Chapter 42.

19.2K 1.7K 69
                                    

Dua hari kemudian..

-• Luke Robert Horan •-

"Luke,kenapa cemberut begitu? Ada masalah apa?" Aku mendongak dan mendapati Ashton yang menatapku penuh konsentrasi,mungkin dia menyadari mood ku yang tengah memburuk ini.

"Tidak ada masalah apa-apa kok." ucapku. Ashton menautkan alis,tanda bahwa ia tidak mempercayai ucapanku barusan.

"Fine." aku memutuskan untuk memberitahu Ashton daripada dia terus menatapku dengan pandangan seperti itu. "Seharian ini Darcy belum mengabari aku,sama sekali belum." ucapku,Ashton tersenyum lebar mendengar ucapanku.

"Ah... masalah percintaan rupanya." ucapnya pada diri sendiri,aku hanya memutar mata mendengar ucapannya. "Luke,mungkin dia masih sibuk. apalagi sekarang waktunya ujian akhir kan?" Aku mendengus mendengar ucapan Ashton.

"Ash,ujian sudah berakhir 3 hari yang lalu. lagipula,saat ujian pun Darcy masih menyempatkan diri untuk menghubungiku walaupun cuma sebentar,setidaknya ia masih memberiku kabar dan aku tau bahwa ia baik-baik saja. tapi kali ini ia sama sekali tidak memberiku kabar,aku khawatir sekali." ucapku frustasi. iya,aku sangat frustasi kali ini. aku khawatir Darcy kenapa-kenapa,apalagi aku sudah menelepon Edward dan Grace untuk menanyakan keadaan Darcy,tapi mereka semua tidak menerima telepon ku,membuatku semakin khawatir. dan jujur,ada bagian dari dalam hatiku yang takut bahwa saat ini Darcy sedang bersama Nash. yeah... bocah itu benar-benar cari kesempatan dalam kesempitan. ia mendekati Darcy saat aku jauh dari nya. Aku sangat khawatir dan takut Nash merebut Darcy dariku,tapi Aiden selalu meyakinkan aku dan ia selalu 'menjaga' Darcy untukku. Aiden selalu memantau Nash dan Darcy,namun Aiden tidak dapat melanjutkan 'tugasnya' itu. Dia akan kuliah di luar London,dan kepergian Aiden membuatku semakin khawatir.

"Luke..Luke.. aku tidak pernah tau bahwa kau tipe lelaki posesif seperti ini." ucapan Ashton membuatku tersadar dari pikiranku. Aku menatap Ashton dan bergumam. "Aku hanya tidak mau kehilangan Darcy." gumamanku ini membuat Ashton tersenyum.

"Oh ayolah,Luke.. Dia mungkin sedang sibuk,nanti juga dia akan mengabarimu. Jangan khawatir begitu,Darcy gadis yang kuat,dia bisa menjaga dirinya sendiri. jangan terlalu khawatir." hiburnya,aku menarik napas dan berdoa dalam hati bahwa ucapan Ashton tadi benar.

"Yah.. kau benar." gumamku. Aku menarik napas,menenangkan diri dan menatap kamar hotel yang kami tempati kali ini. Kamar ini adalah kamarku dan Michael,sedangkan Calum sekamar dengan Ashton. Tapi kamar hotel ku ini sering di pakai sebagai tempat kami berkumpul.

Dan saat ini,hanya ada aku dan Ashton disini. Michael dan Calum pergi entah kemana,katanya sih mau membeli sesuatu,namun sudah dua jam lebih mereka tidak juga pulang. kemana ya mereka? Penasaran,aku pun bertanya pada Ashton keberadaan mereka berdua,namun Ashton hanya mengangkat bahu tanda tak tau.

"Entahlah. katanya sih mereka ada perlu." hanya itu jawabannya. Entah kenapa,aku merasa bahwa Ashton mengetahui suatu hal yang tidak ku tau,tapi aku memutuskan untuk menghilangkan perasaan itu.

"Ya sudah. aku mau tidur siang dulu." gumamku,aku berbaring di ranjang dan bersembunyi di bawah selimut,sebelum aku terlelap,aku sempat mendengar suara tawa Ashton. pasti dia menertawakan aku.

Biarlah.

*****

Dddrtt ddrttt drrrt

Aku meraih nakas sebelah ranjangku,berusaha mencari ponsel ku yang tengah bergetar. Setelah aku menemukan nya,aku pun membuka mata untuk melihat siapa yang meneleponku,dan ketika membaca nama Darcy di layar ponsel ku,aku pun bernafas lega,dan bernafas seolah menghembuskan api seperti seekor naga.

"Dari mana saja kau? Kenapa baru menelepon?" ucapku langsung ketika sambungan telepon tersambung. Aku bangkit dari ranjangku dan memutuskan untuk berjalan menuju balkon kamar hotel. Kamar sekarang sepi,hanya ada aku. Ashton pasti bosan lalu pergi keluar meninggalkan aku. Padahal aku cuma tidur selama tiga jam.

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang