1|rencana orang tua

74 32 25
                                    

Maaf sebelumnya apabila ada kesamaan alur,tokoh,watak cerita. Mungkin itu hanya sebuah kebetulan.

Happy reading,&joy!

°°°

Sungguh,hari selasa adalah hari yang menurut Rere paling sial. Bagaimana tidak,sepulangnya dari sekolah,ia disuguhkan pemandangan pasutri paruh baya dan seorang cowok dengan kemeja flanel yang digulung sampai siku dan celana jeans khas anak kuliahan tengah duduk manis di sofa ruang tengah.

Rere tentu tahu maksud kedatangan mereka bertiga,yang tak lain tak bukan untuk menjodohkan putra dari pasutri paruh baya itu dengan dirinya.

Sebenarnya papah dan mamahnya sudah membicarakan hal ini pada dirinya,tentu saja ia menolak. Tapi karena alasan tertentu orang tuanya,ia terpaksa menerima semua ini.

Dan sekarang,gadis yang masih memakai seragam putih birunya tengah terduduk lesuh disamping sang mamah.

"Mah," bisik Rere merengek pada Hanum. Ia ingin cepat-cepat pergi dari situasi ini.

"Ssttt,diam dulu Re!" bisik balik Hanum pada anaknya. Rere menerima respon mamahnya dengan helaan napas.

"Kira-kira,apa nggak terlalu cepat kalau dua bulan langsung dinikahkan?" tanya Hanum. Ia sebagai seorang ibu,jelas merasakan apa yang dirasakan anaknya. Lagian,ia tak ingin cepat-cepat melepas Rere anak gadis satu-satunya. Dan umur Rere yang jelas-jelas paling diragukan.

"Menurut saya itu waktu yang pas. Kalau pakai acara tunangan dulu kelamaan. Saya pengen cepat-cepat nimang cucuk" ucap Wenda excited.

"Mamah,Rere ini masih di bawah umur loh.." tegur Adi selaku suami Wenda.

"Kan siap-siap aja pah... Kalau pakek acara tunangan segala,keburu Rere diambil orang" Wenda terkekeh,diikuti para orang tua lainnya.

"Oke,saya setuju kalau dua bulan lagi acara pernikahannya dilaksanakan" Kamil--papahnya Rere-- kini membuka suaranya.

Sedangkan gadis itu tercengang mendengar keputusan papah nya. Padahal dirinya sangat berharap,Kamil tidak setuju dengan waktu yang ditentukan oleh Wenda. Terlalu cepat. Dan tak mungkin dengan umurnya yang masih sangat dini.

Diam-diam Rere melirik cowok yang duduk disamping Wenda. Cowok itu hanya membungkam mulutnya sedari tadi. Rere sangat sangat yakin bahwa cowok itu sama seperti dirinya,terpaksa. Lagian,zaman sekarang anak muda mana sih yang mau dijodoh-jodohkan.

Masa muda tuh masa-masa yang paling pas untuk hangout bareng teman,sahabat,pacar,dll. Waktunya untuk senang-senang. Tapi berbeda dengan Rere yang tertampar oleh kenyataan. Dalam waktu dekat ini,ia akan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

"Ini,calon pasutri dari tadi diam aja. Ngomong dong.." Wenda yang paling bersemangat dengan perjodohan ini,terlihat dari raut wajahnya yang berseri-seri.

"Ngomong apa si mah? Sean lagi sariawan,nggak bisa ngomong lebih dari empat kata" cowok itu terlihat jengkel dengan mamahnya.

"Loh..itu kamu ngomongnya lebih dari empat kata" ucap Wenda yang tak ditanggapi lagi oleh Sean.

"Oh ya,karna udah selesai diskusinya. Mari makan bersama,saya udah siapkan"

To be continued.

Fiveteen Where stories live. Discover now