Tuan Muda Gila 39

2.4K 150 5
                                    

POV:Author

Bu Rina melenggang pergi dari hadapan Dina yang masih saja diam di tempat bak seorang patung batu.

Tanpa adanya sepatah kata yang dikeluarkan oleh Bu Rina berupa menanyakan kabar atau hal lainnya.

"Kenapa sih orang di rumah ini pada aneh aneh semua," tanya Dina pada dirinya sendiri karna kebingunan dengan sikap semua orang disini kadang baik dan kadang juga misterius.

"Nyebelin deh!" Dina langsung menghentakkan sebelah kakinya lalu ikut pergi menuju kamarnya dengan mood yang hancur.

Sedangkan Denis yang kini sudah bersipa pergi ke suatu tempat tak sengaja menangkap sang calon istri yang tengah menaiki anak tangga dengan wajah masam.

"Aku akan pergi sebentar," ucap Denis yang membuat Dina langsung berhenti ditengah tengah tangga tepat disamping Denis.

"Emangnya mau kemana?" tanya Dina.

"Mau ketemu Aril sebentar cuman mau ngebicarain soal perusahan," jawab Denis.

"Lama nggak?" tanya Dina yang membuat Denis langsung tersenyum manis.

"Nggak lama kok sayang kan tadi aku bilang cuman sebentar," Denis langsung mengusap pelan pipi kanan Dina.

"Kalau gitu aku jalan dulu yah!" Denis langsung mencium tangan kanan Dina dengan lembut lalu berbalik dengna melambaikan tangannya kebelakang. Bukannya kebalik yah tapi nggak papa deh sekali kali boleh kan?.

Dina langsung tersenyum malu malu memegangi tangannya yang dicium Denis barusan membuatnya seketika terbang melayang layang dalam dunia halu.

Dengan senang hati Dina kembali melanjutkan menaiki anak tangga dengan sekali kali melompat lompat kegirangan serta cekikikan mengingat kejadian barusan.

"Lalalalala, Hmmm." Dina mulai bersenandung gembira sembari memasuki kamarnya.

ººº

Disisi lain Denis yang tengah berjalan kearah sebuah restoran berbintang yang dapat dilihat dari segala desain dan interior yang memenuhi penjuru restoran.

Dipojok kanan terdapat seorang pria yang sedang duduk dan menatap Denis yang tengah masuk menuju ke arahnya dengan beberapa orang dibelakang Denis.

"Selamat datang Tuan Muda," Aril langsung berdiri menunduk hormat saat Denis sudah berada didepannya dengan wajah yang begitu datar tanpa adanya ekspresi.

Denis langsung duduk berhadapan dengan Aril yang duduk sebelum Denis. Segenap keduanya saling menatap satu sama lain saling melempar pandangan hingga Aril membuka percakapan.

"Oh iya tuan ini adalah bukti bukti yang ada minta," Aril langsung mengeluarkan sebuah map coklat dari tasnya yang terlihat tebal sepertinya berisi sebuah dokumen atau apalah.

"Bagus, apa semuanya cukup kuat?" tanya Denis dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Insya Allah kuat tuan," jawab Aril yang langsung mendorong pelan map tersebut kearah Denis.

"Oh iya aku ingin memberitahumu sesuatu kalau minggu depan aku akan menikah," ucap Denis yang sontak berhasil membuat Aril diam seribu bahasa serta para pengawal yang sedari tadi diam menatap mereka.

"Oh astaga tuan," Aril menutup mulutnya dengan kedua tangannya dengan bola mata yang hampir keluar karna melotot.

"Tuan akan menikah?" Denis mengangguk santai melipat tangannya didepan dadanya.

"Wah!! Tuan tidak akan tidak akan kesepian lagi dong," Aril langsung menepuk nepuk pundak Denis dengan girangnya dan tidak menyadari kalau Denis menatapnya dengan tatapan horor.

"Pak istigfar," bisik salah saty pengawal yang membuat Aril langsung kembali sadar dan melihat Denis yang sudah menatapnya dengan tatapan horor.

"Eh Tuan ah-- maaf yah," Aril langsung menarik tangannya dari pundak Denis sembari tersenyum kikuk dengan keadaan Denis sekarang ini.

"Dasar lebay!" cibir Denis yang memencingkan matanya.

"Hehehehe maklumin aja yah tuan namanya juga ikut bahagia," Aril langusng menggaruk garuk kepalanya tanda dirinya gugup.

"Oh iya aku ingin kamu menghubungi dan mengundang semua rekan kerja ku diacara ku nanti," pesan Denis yang membuat Aril mengangguk patuh dan paham.

"Baik tuan saya akan melaksanakannya segera," ucap Aril.

Setelah selesai Denis langsung pergi sesuai dengan janjinya kepada Dina bahwa ia hanya sebentar.

Dalam perjalanan Denis terus memikirkan Dina yang terus membuatnya tersenyum saat mengingat kejadian ditangga.

ººº

Dina yang kini tengah tertidur pulas diatas ranjang miliknya karna malam yang sudah lama menyelimuti malam.

Dari balik jendela ada seseorang yang sedang mengawasinya dari dalam tidurnya yang nyenyak.

"Tidak akan kubiarkan kau bahagia," ucap seseorang tersebut yang membuatnya sontak terkejut hingga membuatnya terkejut karna ketukan pintu kamar Dina dari luar.

Seseorang tersebut langsung menghilang dari balik jendela kamar Dina seperti hantu saja.

"Dina apa kau didalam," tanya Denis disela sela ketukan pintu kamar Dina yang tertutup rapat.

Tak ada jawaban Denis langsung memutar handel pintu kamar Dina yang tidak ia kunci. Benar benar gadis bodo.

Tatapan Denis menulusur seluruh kamar Dina menemukan sang kekasih yang tengah terlelap dalam tidurnya.

Denis mendekat dengan sebuket bunga mawar merah yang ia genggam dengan erat ditangan kanannya. Denis menjongkok menempatkan sebuket bunga itu diatas nakas Dina.

Menatap lekat wajah sang kekasih yang tengah tertidur begitu damai dialam bawah sadarnya.

Tangan Denis terangkat mengusap pelan hijab yang masih membalut kepala Dina. Sudut bibirnya mulai tertarik mengukir sebuah senyuman manis disana.

Rasa cinta kian bergetar dihati Denis memuncakkan keinginan memiliki.

"Maaf karna melibatkan mu dengan semua ini,"

"Aku mencintaimu sangat mencintaimu," kecupan hangat menerpa dahi Dina setelah mengatakan sebuah kalimat yang teramat memiliki arti begitu dalam.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang