21. WRITER'S BLOCK

8.6K 284 7
                                    


Main Cast: Rupert, Emma

Genre : Romance Comedy

====================================

Emma P.O.V.

WRITER'S BLOCK!!!!!

Kenapa harus terjadi padaku sekarang? Kenapa tidak menunggu sampai cerita ini selesai?

Kenapa???

Aku mengacak rambutku. Menarik-narik kerah bajuku hingga melar. Aku menghentakkan ujung kakiku dan merengek.

"Rupert..."

Kudengar suara air keran ditutup begitu aku memanggilnya. Suamiku sibuk mencuci piring yang tak sempat kuberesi seminggu ini. Deadlineku sudah di ujung neraka. Kalau cerita ini belum selesai besok pagi Ralph akan membunuhku.

Tuhan! Dia pasti akan membunuhku dengan kesadisan yang hanya bisa kubayangkan! Dia akan mengulitiku. Mencongkel mataku dengan garpu. Merobek bibirku dengan gunting dan membelah perutku dengan pisau dapur dan kemudian dengan senyum malaikatnya, mayatku akan dia sumbangkan untuk serigala-serigala peliharaannya.

Aku bergidik.

"Rupert..." Aku berteriak. Semakin mengencangkan suaraku, merengek.

"Sebentar."

Rupert mengelap tangannya dengan serbet yang menggantung, melepas apron kemudian menaruhnya di atas meja makan lalu menghampiriku di ruang tengah dan duduk di sebelahku. Dia meringis melihat betapa frustasinya aku.

"Ada apa baby?"

"Aku tidak bisa menulis." Kataku padanya. Dan si bodoh itu yang kunikahi atas alasan cinta sejati menertawaiku. "Kenapa kau tertawa? Kau bahagia melihatku seperti ini?" Aku membentak jengkel.

"Sorry baby, aku tak bisa menahan diri. Kau terlihat..." dia berusaha mencari kata yang sopan menggambarkan keadaanku. "Kacau..."

"Apa yang kau harapkan? Aku stress berat. Aku terkena virus writer's block, Rupert. Otakku kosong, tidak ada isinya. Aku tidak bisa menggerakkan tanganku di atas keyboard. Besok softcopy cerita ini harus sudah berada di atas meja Ralph. Kau tahu seberapa gila penyihir hitam itu jika aku melanggar jadwal deadline? Dia akan membunuhku baby~~~ Ah bagaimana dengan anakku? Dia akan menjadi piatu. Oh~~~~ Rupert..."

Aku merebahkan tubuhku ke lantai dan berpura-pura mati. "Katakan pada Ralph aku akan bunuh diri sebelum dia membunuhku. Aku ingin memilih cara matiku sendiri."

Mendramatisir.

Hyperbola.

Katakan aku adalah wanita seperti itu.

"Kau berlebihan Emma. Mungkin kau hanya jenuh, bagaimana kalau kita refreshing sebentar."

"UGH~~~ Rupert, aku tidak butuh refreshing!! Yang kubutuhkan sekarang adalah semangat. Aku butuh passion menulis. Aku butuh sesuatu yang menggerakkan tanganku di atas keyboard dengan lancar. Apa kau bisa menciptakan laptop yang bisa mengetik sendiri? Yang bisa memberikan ide sendiri? Yang bisa menghasilkan novel sendiri? Aku butuh itu Rupert."

Rupert menggelengkan kepala prihatin.

"Setidaknya Refreshing bisa membuatmu segar. Semangatmu akan timbul setelah itu. Biasanya itu terjadi padaku, baby. Apa kau tidak tahu?"

Aku kembali duduk dan menaikkan alisku. Kutatap wajah suamiku. "Benarkah? Setahuku kemarin kau mengomeliku keras ketika aku 'berefreshing'"

Rupert menghembuskan nafas. "Itu karena kau refreshing ke Mall Emma. Kau berbelanja seperti orang gila dan menggunakan kartu kreditku dengan sembrono. Kau bisa membuatku mati muda dengan semua tagihan-tagihan itu. refreshing yang kumaksudkan sekarang ini tak memerlukan biaya sama sekali, kujamin!" Mata Rupert berbinar-binar.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Where stories live. Discover now