11. I WAS ONCE BY YOUR SIDE

34.1K 1K 38
                                    

Main Cast: David, Tiffany, Ivy

===========================

David POV.

"Kau adalah pria yang baik David. Sangat baik. Ivy sangatlah beruntung. Aku kemari ingin mengucapkan selamat..."

Kau mengucapkannya dengan suara yang begitu indah.

Matamu teduh, menggerayangi wajahku dengan lekatnya. Dan bibirmu yang terbuka seakan menikmati kata demi kata yang kau ucapkan ketika memujiku. Aku terpesona, terhipnotis dengan mudahnya. Tak bisa bergerak, terkunci oleh tatapanmu yang membara. Kau kembali memikatku dengan sadis.

"Aku benar-benar iri pada dia. Wanita yang akan kau nikahi, wanita yang akan mengandung anakmu. Tidur di ranjang yang sama denganmu, dan menikmati hari-harinya bersamamu. Aku sangat iri."

Aku ingin menghapus air mata yang mengalir dari kelopak matamu yang terpejam, aku ingin mengulurkan tangan, mengalungkan lenganku di bahumu, lalu mendekap tubuhmu yang berguncang karena menahan tangis dan jerit kesedihan. Betapa aku sangat menginginkannya saat ini.

"Aku ingin bertemu denganmu di detik terakhir aku bisa berpura-pura masih bisa memilikimu."

"Tiffany..."

"Yah, David... Setelah ini aku tidak bisa lagi bersandar padamu... Aku sudah sangat terlambat,"

Aku mengepalkan tangan, memandangi lantai marmer yang berpola rumit.

"Kau masih bisa mengandalkanku, kau memilikiku."

Aku ingin menggapaimu.

Aku ingin menjangkaumu.

Mengapa begitu sulit? Seakan jarak semakin melebar tiap kali aku merasa semakin dekat denganmu.

"Kita bersahabat, Tiffany... Ingat?"

"Terima kasih, David. Aku ingat, tapi tetap saja aku menginginkan lebih.... Walau aku sudah tidak berhak... Ak..."

Kau terhenti di tengah jalan. Melihatku dengan harapan agar aku bisa mengurangi rasa sakitmu.

Dadaku berdenyut.

"Maafkan aku."

Aku tidak berdaya.

Sendunya gurat wajahmu, mengalahkan mendungnya langit yang paling gelap sekalipun. Aku ingin menghapusnya, aku ingin menghilangkannya, kesenduan bukanlah kepingan yang cocok untuk bersanding dengan kecantikkanmu.

"Maafkan aku."

Aku tidak mampu.

Tangismu membanjiri hatiku dengan rintikan yang deras, menyakiti jiwaku pada tiap kejatuhannya yang lepas. Aku ingin meniadakannya, aku ingin melenyapkannya. Derai tangis tidak pantas bersemayam di wajahmu yang begitu memesona.

Oh, ini sangat menyakitkan. Ketidakmampuanku untuk mengembalikan rona bahagia di wajahmu.

"Aku, aku minta maaf, Tiffany."

"Tidak David. Bukan kau yang seharusnya meminta maaf, Semua ini adalah kesalahanku sendiri."

Aku ingin menyangkal. Agar perasaanmu yang hancur membaik, tapi aku tak bisa. Aku tak pandai berbohong, dan kau paham itu.

"Itu tidak..."

"Kau tak perlu membelaku."

"Tiffany!"

"Kau sudah berkorban terlalu banyak. Dan aku tetap buta dan bodoh." Suaramu menyayatku, rintihan yang berbalut tangis, dan airmatamu kembali meleleh, menghiasi jalur pipimu.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Where stories live. Discover now