Chapter 31.

22.7K 1.9K 477
                                    

Aku menendang mobil kesayangan namun bodoh ku ini dengan murka. Bagaimana bisa ban mobil ku kempes di saat tidak tepat seperti ini? aku sudah terlambat masuk sekolah,ayah dan Edward juga sudah berangkat,Nash tadi juga sudah di jemput oleh teman barunya..tinggal ibu yang ada di rumah,namun mobil ibu sedang masuk bengkel.

Duh,terus aku berangkat sekolah sama siapa?

Aku mendecak dan sekali lagi menendang ban mobil ku lalu berjalan memasuki rumah. Aku melempar tas ke sembarang tempat dan berjalan mendekati telepon rumah yang berada di ruang keluarga.

Aku memencet nomer yang sudah kuhafal di luar kepala, aku mendengar nada sambung dari nomer yang ku tuju,dan ketika nada itu bergantu dengan suara pemilik nomer,aku langsung membuka suara.

"Grace,kau dimana? Aku bareng dong." ucapku langsung.

"Wah,maaf,D. aku hari ini ada pemotretan,aku tidak sekolah. coba kau telepon Luke saja,dia sekolah kok." jawab Grace.

Menelepon Luke?

Hmm...

Entah kenapa firasatku mengatakan untuk tidak menelepon Luke..

"Tidak usah deh. Aku minta jemput Calum,Michael atau Ashton saja. atau kalau tidak begitu ya naik bus saja." jawabku cepat.

"What are you talking about? apa kau dan Luke bertengkar?"

Tengkar sih tidak...

Tapi... duh.

"Tidak.."

"Kalau begitu kau di jemput Luke! Biar aku menelepon dia. tunggulah,aku akan mengirimkan ksatria bermobil untukmu." ucap Grace sambil tertawa,ucapannya membuat ku memutar mata dan tersenyum sekaligus.

Setelah Grace menutup telepon,aku pun menghampiri ibu ku yang sedang sibuk dengan laptop nya. Ia pasti sedang mengurusi pekerjaan nya.

"Hi mum." sapaku,ibu menoleh dan tersenyum lebar.

"Hi,Cappie. kenapa belum berangkat?" tanyanya.

"Mobilku ban nya tiba-tiba kempes. aku menunggu Luke menjemputku." jawabku sambil duduk di hadapan ibu. Ibuku menutup laptop nya dan memberikan aku perhatian penuh darinya.

Inilah yang kusuka dari ibu,sesibuk apapun,ia pasti akan tetap memperhatikan anaknya.

"I see.. bagaimana kabar Luke?" goda ibu.

"Dia masih tetap sehat seperti biasa." ucapku sambil tertawa,ibu ikut tertawa bersamaku.

"Apa ada sesuatu yang tidak kau ceritakan padaku?" Ucap ibu tiba-tiba setelah aku terdiam,aku menatap mata coklat nya dan menggeleng.

"Nope. i'm fine." ucapku sambil memberi ibu senyuman. Ibu tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Darcy,aku tau kau sedang tidak baik-baik saja. aku tau kau ada satu pikiran yang selalu membayangimu. Aku ibumu,aku tau kau luar dalam." ucap ibu sambil mengusap pipiku. Aku terdiam dan mengangguk.

"Well...apa ibu pernah merasa menyesal karena sudah menyia-nyiakan seseorang yang mencintaimu?" Tanyaku,ibu menatapku dalam,senyuman kecil muncul di wajahnya,dan kemudian ia mengangguk.

"Yup. aku pernah merasakan itu. saat itu,ayah mengejar-ngejar ibu namun ibu malah menganggap ayah biasa saja. dan ketika ayah mu dekat dengan gadis lain,ibu sangaaat menyesal." jawabnya.

Hmm...
Like mother like daughter.

"Lalu... apa yang ibu lakukan?" tanyaku lagi.

"Well.. Ibu telat menyadari perasaanku pada ayahmu,dan ketika aku menyatakan nya,ayahmu sudah terlanjur bersama orang lain." jawab ibu lagi.

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang