31. ADVICE

3.1K 166 23
                                    

Main Cast: Sia, Abraham

ROMANCE 

=========================================

AUTHOR POV.

Keegoisan menatapku.

Menaikan sebelah alis, bibirnya menyeringai penuh kemenangan.

"Yang kau lakukan sudah benar. Tidak apa-apa sayang, kau tak salah. Kau benar!"

Aku mengangguk padanya.

Merasa beban berat itu sedikit demi sedikit terangkat dari pundakku.

Aku tak salah.

"Yah, kau tak salah." Serunya bersemangat.

Keegoisan mengangkat lengan dan membelai wajahnya sendiri, yang membuatku terkesiap ketakutan karena wajah itu mirip denganku.

Matanya mengunci mataku, merah dengan sorot tegas penuh dengan keserakahan. Aku menelan liur yang terasa menyakitkan.

"Jangan! Jangan berubah pikiran, sayang. Kau tak salah, ini seperti hukum rimba. Yang kuat berkuasa. Yang licik menjadi juara."

Aku meragu.

Menundukkan pandangan, melihat diriku sendiri dari ujung kaki hingga kepinggangku dan wajahku yang biasa-biasa saja.

"Jangan kotori pikiranmu dengan pandangan meremehkan diri sendiri seperti itu. Sudah terlalu lama Sia. Ini waktunya kau bangkit."

"Aku memang tak seperti mereka. Aku tak begitu cantik." Kataku lemah dan menyedihkan.

Keegoisan di depanku tertawa keras.

"Kau memang tak cantik. Tapi kau pintar."

"Kepintaran tak dapat membantuku terlihat cantik."

"Ckckck, Sia... pikiran seperti itu harus kau perbaiki. Kau cerdas kau bisa memanfaatkannya! Lakukan seperti yang sudah kita rencanakan, sayang." Senyumnya mengembang. Aku seakan berkaca tapi aku tak mungkin memiliki senyum licik dan dingin seperti itu.

"Aku tak merencanakan apapun." Elakku dengan suara bergetar.

Dia mencemooh. "Kau tidak bisa berbohong padaku. Ingat aku adalah bagian dirimu. Aku adalah sisi egoismu."

"Aku..."

"Kau tak salah." Dia menyelaku, "yang kau rencanakan sudah benar. Go head. Ini kesempatan terakhirmu."

.

.

Hanya karena sahabatnya terlebih dahulu mengutarakan perasaan, tak berarti Sia tak berhak untuk mencoba kesempatannya.

"Kenapa kalian memandangku seakan aku adalah kotoran yang tak sengaja menempel di sepatu kalian?" Tanyanya, mengerutkan kening dan memandangi satu persatu wanita yang duduk mengelilingi dia.

"Molly menyukainya."

"Lalu?"

Seorang mendengus, "kau mencoba merebut pria yang disukai oleh sahabatmu, apa kau gila?"

"Tapi Abraham tak menyukai Molly."

"Bukan Itu masalahnya." Kata wanita yang berdiri, mulai terlihat jengkel dengan sikap Sia yang baginya tak menghargai persahabatan kekal mereka. "Sahabatmu menyukai pria itu, kau tak boleh mere-"

"Aku tak merebutnya." Bentak Sia.

"Kau merebutnya. Bagaimana bisa kau menyangkalnya dengan gampang. Kau tak memikirkan persahabatan kita?"

Romance Suspense Short Story Collection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang