberikan.

"Sayang." Seongwu terkekeh dengan nada rendah, serta merta menggeser pergelangan Daniel yang sebelumnya menutupi mulutnya. Daniel secara otomatis memejamkan mata, menggigit bibirnya. Seongwu tersenyum sedikit, menyukai Daniel yang dengan susah payah menahan desahannya. Jemarinya melingkar di sepanjang bagian privat Daniel, mengurutnya dengan pelan dan nikmat. Pemuda itu melonjak sedikit, menggelengkan kepalanya dengan panik.

Seongwu akan menghancurkan semua sisa kewarasan yang ia miliki.

Itu tidak aman, mengingat mereka sedang ada di publik.

...dan Seongwu tidak sepenuhnya hanya berhenti di situ.

Daniel merintih kencang saat Seongwu mulai menggenjotnya. Bibir Seongwu segera membungkam miliknya, menghalau semua lenguhan yang bisa meluncur keluar dari baliknya. Daniel tidak punya pilihan lagi selain melingkarkan kedua lengannya ke sekitar leher Seongwu, menjaga keseimbangannya. Tubuhnya terhentak di setiap tusukan, Daniel bersumpah ia hampir melihat bintang.

"Mmhh... Nnnh..."

Seongwu mencintai suara Daniel. Ia sudah sering mendengar pemuda di dalam dekapannya ini menyanyi, namun desahan Daniel adalah yang tercantik yang bisa ia dengar. Bila saja mereka ada di kamar mereka, ia bisa dengan bebas mendengar suara Daniel yang jernih dan tinggi.

...tapi siapa yang menduga, suara pemuda itu sama indahnya saat ia melenguh tertahan seperti ini?

Seongwu terus bergerak dengan liar, merajam yang lebih tua dengan kasar. Mata Daniel terus terpejam, susah payah berpegangan pada sisa-sisa kesadarannya.

"T-tolong..." Rintihnya. "...aku... ah!"

Itu dia.

Seongwu menyeringai, dan mulai mempercepat temponya untuk menghujam satu titik yang sama. Lidahnya membelit lidah Daniel, tak mempedulikan pekikan-pekikan kecil yang dikeluarkan Daniel. Rasa nikmat mulai menyerang titik di tubuh Seongwu, dan ia semakin bernafsu saat Daniel mengeratkan pelukannya di sekitar lehernya.

Gelombang kenikmatan mulai menyerang Daniel, semakin lama semakin kencang saat Seongwu benar-benar memacu kecepatannnya. Pemuda itu mulai meracau saat titik kenikmatannya diserang terus menerus. Ia bisa merasakan orgasmenya mendekat, dan desahannya menjadi semakin kencang. Belum ditambah dengan jemari Seongwu yang tidak berhenti mengusap kepala miliknya yang sensitif.

"W-wu..." Daniel menggeliat.

"Ya, sayang?"

"D-datanghh—!" Daniel menggelengkan kepala. "C-cukup—!"

Seongwu tidak mengindahkan. Ia terus memompa tubuh Daniel, membuat pria itu melayang. Daniel menegang, cairannya meleleh keluar dari lubang mungil di kepala penisnya. Daniel melenguh, gemetar di dalam pelukan Seongwu.

[ Shall I Tell You a Tale ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang