Tuan Muda Gila 28

2.9K 176 3
                                    

POV: Author

Denis yang melihat Aril sudah sampai segera memberikan kode kepada Aril agar segera masuk. Aril pun membuka pintu mobil milik Denis dan meletakkan dua tas besar berisi uang yang diminta

"Tuan ingin apakan semua uang ini?" tanya Aril yang mengatur letak posisi tubuhnya yang tadinya menyamping sekarang duduk lurus.

"Sudah ku bilang ini semua untuk menyelamatkan Dina," jawab Denis yang menatap lurus kedepan.

"Tapi tuan Dina itu hanya gadis sederhana yang tak mempunyai apa apa dan kenapa tuan begitu peduli kepadanya?" tanya kembali Aril kepada Denis yang sesekali menoleh kearah Denis yang tengah menatap lurus tubuhnya.

"Dia bukan perempuan sederhana yang tak memiliki apa apa dia adalah calon ibu dari anak anak ku nantinya dan kenapa karna aku begitu sangat mencintainya bahkan aku rela menyerahkan segalanya hanya untuk Dina," jelas Denis yang membuat Aril sedikit tertegun mendengar penuturannya.

"Tidak mudah bagiku untuk mengingat semuanya Aril, dari waktu aku tau bahwa aku pernah kehilangan kewarasan sampai menemukan seorang gadis yang rela merawat orang gila sepertiku ini," Aril tak percaya dengan yang dikatakan Denis. Benar benar membuat dirinya terkejut bukan main.

"Tuan sudah mengingat semuanya?" tanya Denis memastikan dengan ucapan Denis.

Denis mengangguk dan menjawab. "Aku sudah mengingat semunya Aril hanya samar samar tapi tidak dengan seorang gadis sederhana yang membuat hatiku terpikat olehnya," jawab Denis.

"Maaf tuan sudah berbohong kepada anda," Aril langsung menunduk lesu.

Tiba tiba saja handphone Denis berdering memunculkan sebuah pesan dari seseorang yang tak dikenal. Denis sudah tau kalau itu pesan dari penjahat yang menculik Dina.

"Sudahlah Aril, cepat pergi." usir Denis.

Aril menghembuskan napas pelan lalu kembali menatap tuan muda nya. "Baik tuan," ucap Aril pasrah.

Aril segera membuka pintu mobil Denis dan berniat keluar tapi langkahnya terhenti saat mendapati senapan laras panjang milik Denis yang berada disamping tas yang tadi dibawahnya mungkin tadi memerhatikan objek tersebut.

"Tuan ingin membunuh seseorang lagi?" tanya Aril berbalik.

"Bukan hanya membunuh tapi aku akan menggantikan sementara tugas dari malaikat maut," jawab Denis yang tersenyum miring.

Setelah mendengar jawaban dari Denis, Aril segera bergegas pergi dan meninggalkan Denis.

POV: Denis.

Segera aku melajukan mobilku membela jalanan Ibukota menuju alamat yang diberikan oleh penculik yang menculik Dina.

Jalanan demi jalanan kulalu hampir sudah aku masuk kedalam sebuah hutan yang begitu cukup lebat hingga mobilku berhenti saat melihat gedung tua dan sebuah mobil sedan yang dipakai menculik Dina terparkir didalam semak semak dekat dari gedung tersebut.

POV: Dina

Aku masih terduduk diatas lantai kusam dan berdebu mendengar langkah kaki seseorang memasuki ruangan tempatku disekap yah siapa lagi kalau bukan pasangan kekasih tersebut.

"Sheila cepat pakai ini," pintah Evan sembari melempar sebuah topeng kearah Sheila.

"Untuk apa Evan?" tanya Sheila kebingungan.

"Untuk menutupi wajahmu karna Denis sekarang sudah tiba," jawab Evan. Sheila mendengar itu tersenyum miring melihat tingkah bodoh Evan.

"Kau ini bodoh atau apa, percuma kita memakai topeng jika Dina saja sudah melihat wajah kita dan Dina itu tidak buta Evan." tekan Sheila yang meruntuki kebodohan sang kekasih.

Evan terkekeh kecil saat pikirannya mulai memikirkannya kembali sungguh bodoh lelaki yang satu ini. Diriku tetap diam saat menyimak perbincangan mereka berdua. Namun ada rasa senang saat mendengar Denis sudah ada didepan datang untuk menjemputnya.

"Sudahlah cepat bawa dia aku akan kedepan menyambut mantanku tersayang," tutur Sheila yang langsung meninggalkan Evan dan diriku.

Evan sejenak terdiam menatapku dengan tatapan yang tak bisa dibaca sama sekali dan tersenyum tipis kearahku.

Aku heran mengapa penjahat tersenyum kepada sandranya bukannya membentak atau memukul memang diluar dugaan.

"Maaf yah," Evan membantuku berdiri dengn kaki yang memar karna dipukuli Sheila.

"Maaf atas semua ini," ucapnya kembali. Aku hanya tetap diam tak menanggapi sikap Evan yang begitu lembut tidak seperti Sheila. Mungkin saja Evan hanya terhasut oleh rayuan Sheila.

Evan menuntunku berjalan hingga kami sampai didepan gedung terlihat Sheila yang tengah berdiri diantara beberapa pria yang berbadan kekar didekatnya. Namun tatapanku beralih pada pria tinggi yang tengah berdiri dihadapan Sheila yang tak lain adalah Denis.

POV: Denis

Segera aku turun dari mobilku menenteng dua tas besar. No! Aku tidak membawa senapanku lagi pula aku akan bermain sedikit sebelum membantai mereka satu persatu.

Aku mendekat kearah gedung tua tersebut melihat kedalam dan kesekeliling gedung tua tersebut. Aku melihat tengah seorang telah berdiri menatapku ada perempuan ditengah tengah pria tersebut yang tak lain Sheila yang tersenyum bengis kearahku.

"Selamat datang mantanku tersayang!" sambut Sheila.

Aku tersenyum miring menanggapi Sheila. "Jangan banyak bacot," tekanku kepada Sheila.

"Tunggulah sebentar kekasihmu akan segera datang," ucap Sheila.

Aku menatap kedalam saat seorang perempuan yang tengah dibimbing oleh seorang lelaki yang tak lain adalah Evan dan Dina.

Aku tersenyum tipis saat melihat keadaan Dina yang begitu menyedihkan. Mata sembab, badan memar, hijab yang kotor dan gamisnya yang begitu kusut.

Aku berpikir seberapa kejamnya Sheila menyiksa Dina hingga keadaanya seperti itu. "Maafkan aku Dina, mungkin memang aku begitu terlambat," umpatku dalam hati melihat tatapannya yang begitu sendu nan sedih.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Where stories live. Discover now