21 : Anak Baru

3.6K 631 186
                                    

"Na, lo gak mengkhianati gw, 'kan?"

👻👻👻

Hana berjalan dengan senyum sumringah. Kemarin kakeknya memberikan semangat sebelum beliau pulang, Hana paham maksud dari semangat itu. Baru kali ini rasanya ia sangat bersemangat memecahkan masalah dunia lain.

Di sampingnya, hantu Alex melayang. Seperti yang sudah kakeknya perintahkan, Hana mengizinkan hantu Alex untuk ikut ambil bagian dalam masalah perhantuannya.

Sedari tadi Hana berusaha tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain, tangannya ia sembunyikan di balik badan, masalah akan muncul apabila seseorang memegang tangannya tanpa ia ketahui. Bisa-bisa, tatapan sinis yang Hana dapatkan sekarang, bisa lebih sinis lagi nanti.

"HANA!"

Baru saja beberapa langkah masuk ke kelas, suara Devo terdengar memanggil namanya. Hana menghampiri lelaki itu dan meletakkan tasnya ke kursinya.

"Kenapa?"

"Lo punya pacar?"

Bukan Devo yang bertanya, melainkan Jesicca.

"Pacar? Aku? Gak punya," jawab Hana dengan raut wajah bingung.

"Na, lo gak mengkhianati gue, 'kan?"

Hana menatap wajah dramatis Devo, semakin bingung rasanya. Matanya beralih pada Jesicca yang ternyata tengah terkejut melihat hantu Alex, lalu mata Hana melihat hantu Alex yang ternyata tengah menatap sendu ke arah Garda.

"Dia bilang, Jumat kemarin lo pulang bareng dia. Jadi, itu alasan lo gak mau pulang bareng gue?" Jesicca bertanya. Hana langsung tersadar dengan lelaki aneh yang mengantarnya pulang tempo hari.

"Kalo gue gak salah, cowok itu adalah cowok yang kita temuin di pintu ruang kepala sekolah, 'kan?" tebak Jesicca.

"Ah, itu. Iya, aku pulang bareng dia, dianya yang maksa, aku terima akhirnya. Gak ada apa-apa di antara kami." Hana membela diri, aneh rasanya harus meluruskan kesalahpahaman tentang kehidupan pribadinya sendiri.

"Kenapa lo terima? Katanya gak kenal." Garda bersuara, ada nada menyindir dari kalimat yang ia ucapkan. Hana tak suka hal itu, Garda pasti menganggapnya murahan lagi.

"Kamu gak tau gimana keadaan kemarin! Udah terlalu sore!" tegas Hana, nada bicaranya naik satu oktaf sehingga menarik perhatian murid lain, menonton otang bertengkar memang menarik.

"Kecewa gue, Na." Devo berbalik, sekilas dapat Hana tangkap wajah murungnya itu. Hei, ini hanya masalah sepele, 'kan?

"Gak ada yang bisa dibilang sepele kalo udah menyangkut urusan hati, Na." Hantu Alex bersuara.

👻👻👻

"Gak bohong, 'kan?"

Hana menghela napas kasar, sedikit kesal mendengar pertanyaan Devo.

"Udah jujur, Dev."

Sedari tadi Hana menceritakan seluruh kejadian pada Jumat kemarin. Bahkan firasat aneh yang Hana rasakan juga ia ceritakan kepada tiga remaja itu. Aneh rasanya menjelaskan kesalahpahaman ini, toh jika Hana punya hubungan dengan lelaki itu, bukankah itu urusan pribadi Hana?

"Tapi firasat aneh lo itu, maksudnya apa?" tanya Devo, Hana mengedikkan bahunya tanda bahwa ia tak tahu jawaban atas pertanyaan Devo.

"Dibilang tanda jatuh cinta."

Semua kepala menoleh ke sumber suara, terlihat lelaki yang tengah bersender pada pintu kelas. Hana bisa mendengar bisikan dari beberapa temannya yang tidak menuju kantin, dan bisikan itu semakin memanas ketika lelaki yang tadinya menyenderkan tubuhnya pada pintu kini berjalan menuju meja Hana.

"MEREKA" ADA ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant