11 : Perang? Bukan

4K 750 258
                                    

"Kamu emang ganteng dan dipuja sama banyak orang, tapi jangan samain aku dengan fans kamu yang buta sama sisi jahat kamu!"

👻👻👻

Hari demi hari berlalu semenjak kejadian Garda yang menghina Hana. Perang dingin di antara mereka tidak bisa dihindari. Baik Jesicca dan Devo tidak tahu cara membuat mereka saling memaafkan satu sama lain.

Jessica sangat maklum dengan sikap Hana, bahkan ketika Devo menceritakan masalah yang terjadi di antara dua cucu Adam itu, Jesicca ikut terbawa emosi dan hampir ingin menendang pusaka Garda apabila lelaki itu sedang berada di sekitarnya saat itu. Namun, Devo berhasil menenangkan Jesicca dan menyelamatkan masa depan Garda.

Garda yang merasa tidak punya salah, dan Hana yang bahkan menatap lelaki itu pun tak sudi—apalagi memaafkan kesalahan lelaki itu— sama-sama tidak ada niatan untuk meredam segala gengsi mereka.

Kegiatan bersama seperti kerja kelompok pun menjadi ajang bagi Hana dan Garda untuk meluapkan perang dingin mereka. Seperti saat ini contohnya.

"Profesional dong, Gar, Han. Jangan karena masalah yang entah apa, lagi terjadi di antara kalian bikin kelompok kita jadi jelek!" tegas Bayu untuk kesekian kalinya. Semua orang yang ada di kelompok itu, kecuali Hana dan Garda setuju agar pembawaan bagian awal tarian kreasi mereka dibawakan oleh Hana dan Garda, dua insan yang sama-sama keras kepala itu pun menolak.

"Hm, gue terima, tapi jaga sikap lo, ga usah genit!" ucap Garda sambil menunjuk ke arah Hana.

Hana yang tak terima lantas langsung berdiri dan membentak Garda. "Mulut kamu tolong dijaga! Oke, biar bahasan ini cepet selesai, aku terima usul kalian."

Hana langsung pergi meninggalkan teman-temannya yang terbungkam dengan reaksi Hana. Hana juga bisa marah, bukan?

👻👻👻

Bakso terakhir sudah dilahap Hana beberapa detik yang lalu. Jesicca melongo menatap Hana yang baru saja menghabiskan semangkuk bakso dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Raut wajah Hana bukan seperti orang kelaparan, melainkan seperti orang yang baru saja melihat gebetan jalan dengan yang lain.

"Kamar mandi."

Dua kata singkat, lalu Hana langsung menghilang di antara keramaian. Jessica hanya bisa menatap arah pergi Hana walau gadis tadi sudah tidak terlihat lagi di pandangannya.

"Hana kok jadi kena virus dinginnya Garda, sih?" gumam Jesicca sambil menunduk, karena sedari tadi dia dan Hana memang sudah jadi pusat perhatian karena berita terkait kekuatan mereka, dan kini hanya dia yang jadi pusat perhatian atas tatapan aneh dari orang yang ada di kantin siang ini.

Hana yang tadi langsung melenggang pergi tanpa menunggu balasan Jesicca kini sedang melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar mandi wanita. Menyambar salah satu pintu lalu menyelesaikan panggilan alamnya di sana.

Setelah selesai dengan urusannya, Hana langsung menarik gagang pintu tadi, tidak terbuka. Tarikan kedua, tetap tidak terbuka.

Hana terus menerus menarik pegangan pintu kamar mandi itu, nihil, tetap tidak terbuka. Hana baru menyadari atmosfer di sekitarnya kini terasa berbeda ketika dia datang tadi, pencahayaan di toilet pun sangat redup.

Grep

Di suasana seperti itu, tiba-tiba satu tangan menyambar tangan Hana . Rasa takut langsung menguasai diri Hana, dia terus mencoba menarik gagang pintu kamar mandi itu sembari menutup matanya.

Klek

Terbuka. Tanpa ba-bi-bu lagi, dia langsung mengambil langkah seribu meninggalkan kamar mandi itu. Kaki Hana terus terpacu, tetapi netranya mengarah ke belakang memastikan bahwa makhluk yang pastinya bukan manusia tadi tidak mengejarnya.

"MEREKA" ADA ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن