Tuan Muda Gila 14

3K 192 1
                                    

POV: Author

Suara langka kaki memasuki gerbang rumah kediaman Dirgantara. Seorang gadis yang mulai tersenyum menyambut dirinya sendiri. Siapa yang tak mematuhinya sedangkan dirinya punya hak dirumah ini.

"Halo semua!" Gadis itu memasuki rumah melihat Dina, Bu Rina dan Bi Iyem sedang berbincang bincang langsung melihat siapa yang bertamu.

"Sheila," Ternyata gadis itu yang tak lain adalah Sheila yang begitu anggun memakai kacamata hitam dan baju yang begitu terbuka.

"Seneng yah aku datang," ucap Sheila dengan percaya dirinya sembari melepas kacamata yang ia pakai.

Dina menaikkan sebelah alisnya bingung dengan apa yang Sheila katakan barusan.

"Masuk," Seorang pria langsung masuk mengantarkan beberapa barang seperti seorang yang sedang pindahan.

"Apa apaan ini?!" tanya Bu Rina dengan nada yang mulai meninggi.

"Oh iya aku lupa kalau mulai hari ini aku tinggal dirumah pacarku," jawab Sheila dengan santainya.

Dina yang mendengarnya sontak sangat terkejut bukan main karna Sheila akan tinggal bersamanya dengan satu atap.

"Bi Iyem sekarang siapin aku kamar yang bagus, Aku capek mau istirahat." pintah Sheila. Namun Dina langsung menyambar. "Enak aja langsung nyuruh nyuruh emang kamu punya hak apa?" tanya Dina yang tadinya diam kini angkat bicara.

"Oh lo lupa yah kalau gue ini pacarnya majikan loh!" pekik Sheila.

"Atau lo mau gue bikin lo sengsara lagi ha?!" ancam Sheila.

"Cepat Bi Iyem!" Bi Iyem segera berlari terbirit birit saat Sheila mulai marah dan membentak.

Bu Rina langsung saja jatuh duduk disofa tak percaya dengan hal yang ia saksikan bahwa Sheila akan tinggal bersamanya dalam satu atap.

"Bu? Apa Ibu baik baik saja?" tanya Dina.

"Ah, Ibu baik baik saja Nak." jawab Bu Rina sembari tersenyum paksa.

"Hey kau gadis kampungan, cepat siapkan aku makanan yang enak. Aku lapar!" titah Sheila yang menunjuk kasar ke arah Dina yang tengah duduk.

Dina langsung berdiri namun tangannya dicekal oleh Bu Rina yang mendongak menatap putrinya dengan gelengan kepala.

"Gak papa kok Bu," Dina langsung mengusap pelan punggung tangan sang Ibu dengan lembut dan melepaskannya secara perlahan, lalu berjalan menuju dapur.

Bu Rina begitu sedih dirinya tak bus berbuat apa untuk membela sang putri angkat yang kembali diperlakukan semena mena oleh Sheila.

Sedangkan Sheila langsung duduk di dekat Bu Rina sembari tersenyum penuh kemenangan. "Mama, sekarang aku yang berkuasa." Sheila langsung tersenyum bengis menatap Bu Rina.

"Dan juga jaga rahasia yah," Sheila menempelkan tunjuk tangannya dibibir Bu Rina yang terdiam kaku.

Rahasia? Yah tentunya rahasia Sheila yang sudah lama Bu Rina sembunyikan apalagi kalau bukan perselingkuhan Sheila dengan pria lain. Wanita paruh baya tersebut tidak bisa berbuat apa apa ia hanya bisa menutup mulutnya untuk menyelamatkan kedua anaknya.

"Non kamarnya udah siap," ucap Bi Iyem seraya menunduk takut.

"Cepat bawa barang barangku ke kamar ku," titah Sheila kepada pria yang adalah sopirnya.

"Mari pak saya antar," ucap Bi Iyem. Pria tersebut pun langsung mengikuti Bi Iyem dari belakang.

Lalu disini lain Dina yang sibuk memasak untuk Sheila. Setelah beberapa menit Dina pun selesai memasak.

"Dina mana makanannya!" Sheila mulai berteriak teriak.

"Iya sebentar," Dina segera mempercepat jalannya menuju meja makan.

ººº

"Ini," Dina langsung meletakkan nasi hangat, lauk pauk diatas meja makan tepat didepan Sheila.

Sedangkan dari tadi Bu Rina dan Bi Iyem terus menatap Dina dari kejauhan khawatir Sheila akan melakukan hal yang tidak tidak.

Sheila mulai memasukkan sesendok nasi dalam mulutnya mengunyahnya dengan tenang namun bukannya ia telan malah ia keluarkan kembali dan mengenai Dina.

"Uwekkk...Hah!" Sheila langsung meminum segelas air yang disediakan didepan hingga tandas.

'Brakk' "Kau ini ingin membunuhku!" Sheila langsung berdiri menatap Dina yang menunduk takut.

Dina tak menjawab ia hanya terus menunduk hingga 'Plakk' suara tamparan menggema.

"Ini adalah hukuman untukku!" pekik Sheila.

Pipi Dina memanas tak tahan dengan perihnya tamparan yang dilayangkan Sheila padanya membuat bulir air mata yang  sudah  tak tertahankan jatuh begitu saja.

"Maaf.." Dina tak berani menatap Sheila.

'Brakkk' pecahan kaca terdengar dan berhamburan lantai rumah akibat Sheila yang mendorong semua peralatan makan di meja jatuh hingga memecah keributan.

"Pungut semua ini dengan menggunakan yang kosong dan jangan meminta bantuan atau aku akan memberimu hukuman lagi," Sheila langsung meninggalkan Dina yang sudah menangis tersedu sedu.

Dina segera berlutut menangis sembari mengambil pecahan kaca yang berhamburan di lantai rumah.

Bu Rina dan Bi Iyem langsung menghampiri Dina yang sudah menangis setelah menyaksikan anak mereka disiksa.

"Nak mari ibu bantu," Bu ingin mengambil pecahan kaca tersebut dari lantai namun Dina mencegahnya dengan mencekal tangan Bu Rina sembari menggeleng kecil.

"Gak usah Bu, biar Dina aja yah." Dina  berusaha tersenyum meski pipinya begitu perih akibat tamparan keras di pipinya.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang