26. FORBIDDEN

4.2K 129 6
                                    

Main Cast: Sarah, Derek

Warn: Cerita gak jelas.

=====================

Sarah P.O.V.

Aku hanya bisa diam mengutuki nasib yang sama sekali tidak berniat untuk membelaku. Menikmati tiap siksaan dengan wajah membingkai senyum, ketika indahnya dunia tidak lagi bisa kurasakan malah mengolokiku. Aku menikmati setiap untaian rintihan yang lolos dari bibirku. Kurasakan berat tubuhnya menindih, mengunci tiap jengkal tubuh yang bisa kugerakkan.

Lidahnya menari dengan ritme pelan. Mengambil beberapa jalan melingkar di atas puttingku yang mengeras. Aku meremang merasakan hangat lidahnya yang basah, setumpuk daging kenyal yang memberikan rasa dingin beserta kenikmatan.

Tangannya yang kekar mendekap tubuhku, membalik badanku hingga hanya sebuah dinding bercat putih yang sangat bersih terbiaskan oleh retina mataku yang kelam, perlahan sesuatu yang panas dan berdenyut memasukiku.

"Nnnnggghhh... Uhhh... " Desahan kian terlontar dari rongga-rongga tenggorokanku, melucuti rasa maluku, aku mengakui jika aku menyukainya. Sentuhan Derek segalanya untukku. Dia selalu terasa lembut, belaiannya menjadi candu untukku.

"Ugh.... Sarah.... " dia mengerang, menciumi seluruh pundakku yang bisa dia jangkau. Dia membali meremas dadaku yang bergerak sesuai dengan hentakan yang dia buat. Semakin lama, semakin cepat hentakan yang kurasa.

"Ah, Ah, Ahh..." Aku menyukainya. Aku ingin lebih merasakan dirinya dalam tubuhku. Pria yang kucintai, Pria yang hanya menjadikanku pelampiasan dari nafsunya yang tidak terpuaskan.

"Derek... ah... lebih ce. . pat" Aku memohon. Mencicit bagai burung yang merangkai sarang untuk di tinggali. Aku menggenggam erat selimut yang membaluti tubuh kami.

"Akh..." aku merasakannya. Itu dia. Hentakan yang kian kuat, mendorong tubuhku menaiki tangga menuju pelepasan. Dia merasukiku semakin dalam. Hingga aku bisa tahu saat miliknya menerebos dinding buntu dalam diriku.

.

.

Aku hanyalah senoktah titik noda hitam dalam buku yang bersampul putih, menghancurkan keserasian warnanya, memberikan penghancuran pada polosnya.

Ketika semua aspek dalam kehidupan berlalu lalang di hadapanku, memamerkan kehidupan mereka yang sempurna, atau mereka katakan sempurna dalam harfiah dunia fana yang mereka ciptakan.

Sempurna? Satu kata berjuta makna.

Sempurna? Satu kata berjuta siksa.

Satu kata yang kini menjeratku kelubang neraka. Satu kata yang menelantarkanku kepada dosa.

Kunikmati hembusan angin yang menerpaku dingin. Menikmati suara-suara dari semuanya. Entah itu apa. Aku hanya ingin menghilangkan kekosongan dalam kesepian senyapku ini.

Tanganku terjulur, ingin menggapai langit yang terbentang luas. Kepulan-kepulan awan yang berbentuk indah, bermacam-macam. Tidak monoton. Yah tidak monoton seperti hidupku.

"Cih, sial ada dia di dalam kelas."

"Sebaiknya kita kembali ketika dia pergi. Aku tidak tahu penyakit apa yang bisa dia tularkan pada kita."

"Apa dia tidak malu berada di antara kita?"

"Entahlah... wanita seperti dia tak mengenal kata malu."

"Bagaimana pelacur seperti dia berada di sini? Seharusnya dia ada di rumah bordir."

"Apa sekarang pelacur memerlukan otak? Setahuku mereka menjual tubuhnya saja."

Romance Suspense Short Story Collection [END]Where stories live. Discover now