09 : Alex dan Vivi

4.3K 790 278
                                    

"Jangan coba ikut campur ke dalam masalah yang lo sendiri gak tau awalnya gimana!"

👻👻👻

Hana tengah termenung di kamarnya, dia merasa bosan karena sedari tadi hanya terkurung di rumahnya tanpa ada niatan untuk berpergian padahal hari ini adalah hari Minggu. Sedari tadi, gadis itu hanya menonton televisi, makan, mandi, main handphone, dan yang paling penting adalah merebahkan dirinya.

"A–Alex?" Hana terkejut ketika hantu Alex secara tiba-tiba muncul di depannya dengan ekspresi dingin, matanya menatap lurus ke manik mata Hana. Hana yang mendapat tatapan seperti itu pun tak bisa berkutik sama sekali.

"Santai Na, gue gak akan nunjukkin wujud asli gue," ucap hantu Alex, bibirnya menyunggingkan senyum ikhlas, Hana hanya bisa tersenyum kikuk.

"Lo gak keluar? Gak jalan-jalan?" tanya hantu Alex berusaha mencairkan suasana.

Hana menggeleng. "Mager."

"Lo belajar banyak kata-kata baru ya semenjak pindah sekolah."

Tak ada respon. Keheningan menyelimuti mereka berdua, baik Hana maupun hantu Alex tak ada yang membuka suara setelah itu. Namun, sebenarnya Hana ingin sekali menanyakan perihal hubungan antara hantu Alex dan Vivi. Setelah beberapa menit ia baru melontarkan pertanyaan itu dari mulutnya.

"Alex ada hubungan apa sama Vivi?"

Damn!

Tatapan hantu Alex langsung berubah ketika Hana mengucapkan nama Vivi, dan kemarahan nampak sekali dari wajah hantu Alex. Melihat hantu biasa saja kita bisa terkejut, apalagi yang sedang marah?

"Lo yakin mau denger jawabannya?"

Hana membalas pertanyaan hantu Alex dengan anggukan. Bukannya menjawab, Alex malah memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela, seakan-akan ingatan masa lalu ada di luar jendela itu.

"Dia pernah jadi pacar gue waktu kita kelas 3 SMP. Entah kenapa, dari SD sampe SMP kita selalu satu sekolah, dan waktu kelas 3 SMP, gue memberanikan diri buat nembak dia. Gue gak nyangka kalo dia nerima. Kita pacaran layaknya orang biasa."

Hantu Alex membalikkan badannya dan kini posisinya sudah berhadap-hadapan dengan Hana.

"Pacaran itu emang biasa aja buat orang lain, tapi nggak buat gue. Gue selalu nganggep dia sebagai perempuan yang bener-bener gue butuhin dalam hidup, tapi ternyata dia gak berpikiran kayak gitu."

Alex terdiam sebentar, nampaknya kalimat yang selanjutnya lumayan berat untuk ia ucapkan.

"Dia mutusin gue waktu kita udah beda sekolah waktu SMA."

Hana tercengang mendengar kalimat yang barusan hantu Alex lontarkan, otaknya langsung memutar memori ingatan waktu dia dan Vivi berada di rooftop sekolah. Ia mengingat ekspresi Vivi yang berubah ketika membahas kekasihnya itu.

"Lalu kenapa Alex benci banget sama Vivi?"

Hantu Alex tersenyum sinis. "Setahun yang lalu, di depan rumah lo, gue meninggal. Semuanya karena ulah si bangsat Vivi. Mungkin dia jengkel sama gue yang gak bisa nerima bahwa Vivi mutusin gue, makanya dia sampe nabrak gue dan buat gue jadi kayak sekarang ini."

Bagai petir di siang bolong, Hana tak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelasan hantu Alex. Mulutnya bagaikan terkunci begitu saja. Setelah kurang lebih satu tahun, akhirnya dia mengetahui alasan kematian 'teman'-nya itu.

"Jasad gue emang udah dikuburkan dengan layak, tapi dendam gue belum mendapat balasannya. Vivi masih bebas berkeliaran, berkat orang tuanya, dia gak bisa disentuh sama polisi, gue tau gimana sedihnya orangtua gue waktu tau anaknya dibunuh sama pacarnya sendiri." Mata hantu Alex nampak berkilat marah.

"MEREKA" ADA ✔️Where stories live. Discover now