Tuan Muda Gila 15

3.1K 215 3
                                    

POV: Dina

Namun Bi Iyem tidak benar benar pergi Bi Iyem langsung berlari kearahku dan langsung membantu membersihkan pecahan kaca di lantai.

"Hey sudah kubilang jangan ada yang membantunya," bentak Sheila yang langsung berlari mendekat dan menarik rambut Bi Iyem dengan kasar.

"Ah sakit non," ringis Bi Iyem

"Pembantu sialan!" Sheila langsung mendorong hingga membuatnya jatuh tersungkur.

"Berani beraninya kau membangkang!" ucap Sheila.

Diriku yang menyaksikan penyiksaan itu tidak tinggal diam jika wanita yang sudah kuanggap sebagai Ibuku diperlakukan dengan kasar. Oh jangan harap aku diam.

Ampun non," lirih Bi Iyem yang sudah tersungkur di lantai.

"Jangan panggil aku non, tapi nyonya," pintah Sheila.

Aku tak ingin tinggal diam jika wanita yang sudah kuanggap sebagia Ibuku sendiri dilukai oleh gadis yang tak mempunyai hati nurani.

'Kini saatnya kamu melawan Dina,' bisik batinku yang mulai menyakinkanku.

Aku langsung maju kearah Sheila sembari menatapnya dengan tatapan berani membuat Sheila mengerutkan dahinya.

"Apa.." Sheila tidak melanjutkan kalimatnya saat tanganku terangkat dan mengenai pipinya 'Plakk' membuatnya langsung tersungkur ke lantai dengan kerasnya.

"Ini balasan untuk orang yang tak pernah menghargai orang tua!" Hari ini aku akan menunjukkan jati diriku yang sebenarnya bukan gadis yang cengeng tapi kembali menjadi gadis  pemberani.

"Kau belum tau siapa diriku yang sebenarnya Sheila, dulu aku memang slalu menerima perlakuan kasarmu padaku tapi sekarang tidak lagi! Aku sudah muak dengan ini semua apalagi kau melukai wanita yang sudah ku anggap sebagai Ibuku sendiri," Dina kau memang benar benar berani hari ini melawan seorang gadis yang sebelumnya menyakitimu aku bangga dengan diriku sendiri.

"Bahkan hewan saja jijik jika serumah denganmu!" Aku langsung menunjuk kasar Sheila yang sudah duduk di lantai.

Napas ku memburu sorot mataku yang menajam menahan untuk melukai Sheila.

Sheila langsung bangkit dan berdiri tegap menatapku dengan tatapan kesal.

"Loh udah berani banget yah sama gue!" Sheila ingin menjambak hijabku tapi sebuah tangan kekar menahannya.

"Jangan berani melukai dia," ucap Pria tersebut yang tak lain Denis yang baru saja kembali.

Aku tersenyum girang saat Denis langsung berada di depanku untuk melindungiku.

"D-enis," Sheila terbata bata saat menatap Denis yang sudah ada didepannya.

"Mulai hari ini kita putus! Semua fasilitas dan hak yang kuberikan akan ku tarik kembali termasuk bebas memasuki rumahku ku tarik!" kata Denis disetiap ucapan dengan nada meninggi.

"Aku bisa jelasin Denis," rengek Sheila namun Denis begitu acuh dengan Sheila.

"Penjaga!" Denis mulai berteriak membuat penjaga rumah berhamburan.

"Usir dia dari sini! Dan kalian semua a pecat!" Perintah Denis dengan sorot mata memerah.

"Sekarang!" Penjaga rumah langsung menyeret Sheila serta barang barangnya keluar dari kediaman Dirgantara.

Denis mulai menstabilkan napasnya yang tadinya seperti tidak bernyawa.

Aku langsung memeluk haru kedua Ibu ku yang tadinya terpaku diam dan membisu.

"Terima kasih Ya Allah," Aku menangis dalam pelukan kedua Ibuku.

Bu Rina langsung menghampiri Denis yang masih menatap kosong kearah luar sedari tadi.

"Nak?" Denis langsung menoleh saat bahunya dipegang oleh Bu Rina.

"Mama mau beritahu kamu tentang sesuatu," ucap Bu Rina.

"Tidak usah Mah, Denis Denis tau kalau selama ini Sheila selingkuh dengan pria lain apalagi pria itu musuh Denis. Denis benci dengan pengkhiatan!" Denis langsung pergi meniggalkan kami bertiga.

Aku sungguh terkejut pria? Musuh? Kenapa Sheila begitu murahan dan serakah mencintai dua pria dalam satu hati?.

Lamunan ku buyar saat Bi Iyem menegurku. "Mari non Bibi obatin lukanya," Bi langsung menarik ku dan membawa duduk diatas sofa disusul oleh  Bu Rina.

Aku masih memikirkan perkataan Denis yang tadi dirinya lontarkan.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Where stories live. Discover now