Tuan Muda Gila 13

3.3K 200 1
                                    

POV: Author

Pagi mulai menyambut matahari yang terbit dari ufuk timur dan langit yang mulai menjadi biru kebiruan.

Hari ini Dina menjadi sehat kembali setelah insiden yang hampir membuatnya terbunuh akibat ulah Sheila.

Seperti biasa Dina sudah bersiap siap karna Dina tidak pernah tidur saat selesai melaksanakan Shalat subuh, kan haram.

Dina mulai menghembuskan napas pelan pelan mencoba melupakan kejadian semalam.

"Ayo semangat Dina!" Dina mulai menyemangati dirinya agar tak mengingat kejadian semalam yang membuatnya hampir terbunuh.

Dina segera menuruni anak tangga menuju kebawa ingin menyapa kedua Ibunya.

"Selamat pagi Bu," Dina langsung memeluk dari belakang Bu Rina yang tengah duduk di meja makan yang langsung dibalas dengan ciuman dikening Dina.

"Pagi juga Nak," balas Bu Rina yang langsung mengukir senyum tipis.

"Mari kita sarapan dulu," Bu Rina langsung menarik tangan Dina membuatnya menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi.

"Nah sekarang kamu makan yang banyak biar tambah kuat yah," ucap Bu Rina sembari mengambil dua tumpuk roti dan mengolesinya dengan selai kacang.

Tak lama kemudia Denis pun ikut turun dengan pakaian yang serba hitam dan hanya kemeja yang ia pakai berwarna putih selebihnya hitam semua.

Denis tak berkata kata ia hanya langsung duduk di depan sang Ibu yang menatapnya dengan heran. "Oh iya lupa kalau anakku yang satu ini adalah es kutub utara, entah aku ngidam apa saat mengandung dia sampai sampai dia kayak gini," oceh batin Bu Rina.

Denis masih memikirkan kejadian semalam yang membuat dirinya begitu marah dan murka dengan perbuatan anak pak Broto yang menghajar habis anak buahnya.

Bu Rina langsung menyimpan roti tersebut diatas piring Dina yang masih saja menatap dengan tatapan kosong.

"Kenapa nggak dimakan Nak, kamu lagi mikirin apa?" tanya Bu Rina membuat Dina langsung menatapnya dengan senyum kikuk.

"Hehehe, Anu Bu.. Dina alergi sama kacang." Mendengar hal tersebut Denis menghentikan aktivitas makannya dan menatap Dina dengan tatapan yang tak bisa diartikan sedangkan Bu Rina langsung terkejut karna baru tau soal ini.

"Oh astaga Nak, Ibu tidak tau. Maafkan Ibu yah," Bu Rina mengambil roti tersebut dari atas piring Dina.

"Nah kamu makan punya ibu aja biar ibu yang makan punya kamu yah," Bu Rina langsung menukar rotinya dengan roti Dina.

Gawai Denis tiba tiba saja berdering membuatnya langsung menghentikan makannya.

"Halo,"

{....}

"Bagus, tunggu saja aku sampai disana akan ku bereskan si Broto itu,"

{....}

"Liat saja aku akan memberi dia hukuman yang tak pernah ia pikirkan,"

Denis langsung menutup telponnya dengan wajah yang masih begitu datar tanpa ekspresi. Namun Bu Rina heran siapa yang akan Denis beri hukuman dan siapa Broto itu.

"Nak kamu mau ngehukum siapa, dan siapa Broto itu?" Tanya Bu Rina.

"Mama gak perlu tau," Denis langsung bergegas pergi keluar dari rumah dan langsung memasuki mobilnya untuk berangkat ke tempat tujuannya.

°°°

POV:Denis

Hari ini aku akan membereskan urusanku dengan si Broto itu dan aku sendiri yang akan turun tangan untuk membereskan mereka yang membuat kekacauan di kantorku.

Aku segera turun dari mobilku setelah sampai didepan gedung Broto yang berdiri kokoh. Aku mulai melangkahkan kaki ku diikuti oleh Aril dan beberapa anak buah ku.

"Ck, tamat lah riwayatmu Broto." Ucap Aril dari belakangku.

Aku langsung masuk kedalam ruangan pak Broto melihat dimana keberadaannya.

"Dimana tua bangka itu!" Amarahku sudah tak terbendung lagi.

"Aril cepat geledah dan periksa seluruh kantor ini dan segera temukan tua bangka itu!" pintahku. Segera Aril dan anak buahnya mencari keberadaan pak Broto namun nihil tidak ada tanda tanda bahwa pak Broto ada dikantornya.

"Maaf tuan tidak ada tanda tanda kalau pak Broto ada disini," ucap Aril sembari menunduk hormat.

"Sialan dia berhasil kabur lagi!" Diriku begitu murka beraninya Broto lari dari cengkramannya.

"Arggg!" Aku tidak bisa berbuat apa apa lagi ia harus menunggu anak buahnya mencari keberadaan si tua bangka itu.

POV: Author

Sedangkan di sisi lain Bu Rina dan Dina sedang berbincang bincang diruang tengah sembari melihat berita diTv.

"Nyonya ini minumannya," Bi Iyem langsung menaruh dua cangkir teh diatas meja didepan Bu Rina dan Dina.

"Nak? Sampai kapan kamu seperti ini?" tanya Bu Rina.

"Seperti apa Bu?" tanya Dina kembali.

"Kapan kamu mengungkapkan identitas aslimu nak pada Denis? Apa kamu tidak capek begini terus?" Dina terdiam sejenak mencerna pertanyaan Bu Rina.

"Dina tidak tau bu kapan Dina mengungkap semua ini, capek yah capek tapi mau gimana lagi jika Dina ungkapin sekarang apa Denis akan percaya? Gak bu Denis gak akan percaya lebih baik Dina diam saja biarkan takdir yang bertindak." jelas Dina diiringi dengan senyum tipis.

"Entah kenapa diriku begitu sabar Nak, bahkan setelah engkau hampir terbunuh engkau tetap kekeh dalam pendirianmu." puji Bu Rina sembari mengusap pelan puncak kepala Dina.

"Non Dina memang hebat!" Bi Iyem langsung mengacungkan dua jempol ke arah Dina.

Denis sekarang sedang dalam perjalanan pulang yang membuat dirinya masih dengan keadaan yang sama yakni marah akibat dirinya tak menemukan si tua bangka itu membuat dirinya tak bisa menghabisinya sekarang dan harus menunggu waktu yang lama untuk menemukan Broto dan anaknya kembali.

Namun ketenangan kediaman Dirgantara akan kembali terusik saat langkah kaki memasuki gerbang rumahnya dimasuki oleh seorang gadis yang tak dikenal.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang