Tuan Muda Gila 23

3.1K 189 3
                                    

POV: Dina

Denis melajukan mobilnya membela jalanan Ibukota menuju pasar terdekat. Aku akui keluarga Dirgantara memang keluarga terpandang dan kaya raya namamun sifat nya yang merakyat bahkan belanja dipasar tidak seperti keluarga lainnya berbelanja ditempat tempat super mewah.

Aku terus memandang kedepan tanpa arah dan keheningan yang menyelimuti perjalanan kami.

Denis terus diam sesekali melirik handphone yang ia bawa mungkin ada pesan masuk ataupun ada hal penting yang ingin lihat.

Setelah hampir 15 menit kami dalam perjalanan akhirnya kami pun sampai dipasar yang agak cukup besar dan bersih.

"Hah akhirnya," Aku tersenyum keluar dari mobil melihat pemandangan pasar yang begitu ramai dipadati para pedagang dan pembeli.

Kulihat Denis langsung menutupi kepalanya menggunakan tutup kelapa switernya.

Denis melirik ku sebentar entah kenapa ia seperti kebingungan. Aku hanya tersenyum saat tatapan kami bertemu.

Aku langsung melangkah memasuki pasar namun ada tangan yang menggenggam erat tanganku siapa lagi kalau bukan tangan Denis.

Aku tersenyum malu malu saat genggaman tangan Denis begitu erat menggenggam tanganku. Rasanya aku terbang terbawa rasa malu.

"Ayo jalan ngapain bengong," ucap Denis.

Gak papa dimarahin yang penting genggaman tangannya tak dilepaskan.

Aku mulai memilih bahan bahan dapur yang sudah dicatat Bi Iyem untuk dibeli.

ººº

POV: Denis

Aku kini sedang berada didepan pasar menemani Dina berbelanja untuk keperluan dapur.

Aku melihat Dina begitu bahagia saat kami mulai memasuki pasar. Aku pun langsung menggenggam tangan Dina erat erat takut dirinya menghilang dalam kerumunan orang biarlah berpikir aneh aneh yang penting dirinya tidak dalam bahaya.

Mata ku terus menatap seisi pasar yang begitu ramai dipadati namun mata ku tertuju pada beberapa pria berbadan kekar dan memakai pakaian serba hitam menatap terus kearah Dina itu membuatku risih.

Aku menguatkan genggaman tanganku ke Dina. Aku pun terus menatap balik pria tersebut tak tahu apa yang akan mereka lakukan.

ººº

POV: Dina

"Yah ini juga Bu," ucapku menunjuk kearah ayam yang berukuran sangat gemuk.

Terasa genggaman tangan Denis makin erat saja ditangan ku membuatku ikut membalas menggenggam erat tangannya.

Mata Denis terus menatap sesuatu yang entah kemana ingin sekali aku menanyakan nya tapi takut jika dibentak lagi.

Aku pun melanjutkan berbelanja tanpa menghiraukan Denis yang tengah menatap apa. Bodo amat dah.

Hampir 30 menit kami berada didalam pasar untuk berbelanja dan berdesak desakan dengan pembeli yang lain tidak menjadi masalah Denis malahan ia tidak pernah melepaskan pegangan tangannya dari ku. Ah jadi baper deh.

Kami pun segera bergegas keluar dari dalam pasar setelah merasa semua barang barang yang dicatat sudah dibeli semua dan pada saat itu juga Denis melepaskan genggaman tangannya dariku. Tapi rasanya aku tak ingin melepaskannya namun apa boleh buat.

"Ah, akhirnya selesai juga." Aku langsung menyandarkan kepalaku di kursi mobil bagian depan setelah meletakkan barang barang yang kami beli dibelakang jog mobil.

Denis pun segera masuk kedalam mobil dengan wajah yang begitu datar sangat datar kayak tembok.

Denis menatapku sekilas lalu kembali menatap kedepan.

"Pasang tuh sabuk pengaman kalau nggak mau jalan kaki," perintahnya dengan nada dingin. Tega amat sih lagi cowok.

Ada kendalanya saat aku memasang sabuk tapi aku tetap berusaha agar Denis tak memarahi ku lagi.

Kami pun segera berangkat saat memastikan aku sudah memasang sabuk pengaman dengan benar.

Denis melaju dengan kecepatan rata rata membela jalanan Ibukota. Namun mata Denis terus melihat ke kaca spion mobil.

ººº

POV: Denis

Entah kenapa seperti ada mobil sedan yang terus mengikuti kami dari belakang. Sebenarnya aku sudah sadar diikuti dari kami ingin pergi berbelanja hingga kami pulang.

Aku melirik sekilas Dina yang tengah kebingungan denganku yang langsung menambah kecepatan mengemudiku yang tadi santai kini mengemudi dengan kecepatan setan.

Masih dengan mobil yang sama yang juga menambah kecepatan mengemudi mereka.

ººº

POV: Dina

Aku terkejut saat Denis menambah kecepatan mengemudinya. Aku mulai memiliki rasa yang tak enak saat melihat ada mobil sedan mengikuti kami dari belakang.

"Tuan, seperti ada yang mengikuti kita." ucapku yang melirik ke kaca spion.

"Aku sudah tau," jawabnya.

Hingga kami masuk ke jalanan yang begitu sepi malahan sangat sepi tetapi mobil itu terus mengikuti kami kemana pun kami pergi sampai saat Denis mengeluarkan sebuah...

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Where stories live. Discover now