24. PAIN OF LOVE

6.1K 201 11
                                    

Main Cast: Gabriel, Iris, Charlotte

ps: tulisan lama, jadi mohon dimengerti jika masih tidak rapi. 

========================================

Author POV

Sesosok tubuh mendekam disudut ruangan. Memeluk lututnya dan membenamkan wajah diantara lutut kakinya. Memejam mata bersenandung menciptakan sebuah lagu yang bahkan dia tidak mengerti tentang maknanya. Dia hanya menyalurkan keluar nada dan irama acak yang muncul begitu saja dari kepalanya

Melihat kearah pintu yang tetap tertutup. Wajahnya tertunduk sedih. Jemari tangannya dia mainkan. Melihat kesekeliling ruang yang memenjarakan kebebasannya.

Dia terkurung dalam sebuah kamar megah yang mewah. Sendirian di dalam sangkar yang membatasinya untuk terbang bebas kemanapun hatinya berkehendak.

Berdiri dari duduknya, dia melihat kearah jendela besar dan membukanya. Angin berhembus dengan pelan. Membuat juntaian poninya bergerak pelan dan lemah. Dia melihat kebawah, sebuah hamparan kosong yang telah terisi dengan berbagai macam bunga yang dia tidak kenal.

Menadahkan tangan ke udara kosong, membuat gerakan seakan dia ingin menggapai langit yang jauh disana.

"Apa ada yang salah denganku? Hmm?"

Bertanya pada kekosongan yang hampa. Tangannya terkulai lemah. Tidak ada siapapun disana. Tak seorangpun yang menemani kesendiriannya.

"Iris kau menyedihkan!"

Pelan dia merosot dan terduduk. Kakinya terselonjor kedepan dengan kepala yang menunduk dalam. Menikmati hampa dan kosong dalam dadanya. Seorang wanita dengan segala macam kesedihan.

Melirik pada jam dinding besar. Dan menghela nafas panjang. Sudah lewat dari waktu yang seperti biasa. Iris melirik lagi kearah pintu yang tertutup. Berharap jika pintu yang terkunci itu terbuka dan menampilkan siluet yang dia rindukan. Seseorang yang membuat dia rela terkurung dalam ruang kosong tanpa teman. Seseorang yang menjadikan dia tahanan dan tidak memperbolehkan siapapun melihat dia. Seseorang yang dia cintai

Kembali berdiri dan melangkahkan kakinya kearah pintu. Berhenti dan menatap permukaan kayu dengan ukiran rumit dan terlihat mewah, telunjuk tangannya dia arahkan kesana, menuliskan sebuah nama. Nama dari seseorang itu Gabriel.

Rindu merasuki hatinya yang gundah, walau waktu telah membuat mereka terpisah selama beberapa jam tapi dia, yah.. dia sudah merindukan pria itu.

Gabriel... Gabrielnya....

Berbalik arah dan menuju pada ranjang besar, merebahkan diri dan menempatkan kepalanya pada posisi nyaman. Iris memejamkan mata. Membiarkan beberapa bayangan masuk dalam alam sadarnya.

Berselang beberapa detik dan menit yang lambat untuknya. Kembali membuka mata. Duduk dan masih mendapatkan diri jika dia masih sendiri.

Bugh. Menjatuhkan diri lagi pada bantal yang tidak begitu menggoda baginya. Meremas ujung sprei yang tidak bersalah. Dia sudah tidak tahan dengan semua kekosongan ini. Dia ingin bebas. Ingin menyerukan tentang hidupnya. Tentang siapa dia.

"Maaf membuatmu menunggu."

Memejamkan mata dan diam merasakan kehangatan yang menjalar kedalam saraf tubuhnya. Tangan kekar yang besar melingkari pinggangnya. Dia dapat merasakan jika pundaknya telah mendapati beban. Gabriel menyandarkan kepalanya disana, menciumi keharuman alami dari tubuh wanita cantik yang dia tahu tengah menunggu kepulangannya.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Where stories live. Discover now