Tuan Muda Gila 26

3K 190 11
                                    

POV: Dina

Mataku mulai terbuka saat melihat sekelilingku adalah sebuah gedung kosong yang begitu besar. Aku mulai menggerakkan tubuhku yang didudukkan dikursi namun tak bisa karna diikat oleh tali dan mulut yang ditutup dengan lakban.

Aku mulai menangis saat mengingat akan Denis yang tadi dipukuli. Apakah dia baik baik saja atau tidak.

"Hmmm," Aku berteriak meronta ronta dan terisak berharap ada orang yang mendengar.

"Tolong aku, aku mohon." batinku.

"Denis aku takut," lirihku dalam hati.

Sejenak aku melihat dari kejauhan ada seorang yang berjalan mendekat kearahku dengan pakaian serba hitam yang menutupi hampir semua wajah dan tubuhnya sehingga hanya mata yang dapat dilihat jelas tapi mata itu sungguh tak asing seperti sering aku lihat.

"Dina?" panggilnya.

"Kamu takut yah nak?" tanya orang itu sepertinya ia seorang perempuan.

"Hmm, dimana Denis mu." tanya perempuan tersebut.

Aku menggeleng dengan cepat saat perempuan itu menyebut nama Denis. "Kau tidak akan selamat dari Denis," batinku.

"Dimana pahlawanmu!" Perempuan tersebut langsung meninggikan suaranya dan menodongkan sesuatu kearahku yakni sebuah pisau.

"Stop! Jangan gegabah," seseorang langsung menghentikan aksi perempuan itu. Sheila dan Evan yang sedang berjalan kearahku jadi siapa perempuan ini.

"Jangan gegabah dalam membuat masalah," ucap Sheila yang langsung mengambil pisau dari tangan perempuan tersebut.

"Atau kau tidak akan mendapatkan uangmu," sambung kembali Sheila.

"Dan kau Dina, apakah Denisku baik baik saja?" tanya Sheila yang memegang daguku dan menatapku dengan tatapan  mengejek.

"Apakah Denis masih mencintaiku?" tanyanya kembali.

Aku langsung mengepalkan tanganku yang terikat menatapnya dengan sorot mata tajam.

"Apa?! Mau ngelawan?" tanya Sheila sembari menapik kasar kepalaku.

Aku terus menatapnya dengan sorot mata tajam hingga sebuah tamparan keras menyentuh pipiku.'Plakkk'.

"Berani banget yah kamu menatap saya dengan tatapan seperti itu," ucap Sheila sembari menunjuk nunjuk.

Sheila ingin menamparku sekali lagi hingga Evan langsung menghentikan Sheila.

"Sudah cukup Sheila," perintah Evan yang menahan tangan Sheila yang terangkat.

"Kau ini jangan membelanya biar aku yang mengakhiri hidupnya sekarang," Sheila langsung meronta ingin melepaskan pegangan tangan Evan namun tenaganya tak kuat untuk melawan.

"Cukup Sheila rencana kita hanya ingin meminta tebusan bukan membunuhnya," lerai Evan.

Sheila diam menatap dalam Evan yang menghentikan aksinya.

"Sudah cukup Sheila," sambung Evan.

"Ku mohon mengertilah," lirih Evan sembari memegang pipi Sheila lembut.

Sheila langsung tersenyum mengangguk melihat Evan yang begitu lembut kepadanya.

"Ya sudah ayo kita pergi dari sini," ajak perempuan itu.

"Mari," ucap Evan yang langsung menarik tangan Sheila diikuti oleh perempuan tersebut.

Sedangkan aku masih terpaku diam saat mendengar perkataan Evan bahwa aku hanya bahan untuk meminta tebusan kepada Denis.

"Ini makan!" ucap seorang pria berbadan kekar sembari membawakan sebuah piring yang berisi nasi dan ikan kering.

Pria tersebut langsung melepaskan ikatan ditanganku dan lakban yang menutupi mulutku.

"Dan jangan coba coba untuk kabur," ucap Pria tersebut yang langsung meninggalkanku.

Aku langsung menjatuhkan tubuhku diatas lantai yang kotor dan berdebu tempatku disandra.

Aku melihat piring tersebut ada rasa tak ingin makan saat mengingat kembali Denis. Aku menitihkan air mata melihat sekujur tubuhku yang memar dan berdarah.

"Hiks hiks, aku takut Denis" lirihku sembari memeluk kedua lututku.

"Pak, Bu Dina takut." sambungku kembali.

POV: Author

Sedangkan disisi lain Denis yang tengah memakai kemeja putih dan setelan jas warna hitam dan tak lupa ia membawa sebuah benda kesayangannya yakni senapan laras panjang miliknya.

"Tunggu aku Dina," Denis langsung memasukkan beberapa peluru didalam senapannya.

"Aku tidak akan mengulangi kesalahanku yang sama," ucap Denis yang langsung beranjak keluar pergi.

Denis berlari kecil menuruni anak tangga sembari menenteng senapan kesayangannya.

Hingga Denis melihat sang Ibu sedang baru saja masuk dari rumah. Denis pun bertanya pada Mamanya. "Mama dari mana,"

Bu Rina pun terkejut saat mendapati sang anak yang tengah berpakaian rapi menenteng senapan.

"Mama dari luar nak mencari Dina," jawab Bu Rina.

Denis segera pergi meninggalkan Mamanya hingga Mamanya berteriak kearahnya. "Kau mau apakan senapan itu Denis,"

"Ingin membunuh binatang," jawab Denis sembari masuk kedalam mobilnya yang dibantu pak Suli.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Where stories live. Discover now